Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kota Bogor berencana mengubah fungsi kawasan Pasar Bogor di Jalan Suryakencana, Kota Bogor, menjadi hotel dan mal.
Wali Kota Bogor Bima Arya memastikan bahwa revitalisasi kawasan Pasar Bogor mulai dibangun tahun ini.
Baca Juga
"Tahun ini sudah pasti, tapi apakah setelah Lebaran atau sebelum Lebaran, saya mau dialog lagi dengan pedagang," ujar Bima, di Bali Kota Bogor, Selasa (10/1/2022).
Advertisement
Bima mengungkap alasan mengubah fungsi area Pasar Bogor sebagai kawasan bisnis modern. Menurut dia, keberadaan pasar tradisional di pusat kota dinilai tidak sesuai dengan konsep tata kota.
"Tidak bisa lagi di pusat Kota Bogor ada pasar tradisional, enggak bisa lagi. Karena enggak sesuai dengan tata kota ke depan. Itu pusat kemacetan, pusat kesemrawutan, jadi harus bergeser konsepnya," terangnya.
Namun, Bima belum dapat memastikan seperti apa konsep yang akan dibangun di kawasan Pasar Bogor. Dari sisi lokasi, kawasan ini sangat strategis dan menjanjikan dapat menarik pengunjung.
"Belum, ini masih dirumuskan masih kita lihat konsepnya seperti apa. Yang pasti itu nanti jadi pusat destinasi utama di Kota Bogor," ujarnya.
Sementara itu, Dirut Operasional PD Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor Denny Ari Wibowo mengatakan di kawasan tersebut akan dibangun hotel dan mal.
"Rencananya tahun ini akan mulai dibangun. Ada hotel, pusat perbelanjaan di dalamnya ada pasar bersih, pusat kuliner," ujar Dirut Operasional PD Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor Denny Ari Wibowo, belum lama ini kepada Liputan6.com.
Memasuki libur akhir tahun, beberapa hotel ini bisa jadi daftar penginapan. Indonesia punya hotel yang masuk daftar terbaik di Asia.
Pedagang
Denny mengatakan bangunan pasar tradisional yang berdampingan dengan pusat perbelanjaan modern (Plaza Bogor) itu hingga kini masih berfungsi. Ada ribuan pedagang yang masih berjualan di sana.
Karena itu, dengan adanya rencana tersebut maka ribuan pedagang di Pasar Bogor maupun Plaza Bogor akan dipindah ke tempat lain, diantaranya Pasar Jambu Dua, Pasar Sukasari, dan Kebon Kembang.
"Untuk di Pasar Bogor tercatat ada 1200 pedagang los dan kios, sedangkan di Plaza Bogor masih ada 350 pedagang kios dan los," terangnya.
Menurutnya, sampai saat ini pihaknya masih melakukan sosialisasi terkait rencana mengubah bangunan pasar tradisional menjadi hotel dengan klasifikasi bintang tiga yang terintegrasi dengan pusat perbelanjaan modern.
"Masih dilakukan sosialisasi. Memang masih ada yang keberatan kalau untuk dipindah, alasannya lokasinya jauh," ujarnya. (Achmad Sudarno)
Advertisement
Nataru Bikin Pengusaha Hotel Makin Cuan, Okupansi Tembus 100 Persen
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, mengatakan okupansi hotel selama libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) mencapai 100 persen.
“Selama tahun baru bagus okupansinya, mayoritas daerah tujuan wisata 100 persen kemarin. Dilihat perkembangannya di tahun 2022 akhir kemarin, boleh dibilang sudah mendekati (okupansi) pada tahun 2019 (sebelum pandemi Covid-19). Terutama dihitung 5 hari dari Natal sampai Tahun Baru itu hampir 90 persen,” kata Hariyadi saat ditemui di kantor APINDO, di Jakarta, Rabu (4/1/2023).
Namun, dirinya tidak menyebutkan secara detail daerah mana saja yang okupansi hotelnya mampu mencapai 100 persen saat Nataru. Tapi yang pasti, dia menegaskan hampir semua daerah tujuan wisata dipenuhi oleh wisatawan dan mereka menginap di hotel.
"Semua, hampir semua (daerah)," imbuhnya.
Disamping itu, masih terdapat okupansi hotel yang belum maksimal. Lantaran beberapa pengusaha hotel di daerah mengalami beberapa kendala, salah satunya dari sisi aksesibilitasnya.
"Kenapa enggak maksimal? Karena beberapa daerah masih ada kendala-kendala, misal dari sisi aksesebilitasnya, tapi kita harapkan tahun depan sudah pulih,” jelasnya.
Percepat Pemulihan Ekonomi
Meski demikian, pihaknya memprediksi dengan dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bisa mendorong dan mempercepat pemulihan ekonomi di sektor pariwisata, khususnya di tahun 2023 ini.
"Mudah-mudahan di semester 2 akan terjadi kondisi yang sama dengan tahun 2019 dan mungkin bisa jadi lebih tinggi tergantung nanti faktor dari transportasi,” ujarnya.
Menurutnya, misal jika tiket pesawat bisa lebih kompetitif alias tidak mahal sekali, dia yakin bisa mendorong dan meningkatkan pergerakan wisatawan nusantara.
"Pengalaman kita di 2019 waktu pada saat harga tiket mahal, itu menahan laju pertumbuhan pergerakan wisatawan nusantaranya,” katanya.
Advertisement