Sukses

Bangun Pembangkit Panas Bumi Ijen, Medco Dapat Pendanaan dari PT SMI

PT Medco Cahaya Geothermal (MCG), menandatangani Perjanjian Pembiayaan dengan PT SMI Persero untuk pengembangan Ijen, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP Ijen).

Liputan6.com, Jakarta - PT Medco Power Indonesia (Medco Power), melalui anak usahanya, PT Medco Cahaya Geothermal (MCG), menandatangani Perjanjian Pembiayaan dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Persero untuk pengembangan Ijen, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP Ijen).

Tahap pertama pengembangan diharapkan menghasilkan 34 MW pada tahun 2025. MCG, perusahaan milik bersama antara Medco Power dan Ormat Technologies (Ormat) (NYSE: ORA), akan mengembangkan dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di Jawa Timur.

Penandatanganan disaksikan oleh Harris Yahya, Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Adi Lumakso Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN (Persero), Hilmi Panigoro Direktur Utama MedcoEnergi, Doron Blachar CEO Ormat, Eka Satria Direktur Utama Medco Power dan Edwin Syahruzad Direktur Utama SMI.

“Penandatanganan ini merupakan milestone lanjutan dari strategi perubahan iklim kami untuk memperluas portofolio energi terbarukan kami,” kata Direktur Utama MedcoEnergi Hilmi Panigoro, dalam keterangan Medco Power, Kamis (12/1/2023).

Selain itu, Direktur Utama Medco Power Eka Satria menambahkan, bahwa penandatanganan ini menunjukkan komitmen Medco Power untuk mengembangkan energi bersih dan terbarukan di Indonesia setelah selesainya PLTGU Riau sebesar 275MW dan PLTS Sumbawa sebesar 26MWp pada tahun 2022.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Executive Officer Ormat Doron Blachar, mengatakan penandatanganan ini merupakan langkah lanjutan untuk mendukung ekonomi Indonesia menuju energi terbarukan yang bersih dan rencana jangka panjang Ormat untuk meningkatkan kehadiran di Indonesia baik sebagai pemilik pembangkit listrik maupun sebagai pemasok peralatan.

Melalui sambutannya, Direktur Utama SMI Edwin Syahruzad juga menyampaikan apresiasinya atas kerjasama ini.

“Proyek ini merupakan milestone untuk memberikan kontribusi terhadap komitmen Indonesia terkait perubahan iklim. SMI juga berterima kasih kepada USAID SINAR atas dukungannya dalam proyek ini," pungkas Edwin.

2 dari 4 halaman

Pemerintah Minta BUMN-Swasta Kerja Sama Kembangkan Panas Bumi di Indonesia

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta pelaku usaha sektor panas bumi untuk bekerja sama memanfaatkan potensi yang ada. Tak terkecuali antara BUMN dan perusahaan swasta.

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM mengajak sejumlah asosiasi dan perusahaan ke PT Geo Dipa Energi Unit Patuha.

Kunjungan kerja itu dilakukan dalam rangka untuk berbagi pengalaman antar perusahaan pengembang panas bumi terkait dengan bisnis proses dan tantangan di wilayah kerja.

Kepala Subdit Investasi dan Kerjasama Panas Bumi, Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Sahat Simangunsong, mengatakan untuk mendukung upaya pengembangan dan pemanfaatan panas bumi di Indonesia, perlu adanya sinergi yang baik antar pengembang melalui berbagai kegiatan sosialisasi yang dilakukan secara berkelanjutan.

“Oleh karena itu, kami menginisiasi kegiatan ini, dan kegiatan ini tidak akan berhenti disini,” kata dia dalam keterangannya, Sabtu (10/12/2022).

Kegiatan tersebut juga turut dihadiri asosiasi serta perusahaan BUMN pengembang panas bumi lainnya. Diantaranya itu Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), PT PLN (Persero), PT Pertamina Geothermal Energy, Star Energy Geothermal, Sarulla Operations Limited.

Kemudian PT Supreme Eergy, PT Sorik Merapi Geothermal Power, PT Sokoria Geothermal Power, PT Medco Cahaya Geothermal, PT Sintesa Banten Geothermal, PT Ormat Geothermal Indonesia, dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

 

3 dari 4 halaman

Tindak Lanjut

Selain itu, Direktur Operasi dan HSSE GeoDipa, Supriadinata Marza, menyambut baik kegiatan kunjungan tersebut. Menurutnya, kegiatan kunjungan kerja tersebut perlu untuk ditindaklanjuti dengan membangun sebuah wadah yang bisa menampung berbagai aspirasi dari para pengembang panas bumi, serta menjadi forum untuk saling berbagi pengalaman.

“Sebagai satu-satunya BUMN Panas Bumi di Indonesia di bawah Kementerian Keuangan, kami juga memiliki peran untuk dapat mensukseskan program-program pemerintah, terutama terkait dengan derisking dan debottlenecking melalui program government drilling. Kami menyambut baik kegiatan ini, dan semoga akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi Indonesia kedepannya,” ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, GeoDipa turut mengajak para perusahaan pengembang panas bumi dan EBTKE untuk melihat program pengembangan masyarakat yang telah dilakukan, seperti Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Desa dan juga UMKM Binaan.

Hal ini juga menunjukkan bahwa GeoDipa turut menjalankan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) secara berkelanjutan dengan tujuan agar kehadiran GeoDipa dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di sekitar wilayah kerja GeoDipa Unit Patuha.Merger Pertamina, PLN, Geo Dipa.

 

4 dari 4 halaman

Konsolidasi

Menteri BUMN Erick Thohir berencana melakukan konsolidasi BUMN-BUMN yang selama ini menggarap energi panas bumi atau geothermal seperti PT Pertamina, PT PLN, dan PT Geo Dipa Energi. Erick menilai langkah ini bisa memperkuat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di sektor geothermal.

"Kita mempunyai tiga perusahaan yang sebenarnya sudah melakukan geothermal ini, ada Pertamina, PLN, satu lagi ini Geo Dipa yang berada di bawah Kemenkeu. Memang ini perlu waktu, saya inginnya tahap awal memergerkan ini menjadi satu kesatuan," ujar Erick dalam acara Road to G20 yang diselenggarakan Himpuni IPB, mengutip keterangan resmi, Kamis (27/10/2022).

Erick menyampaikan potensi geothermal yang luar biasa dibandingkan jenis EBT lain seperti angin dan panel surya. Berbeda dengan tenaga angin dan surya, lanjut Erick, geothermal juga lebih konsisten dan tidak memiliki hambatan ketersediaan pasokan.

"Geothermal ini sangat luar biasa. Karena ini salah satu daripada baseload, kita tahu kalau solar dan angin itu terbatas, tidak bisa sustain, tapi baseload itu hanya di geothermal atau di hydro. Nah ini kenapa geothermal ini yang kita dulukan," ucap Erick.