Sukses

Inflasi Tangerang Terkendali Berkat Mobil Pasar Keliling

Dengan inflasi sebesar 4,56 persen dan IHK 111,82, Pemerintah Kota Tangerang dinilai berhasil tekan angka inflasi.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten menyebut, angka inflasi di Kota Tangerang terendah se-Banten. Dengan inflasi sebesar 4,56 persen dan IHK 111,82, Pemerintah Kota Tangerang dinilai berhasil tekan angka inflasi.

Tingkat pengangguran terbuka Kota Tangerang pun turun menjadi 7,13 persen dari sebelumnya 9,07 persen.

Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah mengungkapkan, tren positif tersebut bisa menjadi momentum titik balik pertumbuhan ekonomi di kota Tangerang.

"Secara statistik menunjukkan tren positif untuk laju pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang, dan ini semua tentunya berkat kerjasama dan kolaborasi dari berbagai pihak, dalam mengawal dan menjaga kestabilan harga dan juga ketersediaan stoknya di pasaran. Untuk itu, agar semakin menjangkau masyarakat, saya minta agar diperbanyak pasar-pasar keliling dan pastikan stok barang-barang kebutuhannya selalu tersedia," jelas Arief saat ditemui di Kawasan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Senin (16/01/2023).

Arief menambahkan, kehadiran pasar-pasar rakyat termasuk pasar keliling tersebut merupakan salah satu upaya untuk menjaga agar aktifitas ekonomi masyarakat dapat terus berjalan.

"Dengan diperbanyak pasar-pasar keliling ini diharapkan dapat memotong mata rantai pasok sehingga harga-harga bisa tetap terjaga. Tidak dimainkan oleh para spekulan. Konsepnya adalah agar dapat dijangkau oleh masyarakat baik dari segi harga maupun jaraknya." terang Arief.

Sebagai informasi, Pemerintah Kota Tangerang dalam menekan angka inflasi juga telah mengeluarkan berbagai kebijakan, antara lain melalui Subsidi Tranportasi Umum dengan Menggratiskan Si Benteng dan Bus Tayo, Penyediaan Lapangan Kerja melalui pelaksanaan Virtual Job Fair, dan Bantuan Sosial ke Masyarakat.

2 dari 3 halaman

Jokowi Minta Jajaran Menteri Urus Persoalan Inflasi Bersama, agar di Bawah 5 Persen

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta jajaran menterinya untuk bersama-sama menekan angka inflasi, seperti saat menangani pandemi Covid-19. Jokowi ingin inflasi di Indonesia berada dibawah 5 persen pada 2023.

"Yang berkaitan dengan inflasi sekali lagi saya minta secara rutin pada saat sama pada saat kita mengererjakan urusan Covid semua bisa bekerja bareng-bareng, bekerja bersama," kata Jokowi saat memberikan arahan dalam Rapat Terbatas tentang APBN di Istana Negara Jakarta, Senin (16/1/2023).

"Saya minta juga urusan inflasi kita keroyok bareng bareng supaya inflasi ini bisa ditekan di bawah lima (persen)," sambungnya.

Menurut dia, harga kebutuhan pokok saat ini stabil sehingga ada peluang untuk menekan angka inflasi. Hal ini dikatakan Jokowi setelah beberapa kali mengunjungi pasar.

"Saya yakin setelah saya keluar masuk pasar, saya lihat stabilitas harga saya lihat peluang itu sangat mudah jika dikerjakan bersama, sama seperti kita menyelesaikan Pandemi Covid-19 di negara kita," jelas Jokowi.

Dia memaparkan ekonomi nasional berhasil tumbuh sebesar 5,72 persen pada kuartal III tahun 2022. Selain itu, Indonesia juga mampu mengendalikan inflasi di angka 5,5 persen pada tahun 2022.

"Ini juga sebuah capaian yang sangat baik dan saya minta untuk juga terus dilanjutkan menekan inflasi ini," ucapnya.

"Dan selain dari BI, instrument moneter di BI saya juga minta mendagri untuk terus melanjutkan agar daerah-daerah ikut bersama-sama berpartisipasi dalam menekan inflasi agar bisa kita tekan sekecil mungkin," sambung Jokowi.

 

3 dari 3 halaman

Berharap Pendapatan Negara Tidak Anjlok

Selain itu, kata dia, pendapatan negara juga tumbuh 30,36 persen pada 2022. Jokowi berharap pendapatan negara tidak anjlok ditengah kondisi dunia yang penuh ketidakpastian.

"Ini adalah tahun ujian bagi semua negara di dunia, karena tekanan geopolitik yang sangat tinggi, ekonomi dunia melemah utamanya Negara besar seperti Uni Eropa, China, Amerika Serikat (AS) saya kira diperkirakan akan melemah semua, padahal ekspor kita dengan Negara-negara itu sangat besar sehingga kita juga harus hati-hati," ungkap Jokowi.

Disisi lain, dia menuturkan pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan menurun dari angka yang sebelumnya 2,9 turun menjadi hanya 1,7 persen. Namun, Jokowi berharap Indonesia mampu menghadapi tantangan ekonomi.

"Ini proyeksi dari Bank Dunia, sehingga ini menjadi tantangan bagi kita tetapi karena kita masih bisa menghadapi tahun 2022 dengan baik, Insya Allah di 2023 juga bisa," tutur Jokowi.

 Â