Sukses

Pidato di HUT PDIP ke-50, Jokowi: Kita Setop Ekspor Tembaga Pertengahan 2023

DI acara HUT ke-50 PDIP, Jokowi mengungkapkan kemungkinan melarang ekspor tembaga pada pertengahan 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Saat menyampaikan pidato di acara perayaan HUT ke-50 PDIP, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kemungkinan melarang ekspor tembaga pada pertengahan tahun ini.

Hal ini dilakukan untuk mendorong nilai tambah dari bahan mentah dan mineral bagi ekonomi Indonesia.

Jokowi kembali membahas tantangan yang dihadapi Indonesia dalam melakukan hilirisasi, salah satunya gugatan oleh Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait larangan pada ekspor nikel.

"Meskipun kita ditakut-takuti masalah nikel kalah di WTO, kita tetap terus (pantang menyerah). Justru kita tambah stop bauksit, nanti mungkin pertengahan tahun akan kita stop lagi (ekspor) tembaga," ujar Jokowi dalam acara HUT ke-50 PDIP, dikutip dari Youtube PDI Perjuangan Selasa (10/1/2023).

"Kita harus berani seperti itu. Kita tidak boleh mundur, tidak boleh takut, karena kekayaan alam itu ada di Indonesia. Ini kedaulatan kita dan kita ingin (kekayaan alam) dinikmati oleh rakyat dan masyarakat kita" tandasnya.

Presiden pun menceritakan pengalamannya saat menghadiri KTT ASEAN-Uni Eropa di Belgia pada Desember 2022, di mana ia menyinggung pentingnya kesetaraan dalam menjalani kerja sama ekonomi. 

"Karena yang mengugat Uni Eropa, saat (itu kebetulan) ada di KTT, waduh ini kesempatan. Saya menyampaikan, kemitraan itu harus setara dan tidak boleh ada pemaksaan, tidak boleh negara manapun mendikte," ungkap Jokowi.

Jokowi membeberkan lompatan besar dari larangan ekspor nikel mentah pada 1 Januari 2020. Sebelumnya, nilai perdagangan yang diraih Indonesia dari ekspor tersebut hanya Rp. 17 triliun.

Namun setelah larangan ekspor diberlakukan dan diolah di dalam negeri, nilainya melonjak menjadi Rp. 326 triliun.

2 dari 4 halaman

Jokowi di HUT ke-50 PDIP: Saya Ingin Presiden Nanti Berani Lanjutkan Larang Ekspor Bahan Mentah

Dalam pidatonya, Jokowi juga menyampaikan bahwa ia berharap presiden yang terpilih pada 2024 mendatang bisa melanjutkan kebijakan larangan ekspor bahan mentah yang sudah ia jalankan saat ini.

Jokowi berharap, Indonesia tidak akan kembali ke era penjajahan VOC 400 tahun lalu dengan dipaksa melakukan eskpor bahan mentah, sehingga tidak mendapat nilai tambah pada ekonominya.

"Inilah yang harus kita balik bahwa bahan-bahan mentah yang kita miliki baik tambang, pertanian, perkebunan, semuanya harus dihilirasi agar nilai tambahnya berada di dalam negeri" ujar Jokowi, alam acara perayaan HUT PDIP ke-50, dikutip dari Youtube PDI Perjuangan Selasa (10/1/2023).

"Kenapa ini terus saya ulang-ulang, karena saya ingin presiden ke depan juga berani melanjutkannya. Tidak gampang ciut nyali, tidak gentar demi kepentingan bangsa dan negara," tuturnya.

Namun Jokowi mengakui bahwa mengintegrasi industri bukan lah hal yang mudah, karena jauhnya tambang-tambang bahan mentah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Maka dari itu, pekerjaan besar ke depan adalah bagaimana membangun sebuah sistem besar agar Nikel, bauksit, tembaga, dan timah bisa terigentrasi dan memproduksi barang jadi maupun setengah jadi, serta memberikan nilai tambah utamanya lapangan kerja bagi rakyat. 

Jokowi pun membeberkan contoh salah satunya ketika Indonesia masih mengekspor bahan mentah nikel.

"Dulu, waktu masih mentah kita ekspor itu per tahun nilainya hanya Rp 17 triliun. Setelah kita stop, dalam setahun bisa menghasilkan Rp 360 triliun, ini baru nikel," bebernya.

3 dari 4 halaman

Jokowi Soal Ancaman Resesi Global di 2023 : Kita Harus Hati-hati dan Waspada

Dalam pidatonya di HUT ke-50 PDIP, Jokowi juga memperingatkan agar masyarakat Indonesia berhati-hati pada ancaman resesi di 2023. 

Hal itu terlepas dari ekonomi Indonesia yang bertahan kuat pada tahun 2022 di tengah ketidakpastian global.

"Meskipun kita tumbuh baik, di tahun 2022 tapi hati-hati. Karena managing directornya IMF Kristalina Georgiva menyampaikan bahwa 2023 tahun 2023 seperti ekonomi dunia akan mengalami resesi," jelas. Jokowi.

Sementara untuk negara-negara yang tidak terkena resesi, Jokowi menyebut, ratusan juta penduduknya akan merasakan sedang dalam keadaan resesi.

"Oleh sebab itu, saya tidak menakut nakuti, tapi kita semuanya harus hati-hati dan waspada. Jangan keliru kebijakan, jangan keliru policy, itu yang harus kita jaga bersama-sama," tegasnya.

Jokowi pun tak lupa menyampaikan syukur pada ekonomi Indonesia yang mampu bertahan di tengah guncangan pada ekonomi global.

"Alhamdulillah Indonesia termasuk yang mampu bertahan sampai saat ini karena fondasi yang telah kita bangun, yaitu infrastruktur untuk Indonesia Maju," tuturnya.

4 dari 4 halaman

Jokowi Hadir di Lokasi HUT Ke-50 PDIP

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo dikabarkan sudah hadir di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, (10/1/2023) yang menjadi lokasi HUT ke-50 PDIP. Jokowi mengenakan batik hitam bercorak merah.

Wapres RI Maruf Amin juga sudah hadir di area JIExpo dengan mengenakan kemeja hitam.

Ketua Umum PDIP Megawati, sebelumnya terlihat sedang duduk di sebuah ruangan yang berada di ruang tunggu naratetama bersama Menseskab Pramono Anung dan Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Kreatif dan Digital Prananda Prabowo atau Mas Nanan.

Nantinya, acara HUT ke-50 akan dihiasi oleh aksi penerjun untuk mendarat di lapangan utama JIExpo demi meramaikan kegiatan HUT ke-50 PDIP.

HUT PDIP kali ini akan diramaikan pula oleh 500 orang yang terlibat dalam paduan suara yang dikoordinasi oleh Andre Hehanusa dan Chicha Koeswoyo.

PDIP pada 10 Januari 2023 merayakan HUT ke-50 sebagai bagian konsolidasi partai dalam rangka pemenangan pemilu.

Parpol berlambang Banteng moncong putih itu mengusung tema Genggam Tangan Persatuan dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam dengan subtema Persatuan Indonesia untuk Indonesia Raya dalam perayaan HUT ke-50.