Sukses

Rampung 2024, Bendungan Jragung Suplai Air 1.000 Liter per Detik ke 3 Kota Jateng

Bendungan Jragung dibangun Kementerian PUPR setelah sebelumnya menyelesaikan pembangunan Bendungan Logung di Kabupaten Kudus dan Randugunting di Kabupaten Blora.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan penyelesaian pembangunan 61 bendungan hingga 2024 untuk tambahan pasokan airbaku dan irigasi lahan pertanian di Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air. Sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir.

"Pembangunan bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya, sehingga dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam," kata Menteri Basuki, Kamis (12/1/2023).

Bendungan Jragung dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Ditjen Sumber Daya Air, setelah sebelumnya menyelesaikan pembangunan Bendungan Logung di Kabupaten Kudus dan Randugunting di Kabupaten Blora.

Kepala BBWS Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi mengatakan, Bendungan Jragung dengan kapasitas tampung 90 juta m3 utamanya akan bermanfaat sebagai sumber air baku bagi wilayah Kota Semarang sebesar 500 liter per detik, Kabupaten Grobogan 250 liter per detik, dan Kabupaten Demak 250 liter per detik. Serta, menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 4.528 ha di Kabupaten Semarang.

"Kontrak pembangunan Bendungan Jragung ditandatangani pada akhir 2020 dan mulai konstruksi pada pertengahan 2021 setelah proses penyiapan lahan. Saat ini progres konstruksi secara keseluruhan dari tiga paket pekerjaan sekitar 21,6 persen dan ditargetkan rampung pada tahun 2024," terang Adek.

 

2 dari 3 halaman

Percepatan Pembangunan

Dikatakan Adek, saat ini tengah dilakukan percepatan pembangunan dengan metode konstruksi yang dilaksanakan secara paralel tanpa harus menunggu penyelesaian pekerjaan yang satu untuk memulai pekerjaan lainnya.

"Saat ini sudah dimulai proses timbunan tubuh bendungan (main dam) tanpa harus menunggu terowongan pengelak sungai selesai. Agar timbunan tidak tergenang air, aliran sungai dialihkan sementara dengan dibuatkan sudetan sungai," jelas Adek.

Pembangunan Bendungan Jragung terdiri dari 3 paket pekerjaan, dengan lingkup pekerjaan Paket I dan II berupa pekerjaan galian dan timbunan main dam, perlindungan tebing, drilling, dan grouting.

Lalu, Paket III meliputi pekerjaan jalan akses, pengelak sungai, bangunan pelimpah (spillway), dan pekerjaan lain-lain sepetlrti bangunan Fasilitas Umum (fasum) dan relokasi SUTET 500kV.

Paket I dikerjakan oleh penyedia jasa PT Waskita Karya untuk nilai kontrak Rp 806,3 miliar, dengan progres fisik hingga 11 Januari 2023 mencapai 14,14 persen. Paket II dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-PT BRP (KSO) dengan nilai kontrak Rp 758 miliar, dengan progres 24,97 persen.

 

3 dari 3 halaman

Paket III

Sementara Paket III dikerjakan PT Brantas Abipraya-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO) senilai Rp 735,9 miliar dengan progres fisik 25,68 persen.

Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Bendungan BBWS Pemali Juana, I Gusti Ngurah Carya Andi Baskara, menjelaskan kehadiran Bendungan Jragung bakal mengurangi risiko banjir area hilir sebesar 45 persen.

Kemudian, juga punya potensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro dengan kapasitas 1.400 KW, dan pengembangan destinasi wisata air serta argowisata.

"Pada Januari 2023 sudah akan dimulai pembangunan fasum bendungan dan kantor Unit Pengelola Bendungan (UPB). Di dekat akses jalan masuk bendungan akan dibuat spot botanical garden yang terbuka untuk warga sekitar dan akan melibatkan komunitas/warga sekitar untuk penanaman pohon buah di area hijau bendungan. Sehingga warga mendapatkan manfaat lain dari keberadaan Bendungan Jragung," tuturnya.