Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir maju menjadi calon Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2023-2027. Erick telah mendaftarkan diri ke Kantor PSSI di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Minggu (15/1).
Erick Thohir mengatakan, butuh nyali untuk membersihkan PSSI dari tangan-tangan korupsi. Hal ini disampaikan Erick usai mendaftarkan diri dikantor PSSI.
Baca Juga
"Butuh nyali bersihkan @pssi dari tangan-tangan kotor," tulis Erick melalui akun instagramnya @erickthohir, dikutip Senin, (16/1)
Advertisement
Erick optimis, aksi bersih-bersih yang akan dilakukannya di tubuh PSSI berdampak baik bagi prestasi sepak bola Indonesia.
"InsyaAllah sepak bola Indonesia bersih dan berprestasi," ucap Erick Thohir.
Sebelumnya, Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep mendukung Menteri BUMN Erick Thohir maju menjadi Ketua Umum PSSI. Kaesang ikut langsung mengantarkan Erick mendaftar jadi caketum PSSI di Gelora Bung Karno (GBK) Arena, Jakarta.
"Memang kami dukung Pak Erick," kata Kaesang di GBK Arena, Jakarta, Minggu (15/1).
Kaesang memuji dampak yang diberikan Erick kepada Persis Solo. Menurut dia, meski Erick belum lama bergabung di Persis, tetapi kontribusinya sangat luar biasa.
"Jadi saya rasa beliau bisa untuk memimpin PSSI," kata Kaesang.
Diketahui, Kaesang dan Erick memiliki kepemilikan saham di PT Persis Solo Saestu (PSS). Kaesang mencatat kepemilikan saham sebesar 40 persen. Sementara, Erick Thohir tercatat mempunyai kepemilikan saham sebesar 20 persen.Â
Erick Thohir Nyalon Ketum PSSI, Atta Halilintar: Sepakbola Indonesia Butuh Pemimpin Bersih
Prinsip mundur selangkah untuk kemudian maju dua, bahkan tiga langkah menjadi keyakinan baru Atta Halilintar setelah mengetahui kesediaan Erick Thohir dicalonkan menjadi Ketua Umum PSSI di periode 2023-2027.
Pemilik klub FC Bekasi City itu sangat berharap Erick terpilih dalam Kongres Luar Biasa PSSI yang dijadwalkan 16 Februari mendatang agar sepakbola nasional jauh lebih maju di segala bidang.
"Saya hanya akan mendukung siapapun, apalagi Pak Erick yang ingin membuat iklim sepakbola kita maju. Kondisi terakhir yang kami rasakan di PSSI ini sudah menuntut harus ada perbaikan total dan gerakan perubahan baru," ujar Atta kepada wartawan di GBK Arena, Minggu (15/1).
Atta jelas memendam kekecewaan besar terhadap PSSI paska pemberhentian liga 2 di saat klubnya tengah memuncaki klasemen sementara liga tersebut. Ia menyatakan hal itu membuat kerugian besar bagi klub-klub liga 2 yang sudah keluar dana Rp15-25 miliar untuk satu musim kompetisi, serta pihak sponsor yang sakit hati karena kontrak terhenti di tengah jalan.
"Saya menaruh harapan terhadap pak Erick. Sudah waktunya PSSI butuh kapasitas kepemimpinan yang bersih, profesional, dan punya visi luas agar potensi sepakbola nasional yang besar bisa melahirkan prestasi tinggi," tambahnya.
Atta punya asa di tangan Erick prospek sepakbola Indonesia lebih jelas ke masa depan. "Sebab selama ini tidak jelas mau dibawa kemana, bagaimana bisnisnya, lalu kepastian kompetisi yang bisa saja sewaktu-waktu berhenti. Semoga dengan adanya gerakan dan perubahan baru yang diusung pak Erick kita punya liga yang bagus seperti negara-negara tetangga," ujar Atta.
