Sukses

Asal Tak Diganggu Kampret-Cebong, Bahlil Yakin Target Investasi Rp 1.400 Triliun Tercapai

Menteri Bahlil mengungkapkan pemerintah membidik sejumlah sektor yang akan terus dikembangkan untuk mencapai target realisasi investasi sebesar Rp 1.400 triliun tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan target investasi kepada Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sebesar Rp 1.400 triliun di 2023. Menteri Bahlil mengaku bahwa target tersebut bisa tercapai asalkan didukung kestabilan ekonomi dan politik.

"Optimis. Saya optimis kok. Syaratnya satu, saya optimis (investasi) Rp 1.400 triliun dengan catatan, stabilitas Indonesia harus bagus. Jangan ribut terus dengan kampret dan cebong. Jangan ribut terus soal urusan yang nggak masuk akal," katanya dikutip dari Antara, Kamis (12/1/2023).

Bahlil mengungkapkan pemerintah membidik sejumlah sektor yang akan terus dikembangkan untuk mencapai target realisasi investasi sebesar Rp 1.400 triliun tahun ini.

Sejumlah sektor itu antara lain hilirisasi, energi hijau, hilirisasi pangan, hingga pariwisata.

"Sektor yang kita dorong, hilirisasi, green energy, industri copper, hilirisasi pangan, oil and gas dan terutama nikel yg kita harus bangun terus, baterai. Juga pariwisata, karena itu banyak menciptakan lapangan kerja, kemudian pertambangan, perkebunan," katanya.

Lebih lanjut, Bahlil menegaskan stabilitas politik harus bagus agar dampaknya terhadap investasi juga positif.

"Kalau stabilitas politik kita bagus, saya punya optimisme, pertumbuhan ekonomi kita dan investasi akan bagus tapi kalau stabilitas politik kita tidak bagus, ini celaka. Makanya kita harus menentukan mana yang duluan karena global belum terlalu menggembirakan kondisinya," katanya.

 

2 dari 4 halaman

Tidak Mudah Diintervensi

Bahlil juga mengingatkan bahwa Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang kuat, tegas dan berani. Ia juga berharap pemimpin Indonesia nantinya tidak hanya pintar tetapi juga tidak mudah diintervensi oleh siapa pun dan negara mana pun.

"Kita butuh pemimpin yang firm, yang punya keberanian, yang konsisten. Kalau ga, kalau pemimpinnya cuma pintar, cukup jadi rektor aja. Pemimpin negara ini selain dia pintar harus punya leadership. Berani mengambil keputusan. Berani berbeda dengan yang lain kalau yang diyakini itu benar untuk rakyat dan jangan mau diintervensi oleh siapa pun," katanya.

Menurut Bahlil, Indonesia membutuhkan pemimpin yang seperti itu agar bisa mencapai target Rp1.400 triliun dan menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.

"Indonesia butuh pemimpin yang seperti itu untuk membangun investasi Rp1.400 triliun dan ekonomi di atas 5 persen," katanya.

3 dari 4 halaman

Menteri Bahlil Tawarkan 22 Proyek Investasi Senilai Rp 37,3 Triliun

Sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang dipimpin oleh Bahlil Lahadalia telah selesai menyusun Peta Peluang Investasi (PPI) Prioritas Strategis 2022 yang siap ditawarkan. Pihak instansi secara resmi meluncurkan 22 Proyek PPI 2022 dengan total nilai investasi sebesar Rp 37,32 triliun.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam video sambutannya menyampaikan, penyusunan peta potensi investasi prioritas sangat berdampak positif terhadap pertumbuhan realisasi investasi.

Bahlil menjelaskan, saat ini pemerintah fokus pada sektor hilirisasi, bukan hanya komoditas tambang saja, tetapi juga pangan.

"Karena kalau dulu kita melakukan promosi, itu selalu mengarang bebas. Nah sekarang alhamdulillah, dengan Kementerian Investasi melakukan program untuk melakukan detailing terhadap potensi investasi apa saja di daerah, itu lengkap dengan FS (Feasibility Study)," ujarnya dalam sambutan secara daring peluncuran PPI 2022 di Conrad Hotel, Bali, Jumat (16/12/2022).

"Ini adalah sebuah instrumen untuk bagaimana kemudian mempermudah para investor dalam bisa melakukan investasi," kata Bahlil.

 

4 dari 4 halaman

13 Provinsi

Proyek PPI 2022 yang siap ditawarkan ini berada di 13 provinsi yaitu Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, Gorontalo, Kepulauan Riau, dan Banten.

Adapun 22 proyek prioritas strategis 2022 ini terdiri dari 11 proyek berbasis sumber daya alam dan 11 proyek berbasis industri manufaktur.

Kegiatan penyusunan PPI ini sudah dimulai oleh Kementerian Investasi/BKPM sejak 2020 lalu. Sebanyak 47 proyek investasi berkelanjutan telah diluncurkan senilai Rp 155,12 triliun dengan 4 sektor proyek investasi berkelanjutan yang ditawarkan, yaitu sektor pariwisata, kawasan ekonomi, industri, dan infrastruktur yang tersebar di 33 provinsi.

Melalui berbagai strategi promosi yang dilakukan oleh Kementerian Investasi/BKPM, 14 proyek investasi berkelanjutan di antaranya telah diminati oleh investor senilai Rp49,82 triliun dengan status NDA (Non-Disclosure Agreement).

Â