Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bnak Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso membeberkan sejumlah skenario dalam menghadapi tantangan ekonom di 2023 ini. Termasuk adanya potensi resesi di sejumlah negara yang juga akan berpengaruh pada ekonomi nasional.
Sunarso melihat, imbas dari pandemi, dan berbagai faktor lainnya, akan ada perubahan perilaku nasabah perbankan. Utamanya dalam mengakses secara digital.
Baca Juga
Ada 4 skenario yang disusun oleh BRI. Pertama, jika ekonomi mulai pulih, tapi tingkat inflasi berada pada angka tinggi dan kualitas pinjaman memburuk. Dalam hal ini, BRI bisa mempercepat prises write-off, untuk recovery rate yang lebih tinggi.
Advertisement
"Kemudian mempertahankan coverage ratio yang tinggi. Tumbuh selektif, enhancement credit risk model, loan portofolio guideline yang diatur ke moderat, dan kita lakukan pemantauan kualitas pinjaman secara intensif," terangnya dalam Webinar Tren Perbankan di Tahun 2023 yang digelar OJK Institute, Selasa (17/1/2023).
Skenario kedua, adalah jika ekonomi pulih, inflasi terkendali, dan kualitas pinjaman membaik. BRI bisa mempercepat proses write-off untuk recovery rate yang tinggi. Lalu, menurunkan coverage ratio, enhance risk-based pricing model untuk meningkatkan daya saing produk. Serta loan portofolio guideline yang lebih longgar sebagai pedoman untuk strategi pertumbuhan.
Ketiga, jika kondisi ekonomi tetap stagnan, inflasi terkendali, dan kualitan pinjaman membaik. Sunarso mengunkap, langkah yang bisa diambil adalah dengan menentukan pertumbuhan secara selektif, dengan loan portofolio guideline yang diatur ke level moderat.
Lalu, mempertahankan coverage ratio di level tinggi. Serta pemantauan kualitas pinjaman yang intensif dan simulasi dan stress test secara periodik.
"(Keempat), jika ekonomi stagnan, inflasi naik, kualitas pinjaman memburuk. Ini worst scenario, tumbuh terbatas, pengaturan loan portofolio yang ketat, dan mempertahankan coverage ratio di level tinggi, dan kita lakukan monitoring kualitas kredit secara intensif, stress-test dilakukan secara periodik," bebernya.
Â
Bidik 615 Ribu Agen BRILink
Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso membidik ada 615 ribu agen BRILink di tahun 2023 ini. Artinya ada penambahan sekitar 25 ribu agen di seluruh Indonesia.
Sunarso menuturkan saat ini ada 590 ribu agen BRILink yang tersebar diseluruh penjuru negeri. Agen-agen ini mampu meningkatkan akses masyarakat di berbagai daerah terhadap BRI.
"Kita punya 590 ribu (agen saat ini), target kita 2023 ini akan jadi 615 ribu, masih ada (peluang) 25 ribu lebih, itu kita akan cari," ujarnya dalam Webinar Tren Perbankan di Tahun 2023 yang digelar OJK Institute, Selasa (17/1/2023).
Sunarso mengungkap dalam satu tahun terkahir transaksi masyarakat lewat BRILink bisa tembus hingha Rp 1.400 triliun. Ini jadi angka yang fantastis ditengah proses akselerasi akses produk perbankan di masyarakat daerah, yang jadi fokus penetrasi BRI.
Â
Advertisement
Transaksi Tembus Rp 1.400 triliun
Menurutnya, besarnya transaksi yang dilakukan secara semi-konvensional ini terjadi ditengah fokus proses bisnis menuju digitalisasi. Kendati, masyarakat di daerah juga masih banyak yang melakukan transaksi secara konvensional lewat BRILink.
"Transaksinya gak main-main, kecenderungannya digital memang naik, tapi lewat agen BRILink setahun lebih dari Rp 1.400 triliun. Itu fakta dan realita, padahal agen BRILink adalah hybrid bank dengan bisnis proses yang digital," urainya.
Hybrid bank atau perpaduan pengembangan digitalisasi di perbankan sambil terus menyediakan layanan konvensional jadi strategi BRI. Mengingat, fokus BRI yang membidik sektor informal hingga usaha mikro melalui Holding Ultra Mikro.
Â
Strategi
Strategi ini dinilai Sunarso sebagai keberhasilan untuk meningkatkan akses masyarakat di daerah terhadap produk perbankan. Kedepannya, bisa membuka ruang-ruang baru bagi produk lainnya selain dari tabungan.
"Dibuat fully digital gak laku, mungkin laku di kota besar, di anak-anak musa, tapi karena masih ada ibu-ibu disana (di daerah) yang gak paham digital. Makanya kita layani secara konvensional, tapi kalau konvensional aja, sekian tahun ganti generasi, BRI akan ketinggalan," bebernya.
"Maka kita kembangkan hybrid bank, kita digitalkan core-nya, ekosistemnya ktia rangkai digital, dan digital proporsition-nya kita perkuat," sambung Sunarso.
Advertisement