Erick berkenan untuk menggantikan Muhammad Iriawan yang kepemimpinannya di PSSI berakhir tahun ini setelah didaftarkan sejumlah besar asosiasi provinsi dan pemilik klub sepakbola sebagai calon Ketua Umum PSSI pada Minggu (15/1).
"Sebenarnya yang harus kita lakukan adalah kita harus bernyali untuk sepak bola yang bersih dan juga sepak bola yang berprestasi, itu yang terpenting," ujar Erick usai mengembalikan berkas pendaftaran di GBK Arena, Jakarta.
Advertisement
Erick Thohir: Butuh Nyali Bersihkan PSSI
Erick Thohir memastikan diri maju sebagai calon Ketua Umum PSSI periode 2023 - 2027. Erick mendaftarkan diri ke Kantor PSSI di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Minggu (15/1/2023) pagi.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan dirinya memastikan untuk maju sebagai calon Ketua PSSI lantaran terpanggil dan punya nyali untuk membenahi karut-marutnya sepakbola Indonesia.
"Sebagai anak bangsa, saya terpanggil untuk mengubah keadaan, membuat yang bengkok menjadi lurus. Yang dibutuhkan PSSI untuk maju hari ini adalah nyali untuk menerobos keterbatasan, dan berani menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri sepakbola nasional," kata Erick.
Erick bilang, Indonesia butuh nyali untuk bisa bersaing dengan negara lain, untuk bertarung dan menang di gelanggang internasional.
Dia mengatakan banyak potensi kemajuan yang belum muncul jadi kekuatan karena disinyalir banyak tangan-tangan kotor mempengaruhi kepengurusan PSSI. Untuk itu, dia mengatakan pemimpin PSSI nanti harus punya nyali membersihkan unsur-unsur negarif itu.
“Hari ini, untuk maju, PSSI hanya butuh satu hal yaitu nyali," tambah Erick.
Menurutnya, masalah sepakbola Indonesia dari dulu tak pernah berubah: pembinaan usia muda yang tak berjalan dengan baik, pengelolaan kompetisi liga yang semrawut, integritas dan fairplay dalam kompetisi, serta industri sepakbola yang tidak profesional.
"Mencari 11 orang dari 270 juta rakyat Indonesia untuk membentuk tim nasional yang kompetitif tidak sulit jika semua hal itu kita benahi dengan benar. Tim nasional sebuah negara hanya sekuat kompetisi liganya. Liga yang kuat akan menghasilkan tim nasional yang kuat. Liga lemah, tim nasional lemah. Sekarang, sudah saatnya sepakbola kita naik kelas," tambah Erick.Â
Membenahi Sepakbola
Membenahi sepakbola, kata Erick, bukan hanya urusan teknis sepakbola seperti taktik atau formasi, melainkan juga urusan manajerial, bisnis, penegakan hukum, juga urusan political will dan dukungan.
Erick Thohir diketahui punya pengalaman mumpuni di dunia sepakbola. Ia pernah memiliki dan menjadi Presiden Inter Milan, salah satu klub terbesar di benua Eropa. Saat itu, Erick yang menggantikan Massimo Moratti menjadi penyelamat Inter Milan.
Erick membenahi manajemen Inter Milan yang sedang terpuruk hingga mendapat investasi dari Suning Holdings Grup asal China. Langkah Erick itu dianggap sebagai sebuah terobosan lantaran sebelumnya klub sepakbola Italia terkesan tertutup untuk investasi asing. Itu sebabnya, manajemen Inter Milan pernah berterima kasih kepadanya.
Erick juga punya pernah menjadi pemegang saham mayoritas di DC United, klub sepakbola Liga Amerika Serikat.
Di dalam negeri, Erick adalah pemilik Mahaka Sports yang pernah menggelar Piala Presiden 2015 untuk mengisi kekosongan kompetisi setelah PSSI mendapat sanksi dari FIFA. Saat itu, PSSI dipimpin La Nyalla. Â
Advertisement