Sukses

Sri Mulyani Sebut Dirinya Menteri Keuangan Paling Membosankan

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut dirinya kemungkinan sebagai salah satu Menteri Keuangan yang membosankan

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut dirinya kemungkinan sebagai salah satu Menteri Keuangan yang membosankan. Sebab dirinya selalu mengingatkan kewaspadaan kepada semua pihak terkait ancaman-ancaman terkait perekonomian.

"Saya mungkin Menteri Keuangan yang paling boring, karena pas harusnya kita senang, saya sudah 'Hati-hati ya sudah ada mendung'," kata Menkeu dalam acara Apresiasi Media Nagara Dana Rakca 2022, Sabtu (7/1/2023).

Bendahara negara ini bercerita, bahwa dirinya dan jajaran selalu lembur setiap harinya. Karena banyak tugas yang harus dikerjakan, seperti menyusun undang-undang dan aturan-aturan yang harus cepat diselesaikan.

"Lembur benar-benar lembur, karena selain Undang-undang dan aturan-aturan yang harus kita selesaikan, kita juga terus alarmnya itu berbunyi terus, atau radar kita itu nyala terus untuk mendeteksi resikonya ada dimana, itu yang kita lakukan," ujarnya.

Menurutnya, Kementerian Keuangan merupakan Kementerian yang sangat penting untuk mencari, dan mengelola anggaran, khususnya jika terjadi suatu peristiwa yang mengancam perekonomian dalam negeri.

"Nah, pos-pos kita perlu cari sebaik mungkin, jangan asal potong juga, makannya kami sampaikan kepada Presiden, di sidang paripurna, penutupan tahun dan akhir tahun. Saya mungkin Menteri Keuangan yang paling boring," ujarnya.

 

2 dari 4 halaman

Indonesia Selalu Siaga

Diketahui bersama, Sri Mulyani selalu menegaskan Indonesia tidak boleh mengabaikan kemungkinan peningkatan risiko resesi.

Bahkan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sering dan berulang kali menyebutkan ekonomi dunia akan gelap di 2023. Tidak ada yang memprediksi apa yang akan terjadi tahun depan. Yang jelas, semuanya serba sulit. Hanya negara-negara tertentu yang bakal selamat dari kegelapan.

Menkeu juga menyebut, tercatat sebanyak 28 negara meminta pertolongan kepada IMF untuk dibantu perekonomiannya.

Menurutnya, tantangan ekonomi global yang kompleks ini tidak dapat diselesaikan oleh satu negara atau sekelompok negara yang bertindak sendiri. Dibutuhkan tindakan kolektif dari kelompok yang menguasai 85 persen perekonomian dunia.

3 dari 4 halaman

Sri Mulyani Akui Indonesia Tak Kebal Inflasi

Pemerintah RI akhirnya mengakui Indonesia tidak bisa kebal dari gejolak kenaikan inflasi yang menimpa berbagai negara dunia di tahun 2022. Kenaikan harga-harga komoditas dunia membuat tekanan inflasi di Tanah Air melonjak hingga 5,5 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tekanan inflasi sangat terasa dampaknya setelah pemerintah memutuskan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal September 2022.

"Dari sisi inflasi Indonesia tidak bisa totally imune dari pengaruh kenaikan komodoitas-komoditas seluruh dunia," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Realisasi APBN 2023, Jakarta, Selasa (3/12/2022).

Dia menuturkan instrumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sepanjang tahun 2022 telah bekerja luar biasa untuk menstabilkan harga-harga. Termasuk memberikan subsidi yang nilainya melonjak hingga lebih dari 3 kali lipat.

Kenaikan harga BBM telah membuat inflasi dari harga yang diatur pemerintah menjadi 13 persen. Sedangkan core inflation ada di 3,4 persen.

"Ini menunjukkan permintaan dalam perekonomian kita memang mengalami kenaikan sehingga inflasi core atau inti juga memberikan sumbangan," ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Lebih Baik dari Negara Lain

Meski begitu, upaya ini dianggap telah membuahkan hasil karena tingkat inflasinya lebih baik dari negara lain. Baik dari negara anggota G20, ASEAN 6 dan ASEAN 5.

"Inflasi sampai akhir tahun terlihat pada 5,5 persen, relatif modest dibandingkan semua negara baik di G20 ataupun di ASEAN 6 atau ASEAN 5," kata dia.

Beberapa negara mengalami inflasi di atas Indonesia antara lain Thailand 5,6 persen, Brazil 5,9 persen, India 5,9 persen, Perancis 6,2 persen. Kemudian Singapura 6,7 persen, Kanada 6,8 persen, AS 7,1 persen, Eropa 10,1 persen, Inggris 10,7 persen. Ada pun 2 negara dengan tingkat inflasi tertingg yakni Argentina mencapai 92,4 persen dan Turki 84,4 persen.