Liputan6.com, Jakarta - Angka impor Indonesia pada Desember 2022 sentuh USD 19,94 miliar. Jumlah impor tersebut naik 5,16 persen jika dibandingkan pada bulan sebelumnya atau pada November 2022. Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya atau pada Desember 2021 mengalami penurunan 6,61 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan, impor Indonesia secara tahunan merupakan penurun terdalam sejak 2 tahun terakhir. "Kalau dibandingkan yoy, impor kita turun 6,61 persen dan ini merupakan penurunan terdalam 2 tahun terakhir," ujar Margo dalam acara konferensi pers di Gedung BPS, Senin (16/1/2023).
Baca Juga
Secara kumulatif, total nilai impor Januari hingga Desember 2022 sebesar USD 237,52 miliar atau naik 21,07 persen jika dibandingkan periode sebelumnya.
Advertisement
Untuk impor nonmigas secara tahunan sebesar USD 197,11 miliar atau meningkat 15,50 persen yang ditopang oleh serealia, barang besi dan baja, kereta api. Sedangkan impor migas USD 40,42 miliar atau 58,31 persen ditopang ole impor hasil minyak dan minyak mentah.
Sementara berdasarkan golongan penggunaan barang, nilai impor Januari-Desember 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan bahan baku atau penolong sebesar USD 33,956 juta.
Reporter: Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com
Ekspor Indonesia di Desember 2022 Turun 1,10 Persen Jadi USD 23,83 Miliar
Nilai ekspor Indonesia pada Desember 2022 tercatat USD 23,83 miliar. Angka ini turun 1,10 persen jika dibandingkan dengan November 2022 yang tercatat USD 24,12 Miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan, ekspor pada Desember 2022 mengalami penurunan dorong oleh melorotnya ekspor nonmigas yang sebesar USD 22,35 miliar. Angka ini turun 2,73 persen jika dibandingkan dengan November 2022 yang tercatat USD 22,99 miliar.
"Jadi 4 bulan berturut-turut ini menurun baik dari sisi nilai ataupun volume," jelas Margo dalam acara konferensi pers di Gedung BPS, Senin (16/1/2023).
Beberapa komoditas nonmigas yang mengalami penurunan ekspor antara lain bahan bakar mineral sebesar 9,44 persen, lemak dan minyak hewan (nabati) 9,47 persen, barang dari besi dan baja turun 50,47 persen dan logam mulia dan perhiasan 11,61 persen.
Kendati begitu, ekspor migas masih mengalami peningkatan sebesar USD 1,49 miliar atau 32,45 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kenaikan ekspor migas ini terutama didorong oleh peningkatan ekspor minyak mentah 73,24 persen dengan volume yang juga naik sebesar 95,70 persen. Kemudian hasil minyak 31,73 persen dengan volume 45,54 persen serta gas alami peningkatan 28,18 persen dan volume 24,12 persen.
Ekspor secara kumulatif Januari hingga Desember 2022 mencapai USD 291,98 miliar atau meningkat 26,07 persen dibandingkan tahun 2021.
"Ekspor kita meningkat secara tahunan," kata Margo.
Advertisement