Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono akan melakukan normalisasi Sungai Wulan sepanjang 47 kilometer. Sungai ini membentang antara Kudus dan Demak di Provinsi Jawa Tengah.
Langkah normalisasi ini sebagai upaya meminimalkan dampak bencana banjir di Kabupaten Kudus dan sekitarnya. Saat dikunjungi menteri PUPR, sedimentasi di sungai ini memang sudah parah dan perlu segera di tangani.
Baca Juga
"Proyek normalisasi Sungai Wulan sudah menjadi program pemerintah karena segera ditenderkan," ujar Basuki Hadimuljono ditemui di sela-sela melihat Sungai Wulan dan Polder Pengendali Banjir Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dikutip dari Antara, Kamis (12/1/2023).
Advertisement
Anggaran untuk normalisasi di serang wulan drainase (SWD) 1 maupun SWD 2 tahun 2023, kata dia, mencapai Rp 1,4 triliun. Sebelumnya, kata dia, normalisasi di SWD 1 maupun SWD 2 sudah dikerjakan, namun belum tuntas.
Untuk SWD 1 dengan total panjang 30 kilometer sudah dikerjakan 10 km, sedangkan di SWD 2 dari total panjang 23 km yang dikerjakan baru 7 km.
Dengan tersedianya anggaran tahun 2023, maka normalisasinya akan dilanjutkan dan dituntaskan. "Saya sudah mengetahui bahwa tingkat sedimentasi sungai tersebut karena sudah rata dengan tanggul," ujarnya.
Normalisasi juga dikerjakan di aliran Sungai Juwana, termasuk pembangunan Bendung Karet yang dianggarkan Rp 230 miliar dan saat ini sudah dikerjakan.
"Dengan sejumlah upaya dari pemerintah, diharapkan potensi bencana banjir di Kabupaten Kudus maupun daerah lainnya bisa tertangani," ujarnya.
Wilayah Terdampak Meluas, Pengungsi Banjir di Kudus Tembus 1.128 Jiwa
Jumlah warga yang mengungsi akibat banjir di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, semakin bertambah karena saat ini mencapai 1.128 jiwa.
"Sehari sebelumnya jumlah pengungsi hanya 1.081 jiwa, hari ini (8/1) bertambah menjadi 1.128 jiwa. Sedangkan desa terdampak sebanyak 29 desa," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji di Kudus, Minggu, dikutip Antara.
Menurut dia data pengungsi akan terus dimutakhirkan, terlebih curah hujan mulai berkurang.
Dari ratusan warga yang mengungsi tersebut, di antaranya dari Kecamatan Mejobo ada sembilan desa yang terdampak banjir, yakni Desa Temulus, Mejobo, Payaman, Gulang, Hadiwarno, Kesambi, Kirig, Jojo, dan Golantepus.
Sementara dari Kecamatan Jati, kata dia, berasal dari lima desa yang terdampak banjir, meliputi Desa Jati Wetan, Tanjung Karang, Jetis Kapuan, Pasuruan Lor, dan Jati Kulon. Sedangkan dari Kecamatan Undaan ada empat desa, meliputi Desa Karangrowo, Ngemplak, Undaan Lor, dan Wates.
Advertisement
15 Dapur Umum
Untuk desa terdampak di Kecamatan Kaliwungu ada tujuh desa. Di antaranya, Desa Setrokalangan, Kedungdowo, Blimbing Kidul, Banget, Garung Kidul, Prambatan Lor dan Gamong.
Kemudian di Kecamatan Jekulo juga ada empat desa, meliputi Desa Bulungcangkring, Bulung Kulon, Sadang, dan Gondoharum.
Untuk tempat pengungsian, kata dia, ada 12 lokasi pengungsian. Di antaranya ada yang menempati gedung DPRD Kudus, tempat ibadah, balai desa, gedung PKK, SD serta TPQ.
Selain menggenangi pemukiman penduduk, banjir juga menggenangi areal persawahan di lima kecamatan dengan total luas areal sawah mencapai 8.095 hetare.
Untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum setiap harinya, sudah disiapkan 15 dapur umum yang menyiapkan kebutuhan makan warga yang masih bertahan di pengungsian maupun di rumah.