Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2022 sebesar 0,66 persen secara bulanan (month to month) dan secara tahunan 5,51 persen (year on year). Berdasarkan komponen, tingkat tekanan inflasi komponen harga bergejolak menunjukkan pelemahan dibanding bulan sebelumnya.
"Sebaliknya, peningkatan komponen inflasi inti dan diatur Pemerintah mendorong inflasi tahunan Desember 2022 ini lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya." kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Senin (2/1/2023).
Baca Juga
Komponen harga yang diatur Pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 13,34 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan November 2022 yakni yang terjadi inflasi sebesar 13,01 persen. Menurutnya, komponen ini memberikan andil terbesar terhadap inflasi di Desember 2022.
Advertisement
Sementara itu, untuk komponen harga bergejolak pada Desember 2022 kembali mengalami inflasi sebesar 5,61 persen, lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi November 2022 sebesar 5,70 persen. Adapun komponen ini memberikan inflasi terhadap Desember 2022 sebesar 0,95 persen.
Sedangkan, komponen inflasi inti mengalami inflasi sebesar 3,36 persen dengan andil terhadap inflasinya sebesar 2,20 persen.
Â
Komponen Pengeluaran
Lebih lanjut, Margo menyampaikan kelompok pengeluaran penyumbang inflasi Desember 2022 tertinggi berasal dari enam komoditas utama, diantaranya beras, tarif air minum PAM, hingga telur ayam ras.
Rinciannya, yaitu tarif air minum PAM yaitu sebesar 0,07 persen, beras 0,07 persen, telur ayam ras 0,06 persen, diikuti kontak rumah 0,05 persen, daging ayam ras 0,04 persen, dan tomat 0,04 persen.
"Ini adalah 6 komoditas utama yang memberikan andil terbesar dalam inflasi Desember 2022," ujarnya.
Sebagai informasi, pada Desember 2022 inflasi Indek Harga Konsumen (IHK) terjadi di 90 kota, dan inflasi IHK tertinggi terjadi di Kota Bandung sebesar 2,04 persen, sedangkan inflasi terendah di kota Sorong sebesar 0,01 persen.
Advertisement
Inflasi sepanjang 2022 Tembus 5,51 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2022 sebesar 0,66 persen secara bulanan (month to month) dan secara tahunan 5,51 persen (year on year). Inflasi Desember 2022 paling besar disumbang oleh makanan, minuman, dan tembakau.
"Sementara untuk inflasi tahun ke tahun atau Desember 2022 terhadap Desember 2021 itu terjadi inflasi sebesar 5,51 persen. Inflasi ini merupakan tahun kalender sepanjang 2022," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Senin (2/1/2023).
Di sisi lain, Margo mengatakan terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 112,85 pada November 2022 menjadi 113,59 pada Desember 2022.
Rinciannya, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,66 persen).
Kemudian, disusul oleh sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,12 persen, atau terjadi inflasi sebesar 0,63 persen. Selain itu, juga diikuti oleh sektor transportasi yang menyumbangkan terhadap inflasi 0,06 persen atau terjadi inflasi sebesar 0,45 persen.
Adapun pada Desember 2022 di 90 kota terjadi inflasi IHK, dan inflasi IHK tertinggi terjadi di Kota Bandung sebesar 2,04 persen, sedangkan inflasi terendah di kota Sorong sebesar 0,01 persen.
Lanjutnya, untuk lebih detail penyumbang inflasi Desember 2022 sebesar 0,66 persen, secara bulanan tertinggi berasal dari enam komoditas utama, diantaranya beras, tarif air minum PAM, hingga telur ayam ras.
Rinciannya, yaitu tarif air minum PAM yaitu sebesar 0,07 persen, beras 0,07 persen, telur ayam ras 0,06 persen, diikuti kontak rumah 0,05 persen, daging ayam ras 0,04 persen, dan tomat 0,04 persen.
"Ini adalah 6 komoditas utama yang memberikan andil terbesar dalam inflasi Desember 2022," pungkasnya.