Sukses

Pertamina Tutup SPBU Campur Pertalite dengan Air di Karawang

PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha Pertamina Patra Niaga menyampaikan permintaan maaf terkait insiden Pertalite tercampur air di SPBU Pertamina Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha Pertamina Patra Niaga menyampaikan permintaan maaf terkait insiden Pertalite tercampur air di SPBU Pertamina Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, pada Selasa (3/1). Kasus ini viral di sosial media dan menyita perhatian warganet.

"Pertamina menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi," kata Area Manager Communication, Relation & CSR Regional Jawa Bagian Barat Pertamina Patra Niaga kepada Merdeka.com di Jakarta, Kamis (5/1/2023).

Eko menerangkan, peristiwa ini berawal dari seorang pengendara sepeda motor datang ke SPBU menyampaikan keluhan karena mesin sepeda motornya tidak dapat dinyalakan setelah melakukan pengisian Pertalite. Konsumen tersebut menguji kondisi motornya dengan mengambil sampel BBM yang masuk ke tangki motor dan benar tercampur dengan air.

"Kondisi ini dibenarkan oleh mekanik yang sengaja didatangkan pihak SPBU untuk melakukan pengecekan," ujar Eko.

Mendapati hal tersebut, Pihak SPBU langsung melakukan pengecekan ke tangki penyimpanan BBM yang diduga terkena rembesan air hujan. Kondisi saat ini tangki penyimpanan BBM telah steril dan sudah diperiksa ulang dan dikeringkan dari sisa air.

Selanjutnya, Pengelola SPBU telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dari Polsek Rengasdengklok. Saat ini, SPBU berhenti beroperasi untuk penanganan lebih lanjut dan untuk layanan pengisian BBM masyarakat dapat ke SPBU terdekat yaitu SPBU 34.413.25 dan SPBU 34.413.31 Rengasdengklok.

"Untuk informasi mengenai produk, layanan dan program Subsidi Tepat, masyarakat dapat menghubungi Pertamina Call Center 135," ucap Eko. 

2 dari 3 halaman

Dibongkar BPH Migas, Operator SPBU Ikut Selewengkan BBM Subsidi

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) membongkar modus operandi oknum yang bermain dalam kasus penyalahgunaan BBM subsidi. Sejumlah operator SPBU pun ikut jadi tersangka.

Kepala BPH Migas Erika Retnowati melaporkan, pihaknya dengan bantuan dari Kepolisian berhasil mengamankan 1,42 juta liter BBM yang disalahgunakan.

"Cukup signifikan juga hasil yang sudah diungkap pihak Kepolisian. Jenis barang bukti yang dominan adalah BBM Solar. Itu jadi bagian terbesar barang bukti yang berhasil diungkap," kata Erika di Kantor BPH Migas, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Selain bantuan polisi, ia melanjutkan, BPH Migas juga dibantu oleh pelaporan masyarakat terkait adanya kasus penyalahgunaan BBM subsidi. Erika pun memaparkan sejumlah modus yang kerap dilakukan oknum tersebut.

"Sebagian besar, kalau di SPBU biasanya ada yang disebut helikopter. Mobilnya keliling, muter-muter masuk SPBU, isi, keluar, masuk lagi, gitu berkali-kali," ungkapnya.

"Ada juga kendaraan yang sering ganti nomor polisi, atau kendaraan yang keliling di beberapa SPBU untuk mengumpulkan BBM bersubsidi," dia menambahkan.

 

3 dari 3 halaman

Modifikasi Tanki BBM

Selain itu, Erika mengatakan, beberapa kendaraan truk besar kerap memodifikasi tangkinya untuk memperbesar kapasitas.

"Biasanya kapasitas 60 (liter). Ini bisa sampai 200-300 (liter). Biasanya mobil box, di dalamnya tangki untuk tampung BBM subsidi. Ditemukan juga truk yang atasnya ada terpal, dalamnya ada drum-drum BBM subsidi," paparnya.

Beberapa oknum bahkan bermain di ranah administrasi, seperti dengan memalsukan surat rekomendasi yang dikeluarkan kementerian/lembaga terkait. Termasuk juga adanya keterlibatan pegawai SPBU yang ikut bermain dalam kasus penyalahgunaan BBM.

"Beberapa SPBU juga bisa melakukan itu karena ada beberapa operator terlibat. Itu nanti akan ditangani kepolisian," tegas Erika.