Liputan6.com, Jakarta Sejumlah harga pangan dalam negeri terus mengalami naik turun terhadap beberapa komoditas. Dilansir dari laman Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, Minggu (15/1/2023), salah satu komoditas yang mengalami naik turun adalah komoditas cabai.
Harga cabai rawit merah harganya turun ke angka Rp 62.200 per kilogram dari sebelumnya Rp 62.600 per kilogram, bahkan beberapa waktu yang lalu sempat tembus di kisaran Rp 65.200 per kilogram lalu turun ke Rp 63.000 per kilogram. Walaupun mengalami naik turun, namun tetap saja harga cabai rawit merah belum stabil.
Baca Juga
Untuk Cabai merah besar harganya naik tipis menjadi Rp 40.300 per kilogram dari sebelumnya Rp 40.200 per kilogram. Hal yang sama untuk cabai merah keriting juga naik sedikit yakni Rp 40.200 per kilogram dari sebelumnya Rp 40.100 per kilogram.
Advertisement
Komoditas lain yang juga mengalami harga yang belum stabil yaitu bawang merah Rp 40.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 39.900 per kilogram. Bawang putih harganya kini Rp 27.900 per kilogram naik tipis dibanding sebelumnya Rp 27.600 per kilogram.
Untuk komoditas lainnya cenderung stabil seperti Minyak Goreng Kemasan Premium, kedelai impor, daging ayam ras, cabai merah keriting. Adapun komoditas pangan yang stabil ada beras premium, beras medium, gula pasir, minyak goreng curah, minyak goreng 'MinyakKita', daging sapi paha belakang. Sedangkan untuk telur ayam turun menjadi Rp 30.600 per kilogram dari sebelumnya Rp 30.700 per kilogram.
Berikut rincian harga kebutuhan pokok hasil Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan:
- Cabai Merah Besar Rp 40.300 per kg
- Cabai Merah Keriting Rp 40.200 per kg
- Cabai Rawit Merah Rp 62.200 per kg
- Beras Premium Rp 13.200 per kg
- Beras Medium Rp 11.400 per kg
Â
Harga Pangan Lain
- Gula Pasir Rp 14.400 per kg
- Minyak Goreng Curah Rp 14.300 per liter
- Minyak Goreng Kemasan Sederhana Rp 16.500 per liter
- Minyak Goreng Kemasan Premium Rp 21.000 per liter
- Minyak Goreng, MINYAKITA Rp 14.300 per liter
- Kedelai Impor Rp 15.200 per kg
- Tepung Terigu Rp 13.100 per kg
- Daging Sapi Paha Belakang Rp 136.800 per kg
- Daging Ayam Ras Rp 36.000 per kg
- Telur Ayam Ras Rp 30.600 per kg
- Bawang Merah Rp 40.000 per kg
- Bawang Putih Honan Rp 27.900 per kg
Advertisement
Mendag Zulkifli Hasan: Harga Cabai di Sejumlah Daerah Mulai Turun
Harga beberapa komoditas seperti cabai di awal Januari ini terpantau mahal. Dilansir dari laman Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, harga cabai rawit merah masih di angka Rp 63.100 per kilogram (kg).
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menjelaskan, sebenarnya harga cabai mulai melandari di awal tahun ini. Saat kunjungannya ke Lampung, harga cabai dibanderol Rp 40.000 per kg, dan bahkan di Jawa Tengah sudah normal di angka Rp 35.000 per kg.
"Saya kemarin ke Lampung Rp 40 ribu per kilo, tapi di Jawa Tengah cabai rawit Rp 35 ribu, saya pergi ke Kendal Rp 35 ribu untuk cabai rawit," kata Mendag Zulkifli Hasan saat ditemui di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Zulkifli Hasan menjelaskan, kenaikan harga kebutuhan pokok memang sudah biasa terjadi jika permintaan meningkat, maka harganya pun dinaikkan oleh penjual. Begitupun sebaliknya, jika permintaan menurun harga juga ikut turun.
"Ayam bertelur hari ini dijualnya besok, kalau permintaan banyak harga naik, permintaan turun langsung turun. Ayam dijual hari ini dijual hari ini kalau pagi harga ayam mahal, dan siang lebih murah. Cabai begitu, kalau panen dijualnya besok maka lusa sudah busuk," ujarnya.
Oleh karena itu, Pemerintah sudah membentuk Badan Pangan Nasional untuk mengatur stok kebutuhan pangan supaya bisa dikendalikan. Namun, untuk saat ini baru mampu memenuhi stok beras, komoditas pangan lainnya belum.
"Yang baru bisa kita stok itu baru beras. Kita sudah gak impor beras 3 tahun, karena harga beras naik maka bulog menghabiskan stoknya dengan harga murah Rp 9000," katanya.
Sebagai informasi, Bulog memang menargetkan impor beras sebanyak 500 ribu ton untuk mengisi Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Dari total tersebut, Bulog telah melakukan impor beras 200.000 ton pada 2022 yang berasal dari Thailand Vietnam, Pakistan, Myanmar.
Beras impor tersebut, nantinya ditujukan untuk operasi pasar agar harga beras stabil di masyarakat. Kemudian sisanya 300 ribu ton rencananya akan dilakukan impor pada akhir Februari, sehingga pada masa panen di dalam negeri, Bulog bisa menyerap beras petani.
"Impor beras sampai Januari, karena Februari- Maret sudah panen," pungkas Mendag.
Cuaca Ekstrem Bikin Petani Cabai Sulit Panen
Cuaca ekstrem yang terjadi belakangan turut berdampak ke banyak sektor, termasuk pertanian. Petani cabai yang terdampak mengaku kesulitan panen karena hujan yang berkepanjangan.
Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia Tunov Mondro Atmojo mengatakan kondisi cuaca saat ini berimbas pada rusaknya tanaman cabai.
"Cuaca ekstrim sangat berpengaruh di tanaman cabai, dampak cuaca ekstrim jelas merusak tanaman cabai yg notabene rentan cuaca dan hama," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (6/1/2023).
Dia menyebut, hujan yang terjadi sepanjang hari juga menghambat petani untuk panen. Dengan begitu, stok cabai menjadi menyusut, yang pada akhirnya mempengaruhi harga jual di tingkat petani dan tingkat hilir.
Advertisement