Sukses

AS Buka Tangan Negara di Indo-Pasific Kerjasama Kendaraan Listrik, Indonesia Minat Ikutan?

Departemen Perhubungan AS meluncurkan inisiatif "Momentum", yakni pertukaran praktik terbaik dua arah dengan mitra internasional dalam pengembangan infrastruktur transportasi.

Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat mengungkapkan minatnya bekerja sama dengan negara-negara Indo-Pasifik untuk menghadirkan infrastruktur yang berkelanjutan dan tangguh, salah satunya terkait kendaraan listrik.

"AS menyambut baik kesempatan untuk bermitra dengan negara-negara Indo-Pasifik untuk menghadirkan infrastruktur yang berkelanjutan dan tangguh," kata Menteri Transportasi AS Pete Buttigieg dalam acara virtual Indo-Pacific Business Forum pada Kamis (12/1/2023).

"Ini adalah cara terbaik yang dapat kami lakukan untuk meningkatkan taraf hidup jutaan orang di kawasan ini dan menunjukkan nilai-nilai AS secara nyata, terkadang secara harfiah," sambungnya. 

Sebagai bagian dari Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global, Pete Buttigieg mengungkapkan, Departemen Perhubungan AS meluncurkan inisiatif yang disebut sebagai "Momentum", yakni pertukaran praktik terbaik dua arah dengan mitra internasional dalam pengembangan infrastruktur transportasi.

Disebutkan, departemen itu telah merilis perangkat digital untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dalam transportasi, dan membangun infrastruktur yang tangguh.

"Kami bekerja untuk menjalin kemitraan dengan negara di kawasan Pasifik dalam infrastruktur transportasi berkelanjutan," beber Pete Buttigieg. Adapun kawasan ASEAN di mana AS menjajaki kemitraan terkait kendaraan listrik.

"Dengan negara-negara ASEAN dalam ekosistem infrastruktur EV terintegrasi," katanya.

Buttigieg pun menjelaskan contoh, bahwa "infrastruktur yang berkelanjutan dan tangguh berarti bahwa di negara kami dan negara Anda, petani dapat menghemat uang bahan bakar dengan truk listrik atau bahkan menggunakan truk mereka untuk menggerakkan peralatan mereka di lapangan",

Selain itu, keluarga yang tinggal di dekat area pelabuhan dapat menghirup udara yang lebih bersih dan tidak terlalu khawatir dengan risiko banjir.

"Kesuksesan dan minat kita terkait erat," ujar dia.

Buttigieg mengakui, mentrasformasi infrastruktur kendaraan untuk menjaga kesehatan iklim bukanlah hal yang mudah. Dengan demikian, diperlukan kerja sama antar negara/kawasan.

"Untuk memenuhi beberapa tantangan kita yang paling mendesak, seperti melindungi orang Amerika dan semua orang di mana pun dari perubahan iklim, tidak seorang pun dari kita yang dapat berhasil bertindak sendiri," pungkasnya.

2 dari 3 halaman

Kendaraan Listrik Diguyur Insentif, Mobil Konvensional Tak Laku di 2023?

Pemerintah berencana memberikan insentif untuk pembelian kendaraan listrik dengan rentang beragam. Mulai dari Rp 80 juta untuk mobil listrik, Rp 40 juta untuk mobil listrik berbasis hybrid, Rp 8 juta untuk motor listrik, dan Rp 5 juta untuk motor konversi.

Kendati begitu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menilai, penjualan mobil konvensional di 2023 ini masih tetap akan tinggi.

"Kendaraan ICE (Internal Combustion Engine) masih tetap akan baik penjualannya," kata Jongkie kepada Liputan6.com, Rabu (11/3/2023).

Mengutip data penjualan mobil selama Januari-November 2022, angka penjualan wholesales atau dari pabrikan ke dealer hampir mencapai 1 juta unit.

Selama periode 11 bulan tersebut, angka penjualan mencapai 942.499 unit. Itu naik 151.970 unit (19,7 persen), atau dari 790.529 unit dibandingkan periode yang sama 2021 lalu.

Jongkie beralasan, penjualan mobil berbahan bakar minyak bakal terus diminati lantaran masih lebih bisa menjangkau daya beli masyarakat luas.

"Daya beli masyarakat Indonesia msh pada kendaraan bermotor (KBM) roda empat dengan harga Rp 300 juta kebawah. Sementara mobil yang mengadopsi battery electric vehicle (BEV) yang diminati (5 pintu, 7 seat) harganya masih mahal, Rp 800 jutaan," tuturnya.

Di sisi lain, pemerintah telah menetapkan target untuk lebih memasifkan pemakaian mobil listrik dan motor listrik. Salah satunya, mematok target penggunaan 80 persen kendaraan listrik pada 2030 mendatang.

Menjawab rencana tersebut, Jongkie belum bisa berkomentar lebih banyak. "Tunggu perkembangan mobil-mobil BEV yang akan datang," tandasnya.

3 dari 3 halaman

Insentif Mobil Listrik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan saat ini Pemerintah sedang menyiapkan dana sebesar Rp 5 triliun untuk subsidi mobil listrik, motor listrik dan bus listrik.

"Ini sedang bicara dengan Bu Menteri Keuangan nilainya Rp 5 triliun, nanti dibagi motor berapa, mobil berapa. Bus kita akan pertimbangkan juga," kata Airlangga dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, dikutip Kamis (12/1/2023).

Dia menegaskan, dana Rp 5 triliun itu akan diberikan untuk pembelian mobil listrik, motor listrik, hingga bus listrik yang diproduksi dalam negeri.