Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mempertanyakan data ekspor sarang burung walet kepada Kementerian Pertanian (Kementan). Pasalnya, dia sudah meminta data tersebut sejak lama, namun tak kunjung diberi oleh Kementan.
"Saya waktu itu minta data, data perihal ekspor sarang burung walet, sampai hari ini saya minta tidak dikasih, produksi PT A sekian, mendapatkan kuota sekian, dari mana? apa perlu saya buka di sini nanti, saya tidak asal bicara saya punya data," kata Sudin dalam Rapat Kerja dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di kantor DPR, Senin (16/1/2023).
Baca Juga
Dia sudah meminta Eselon 2 Kementerian Pertanian untuk memeriksa perusahaan sarang burung walet, terkait jumlah pegawainya hingga produksi mereka. Komisi IV menduga terjadi praktik penjualan kuota sarang burung walet.
Advertisement
"Saya sudah minta kepada eselon 2, anda untuk turun dan sidak berapa banyak karyawan, berapa banyak produksi. Tapi sampai hari ini saya belum menerima, saya juga katakan ke komisi IV saat sidang terjadi penjualan kuota di sarang burung walet," ujarnya.
Menurutnya, kinerja dari Kementerian Pertanian kurang gesit. Justru Sudin malah mendapatkan data-data tersebut dari pihak lain. Dia pun menyayangkan terjadi praktik penjualan kuota sarang burung walet.
"Saya waktu itu sudah bilang bantu saya data, sampai hari ini saya gak dapat data, saya malah dapat dari orang luar, mau jadi apa ini kuota sarang burung walet diperjual belikan. Saya sangat miris sekali, yang mendapatkan kuota itu sebagian besar orang luar sana bukan bangsa sendiri, orang bangsaa sendiri sulit dapat kuota," ungkapnya.
Padahal seharusnya kita memperkaya dan meningkatkan produksi sarang burung walet bangsa sendiri, dibandingkan memberikan kuota penjualan kepada pihak luar.
"Saya sedang mengecek, kenapa sih memperkaya bangsa sendiri dan kita tingkatkan produksi orang kita sendiri," pungkasnya.
Mentan Dorong Ekspor Sarang Burung Walet Tembus Amerika dan Eropa
Sebelumnya, komoditas peternakan yang sering disebut “emas putih” ini sangat strategis di pasar ekspor dan diminati oleh banyak negara. Di tahun 2022, PT. Anugerah Citra Walet Indonesia sebagai produsen dari Sarang Burung Walet (SBW) mampu melakukan ekspor mencapai 10,58 ton dengan nilai Rp 221,96 Milyar.
Dilihat dari satu contoh, Mentan SYL menyebut potensi SBW dipasar ekspor masih sangat terbuka, tidak hanya pasar Cina, ia meminta agar pasar SBW asal Indonesia meluas hingga Eropa dan Amerika. Dirinya menekankan potensi SBW di pasar ekspor agar digarap maksimal, salah satu caranya dengan memberdayakan atase-atase pertanian yang tersebar di seluruh dunia.
“Walet menjadi sesuatu yang strategis, dan akan kita booster maksimal, kalian sudah tahu jalurnya, dan cara berdagangnya, sekarang bagaimana kita bisa ekspor ke Amerika dan Eropa, saya memiliki atase pertanian di seluruh dunia, kita dapat menjadikan mereka sebagai perwakilan untuk mewujudkan itu,” ungkap Mentan SYL saat melepas ekspor SBW di Kabupaten Bogor.
Lebih lanjut SYL menyebut potensi yang dimiliki SBW Indonesia sebaiknya diikuti dengan upaya peningkatan produksi dan kualitas SBW di dalam negeri. Ia berharap agar semua pihak yang terlibat dalam bidang usaha ini dapat berupaya bersama pihaknya untuk mendorong potensi SBW termasuk dalam aspek budidaya.
“Kami maksimal kawal dari aspek budidaya hingga tembus pasar ekspor, ini tidak mudah, karena negara-negara pengimpor walet sangat selektif, dua tahun ini sesuai arahan presiden, melalui kebijakan-kebijakan Kementerian Pertanian, kami berupaya agar walet menjadi komoditas unggulan,” terang SYL.
Sebagai negara tropis, lanjut SYL, Indonesia menjadi negara terbesar penghasil SBW di dunia. Ia mengatakan usaha SBW di Indonesia tidak hanya berpotensi terhadap peningkatan ekspor negara, tetapi juga berpotensi membuka lapangan pekerjaan dan berpeluang meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Tidak semua negara bisa menghasilkan walet, dan Indonesia menjadi salah satu negara terbaik penghasil walet di dunia, saya berharap ekspor komoditas ini meluas, karena manfaat walet sangat beragam mulai dari kesehatan, farmasi, hingga kosmetik, dan ini berpeluang sebagai lapangan pekerjaaan, di sini saja ada 1400 pekerja,” tegas SYL.
Advertisement
Kementan Prioritaskan Pengembangan SBW
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah, menyampaikan, pengembangan SBW masuk dalam program super prioritas di Kementerian Pertanian (Kementan). Ia katakan, Kementan terus melakukan pendampingan kepada para pelaku usaha sarang burung walet untuk mendorong peningkatan ekspor dan meningkatkan skala usahanya.
“Kita sarankan untuk UMKM agar memanfaatkan akses pembiayaan melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk meningkatkan skala usaha dan pengadaan sarana prasarana guna meningkatkan kualitas produksi,” ungkap Nasrullah.
Sebagai informasi, berdasarkan data BPS, tahun 2021 Indonesia telah mengekspor 1.510 Ton Sarang Burung Walet (meningkat 15% dibandingkan tahun 2020/YoY) dengan nilai 517 juta USD atau setara dengan 7,1 Triliun Rupiah ke beberapa negara di dunia antara lain Tiongkok, Hongkong, Vietnam, Singapura, USA, Canada, Thailand, Australia, Malaysia, Jepang, Laos, dan Korea.
Sementara itu, Rudy Foniaty Direktur PT. Anugerah Citra Walet Indonesia menyampaikan, sarang burung walet yang diekspor berasal dari 104 rumah walet di Kalimantan dan Sulawesi Selatan. Ia mengatakan sejak 2018, perusahaannya telah mengekspor ke Cina secara rutin. Ia megatakan perusahaannya telah mendapatkan registrasi dari Otoritas Kepabeanan dan Karantina Tiongkok (GACC) bersama dengan 28 perusahaan walet asal tanah air lainnya.
“Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Menteri Pertanian beserta jajarannya yang telah membina usaha kami,” ungkapnya.