Sukses

Libur Tahun Baru Imlek Tahun Ini, Jutaan Warga China Lebih Bebas Lalu Lalang

Sebanyak 42,27 juta orang di China melakukan perjalanan darat,laut dan udara menjelang libur Tahun Baru Imlek.

Liputan6.com, Jakarta - China melaporkan lebih dari 42 juta perjalanan domestik pada Sabtu 15 Januari 2023, di tengah lonjakan perjalanan liburan Tahun Baru Imlek setelah pencabutan pembatasan Covid-19. Adapun  15 Januari menandai hari kedelapan dari 40 hari periode perjalanan Tahun Baru Imlek yang disebut chun yun. 

Melansir South China Morning Post, Selasa (17/1/2023), perjalanan itu juga dikenal sebagai migrasi orang tahunan terbesar di dunia, ketika jutaan orang di China pulang kampung untuk berkumpul bersama keluarga.

Libur Tahun Baru Imlek di China, yang berlangsung mulai 21-27 Januari ini akan menjadi yang pertama sejak 2020 tanpa pembatasan perjalanan domestik.

Sebanyak 42,27 juta orang melakukan perjalanan dengan kereta api, jalan darat, laut dan udara di seluruh negeri pada 14 Januari, meningkat 57 persen dari hari yang sebanding pada tahun 2022, kata

Kementerian Perhubungan China mengungkapkan, ada sebanyak 42,27 juta orang yang melakukan perjalanan dengan kereta api, jalan darat, laut dan udara di seluruh negeri pada 14 Januari 2022. 

Angka tersebut menandai peningkatan 57 persen dari periode sebelumnya pada 2022 lalu. Merangkaknya jumlah perjalanan domestik terjadi di tengah rebound berkelanjutan dalam aktivitas ekonomi, setelah China mencabut kebijakan nol-Covid-19 bulan lalu.

Namun, jumlah perjalanan masih hampir 46 persen di bawah periode yang sama pada tahun pra-pandemi 2019, menurut data resmi.

Kemenhub China memprediksi, perjalanan domestik di negara itu akan mencapai lebih dari 2 miliar selama musim liburan yang dikenal sebagai Festival Musim Semi. Jumlah itu juga akan naik hampir dua kali lipat dari total musim libur chun yun terakhir.

2 dari 3 halaman

Libur Tahun Baru Imlek di Depan Mata, Warga China Masih Ogah Terbang ke Luar Negeri

Menjelang libur Tahun Baru Imlek 2023, pemesanan penerbangan internasional di China hanya mencapai 15 persen dari tingkat pra-pandemi.

Jumlah tersebut dinilai masih kecil meskipun sudah terjadi lonjakan pemesanan 192 persen dari periode yang sama tahun lalu. 

Dilansir dari AlJazeera, Senin (16/1/2023) pengumpul data perjalanan ForwardKeys mengungkapkan bahwa pemulihan penerbangan internasional di China menghadapai tantangan karena kapasitas maskapai yang rendah, harga tiket yang tinggi, hingga persyaratan tes Covid-19 oleh banyak negara

"Meskipun Tahun Baru Imlek kemungkinan akan melihat peningkatan perjalanan internasional untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, kita perlu menunggu lebih lama sebelum kita melihat kebangkitan wisatawan China yang menjelajahi dunia," kata Wakil Presiden ForwardKeys Wawasan Olivier Ponti.

Sejumlah agen perjalanan online di China menyebut, lonjakan pencarian dan pemesanan penerbangan internasional berlipat ganda sejak pengumuman dibukanya perbatasan, tetapi tidak memberikan data yang membandingkan tingkat minat saat tahun 2019.

Selain itu, data ForwardKeys juga menunjukkan rata-rata tarif penerbangan dari China 160 persen lebih tinggi daripada pada Desember 2019, meskipun hal itu menunjukkan tren penurunan sejak Juni 2022 ketika kapasitas penerbangan lebih rendah dan aturan karantina masih diberlakukan.

Ponti mengatakan bahwa perusahaannya memperkirakan pasar outbound China akan meningkat kuat pada kuartal kedua 2023 ketika maskapai menjadwalkan kapasitas untuk musim semi dan musim panas, yang meliputi musim libur pada Mei, Juni dan liburan musim panas.

ForwardKeys mencatat, negara destinasi paling populer yang dipesan wisatawan China antara 26 Desember dan 3 Januari adalah Makau, Hong Kong, Tokyo, Seoul, Taipei, Singapura, Bangkok, Dubai, Abu Dhabi, dan Frankfurt, dengan 67 persen pemesanan dibuat untuk periode liburan Tahun Baru Imlek antara 7 Januari dan 15 Februari 2023.

3 dari 3 halaman

Jelang Tahun Baru Imlek, Warga China Mulai Berbondong-bondong Bepergian

Masyarakat di China mulai bepergian menjelang musim libur Tahun Baru Imlek 2023. Besarnya jumlah warga China yang bepergian untuk libur Tahun Baru Imlek pun menjadi salah satu tanda berakhirnya kebijakan nol-Covid-19 yang memberi jalan bagi pemulihan aktivitas ekonomi.

Melansir South China Morning Post, Jumat (13/1/2023) Kementerian Perhubungan China mengungkapkan ada sekitar 34,7 juta perjalanan dalam negeri yang dilakukan melalui jalan darat, kereta api, air atau udara pada Sabtu, 7 Januari 2023. 

7 Januari menjadi hari pertama dari kesibukan perjalanan Tahun Baru Imlek 2023 di China. Kemudian pada hari Minggu, 8 Januari 203 jumlah itu bertambah menjadi 35,4 juta. Jumlah pelaku perjalanan di China tahun ini bahkan 40 persen lebih tinggi daripada tahun 2022 lalu.

Wakil Menteri Transportasi China Xu Chengguang memperkirakan, negara itu akan melihat sekitar 2,1 miliar perjalanan selama keseluruhan periode 40 hari Festival Musim Semi, yang disebut Chunyun.

Peningkatan perjalanan di China, bersama dengan indikator mobilitas lainnya menunjukkan lonjakan penggunaan kereta bawah tanah dan kemacetan lalu lintas. 

Hal ini menjadi pertanda baik bagi prospek ekonomi negara itu, dan menunjukkan bahwa gelombang Covid-19 terburuk mungkin akan segera berakhir di kota-kota besar. Sejumlah ekonom juga menaikan perkiraan mereka untuk pertumbuhan ekonomi China setelah pencabutan kebijakan nol-Covid-19 menjelang Tahun Baru Imlek.

Barclays beberapa waktu lalu menaikkan proyeksi pertumbuhan PDB China menjadi 4,8 persen untuk 2023 dari 3,8 persen pada pembukaan kembali yang lebih cepat dari perkiraan. "Aktivitas di China telah pulih secara signifikan," kata Tommy Xie, kepala penelitian China di Oversea-Chinese Banking Corporation.

"Tingkat kemacetan di kota-kota seperti Beijing dan Chengdu yang pertama kali dilanda wabah Covid-19 sudah pulih sepenuhnya," ungkapnya.