Sukses

2023 Bakal Penuh Tantangan bagi Sri Mulyani, Apa Saja?

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut tahun 2023 adalah tahun yang menarik.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut tahun 2023 adalah tahun yang menarik. Sebab, ada agenda politik nasional yakni menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, selain itu juga masih dihadapkan dengan tantangan geopolitik dunia yang penuh dengan ketidakpastian.

"Tahun 2023 kita memasuki tahun yang menarik. Menarik itu kata yang bagus karena orang selalu tegang memasuki 2023, karena apa? Ini adalah tahun yang very-very interesting, lalu juga banyak sekali tantangan yang tidak mudah, extraordinary," kata Menkeu dalam acara Apresiasi Media Nagara Dana Rakca 2022, dikutip Sabtu (7/1/2023).

"Tahun ini kita ada agenda politik di dalam negeri yang menuju ke Pemilu jadi pasti suhu akan sedikit menghangat dan juga tantangan dari ekonomi global juga luar biasa," tambahnya.

Kata Menkeu, IMF baru saja mengeluarkan prediksi dari sepertiga dari ekonomi dunia akan kemungkinan terkena resesi. Namun, Indonesia tidak termasuk negara yang terkena resesi di tahun 2023 ini.

"Kita tidak termasuk dari sepertiga tersebut, Insyaallah, kita jaga terus. Kita selalu menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi kita kuat sampai kuartal ketiga dan mungkin kuartal keempat, dan mungkin kuartal keempat pun kita berharap akan bisa bertahan di sekitar 5 persen, sehingga total 2022 kita bisa tumbuh diatas 5 persen," ucapnya.

 

Promosi 1
2 dari 4 halaman

Tantangan

Kendati demikian, Menkeu mengingatkan masih terdapat tantangan yang harus terus dijaga, tak lupa optimisme juga tetap dianut untuk menjaga kepercayaan diri, serta Pemerintah Indonesia harus tetap waspada meski pertumbuhan ekonomi RI baik.

"Nha, dalam situasi agenda politik dalam negeri, suasana geopolitik dunia yang begitu sangat dinamis dan tidak pasti dan kita sendiri harus menjaga seluruh kemajuan dan momentum pemulihan," ujarnya.

Maka dari itu, Menkeu ingin mengawali tahun 2023 dengan awalan yang baik dengan semua stakeholder.

3 dari 4 halaman

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI di 2022 Terbaik Sepanjang Karirnya

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan sepanjang dirinya menjadi Menteri Keuangan, baru di tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sangat baik.

Bendahara negara ini mencatat pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2022 saja mampu tembus 5,7 persen. Bahkan penerimaan pajak pada kuartal IV-2022 tumbuh 31 persen, penerimaan bea cukai 18 persen.

"Ekonomi kita tuh gimana anda gak merasa senang, 5,7 persen di kuartal 3, kuartal keempat ini memang penerimaan pajak kita pertumbuhannya 31 persen, penerimaan bea cukai 18 persen, PNBP kita di atas 30 persen tembus semuanya terbaik dalam mungkin 20 tahun, saya menjadi menteri keuangan, PNBP kita gak pernah tembus diatas Rp 520 triliun," kata Menkeu dalam acara Apresiasi Media Nagara Dana Rakca 2022, Sabtu (7/1/2023).

Sebelumnya, Menkeu menyampaikan, realisasi penerimaan pajak Indonesia sepanjang 2022 tembus Rp 1.716,8 triliun. Angka ini menunjukkan 115,6 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 1.485 triliun.

Menkeu juga menyebut kalau besaran perolehan pajak meningkat sekitar 34,3 persen dari tahun sebesar Rp 1.278,6 triliun. Bahkan pertumbuhan ini diklaim terjadi dalam 2 tahun berturut-turut. Kendati demikian, Pemerintah Indonesia harus waspada dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

"Ini it's about ekonomi kita, jadi aku tidak boleh mengatakan ceritanya jelek banget, kalau cuman mengatakan itu pada knowing di sana ini awan sudah mulai muncul. Sama kayak kita G20, di GWK semua menteri lihat awan jangan sampai hujan. Artinya, kita juga mengatakan kita hidup dengan melihat berbagai fenomena global," ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Mitigasi

Lebih lanjut, Menkeu pun menyampaikan terkait mitigasi yang dilakukan dalam menghadapi ketidakpastian global, yaitu dengan memperkuat ekspor. Misalnya, Indonesia banyak melakukan ekspor ke India, seperti ekspor CPO. Namun, pendapatan per kapita Indonesia dengan India hampir sama.

"Mitigasinya gimana? kalau ekspor kita lihat fenomena yang cukup menarik. Jadi, ekspor kita ke India lebih banyak, ekspor CPO kita paling besar ke sana. Hanya India sama kita itu income kita hampir sama, cuman kita lebih tinggi dari India," ujarnya.

Kata Menkeu, walaupun pendapatan per kapita Indonesia dan India hampir sama. Pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih baik, pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-19 juga paling cepat.

"Kita termasuk yang cepat dan reborn cukup kuat," pungkasnya.