Sukses

Cerita Mantri BRI Banjar Jadi Aktor Inklusi Keuangan dan Dongkrak Ekonomi Keluarga

Tenaga pemasar mikro BRI yang akrab dikenal sebagai Mantri memiliki peranan esensial untuk menghadirkan beragam layanan perbankan kepada masyarakat Indonesia hingga wilayah 3T.

Liputan6.com, Banjarmasin Tak terasa sudah 3 tahun lamanya, Widyaningsih Indri Arum Sari menjalani profesi sebagai tenaga pemasar mikro BRI atau akrab dikenal Mantri BRI. Perempuan berusia 29 tahun ini tercatat sebagai Mantri BRI di Palam, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Dalam kurun waktu tersebut, banyak pengalaman dan manfaat yang ia dapatkan. Seperti, mengantarkan dirinya untuk mampu mengangkat ekonomi keluarga sekaligus berkesempatan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya literasi keuangan digital.

Untuk diketahui, Mantri BRI memiliki peranan esensial untuk menghadirkan beragam layanan perbankan kepada masyarakat Indonesia hingga wilayah 3T. BRI senantiasa memberikan berbagai insentif untuk mendukung pengembangan diri dan peningkatan kinerja.

Ibu dua anak ini bercerita, banyak keuntungan yang diperoleh ketika menjadi Mantri BRI. Pertama, lebih banyak dikenal orang sehingga memudahkan aktivitas sebagai Mantri. Kedua, dari sisi pendapatan yang meningkat. Alhasil, bisa merenovasi rumah dan menyekolahkan anak di sekolah yang bagus.

Dirinya menuturkan berkat menjadi Mantri, dirinya bisa mewujudkan berbagai keinginannya. Hal ini tidak lepas dari berbagai benefit yang diperolehnya dari BRI sebagai tenaga pemasar mikro. Widyaningsih juga bercerita, BRI kerap mengapresiasi berbagai capaian kinerjanya melalui berbagai benefit hingga insentif khusus.

Benefit yang Diperoleh Mantri BRI

Seperti diketahui seorang Mantri BRI yang berprestasi dapat memperoleh beragam benefit maupun program pengembangan. Di samping gaji bulanan, tunjangan cuti dan hari raya keagamaan, insentif triwulanan, bonus, program kepemilikan motor, dan bahkan hingga kepemilikan saham BBRI. Bagi Mantri maupun Unit Kerja Mikro yang memiliki kinerja terbaik juga mendapatkan penghargaan SIPK (Sistem Insentif Pelampauan Kinerja) dari BRI dengan berbagai benefit khusus.

Widyaningsih menambahkan, menjadi Mantri itu tidak asal-asalan, ada tahapan pendidikan. Ini bertujuan agar para Mantri BRI bisa bersosialisasi dengan masyarakat. Adapula pendidikan terkait cara menilai agunan, cara menilai pinjaman, dan lainnya yang semua demi melayani nasabah dengan maksimal.

BRI juga membekali dirinya dengan program pengembangan untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya, salah satunya ialah program BRILiaN Leader Development Program (BLDP). Ini bertujuan agar para Mantri BRI bisa bersosialisasi sekaligus mengkomunikasikan produk perbankan secara baik kepada masyarakat. 

Adapula pendidikan tersebut di antaranya terkait menilai agunan, cara menilai pinjaman, dan lainnya yang semua demi melayani nasabah dengan maksimal. Dengan begitu, Widyaningsih optimistis bisa terus menambah wawasan, skill, dan jaringannya sebagai tenaga pemasar mikro.  

Di samping itu, profesi ini membuatnya lebih banyak dikenal orang sehingga memudahkan aktivitas sebagai Mantri. Mobilitas yang tinggi sebagai Mantri pun ditunjang oleh pemberian program kepemilikan motor yang diinisiasi BRI.

2 dari 3 halaman

Tantangan Widyaningsing Sebagai Mantri BRI

Sebelum menjadi Mantri BRI, Widyaningsih bekerja sebagai teller di Kantor Cabang BRI Unit Martapura sejak 2014. Seiring berjalannya waktu ia mendapatkan kesempatan untuk menjadi Mantri oleh Kepala Kantor Cabang BRI setempat. Kesempatan ini dianggap sebagai tantangan baru yang menyenangkan.

Tantangan pertama yang harus dihadapi sebagai Mantri BRI adalah tuntutan agar bisa membaur dengan masyarakat. Maklum kala itu, masyarakat daerah Palam belum terlalu melek dunia perbankan, apalagi keuangan digital.

“Kita harus berkenalan dulu dengan mereka, dan mengenalkan kepada mereka apa saja produk (perbankan) yang bisa mereka jual (jika menjadi AgenBRILInk),” ujarnya.

Selanjutnya, tantangan kedua adalah meyakinkan masyarakat terkait produk perbankan utamanya milik BRI. Sebab, rata-rata masyarakat di daerah Palam selama ini hanya memahami jasa keuangan non bank. Sedangkan, jika meminjam ke non bank mereka mendapatkan pinjaman berbunga tinggi.

Selama bertugas, Widyaningsih mengaku tidak ada kendala untuk jarak. Itu karena Kantor Cabang BRI di Martapura sengaja menugaskan para mantri yang memang dekat dengan wilayah tempat tinggal masing-masing mantri. Tujuannya, untuk memudahkan dan mempercepat mantri dalam bersosialisasi dengan calon nasabah.

3 dari 3 halaman

Jadi Agen Penyuluh Digital

Tak hanya aktif sebagai Mantri BRI, Ia juga aktif sebagai agen penyuluh digital di kampung yang belum terliterasi digital dengan baik. Sebagai penyuluh, Ia bertugas mengajarkan nasabah untuk mengetahui seluk beluk terkait kemudahan menggunakan produk keuangan digital perbankan.

Untuk membuat nasabah di daerahnya menjadi lebih melek digital, BRI memberikan fasilitas mesin EDC sederhana untuk kemudian mengarahkan nasabah yang menjadi AgenBRILink menggunakan mobile banking.

Atas usahanya itu, kini masyarakat di Wilayah Martapura bisa lebih melek digital terutama untuk produk perbankan. Mereka sekarang dapat lebih memahami dan mengenal aktivitas perbankan, bahkan ada yang paham bertransaksi ke luar negeri, seperti ke Singapura, Malaysia, dan lainnya.

“Jadi, dari pihak kami berkolaborasi dengan pihak Kanwil, kemudian dari Kanwil memberikan pendidikan sama mereka agar dapat melakukan pemasaran sampai ke luar negeri. Kami kolaborasi itu,” ucapnya.

Di akhir, Widyaningsih mengaku senang bisa menjadi bagian Mantri BRI di daerahnya. Bisa menjalankan dua peran sekaligus, yakni menjadi Mantri BRI dan juga menjadi Ibu rumah tangga.

 

(*)