Liputan6.com, Jakarta Harga emas pada hari Selasa turun dari puncak lebih dari delapan bulan di tengah harapan bahwa Federal Reserve AS akan mengadopsi pendekatan yang kurang agresif untuk menaikkan suku bunga ke depan.
Dikutip dari CNBC, Rabu (18/1/2023), harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi USD 1.904,87 per ons setelah mencapai level tertinggi sejak akhir April pada hari Senin. Harga emas berjangka AS turun 0,6 persen pada USD 1.909,9.
Baca Juga
Indeks dolar AS naik 0,2 persen. Dolar AS yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Advertisement
“Kami melihat ini sebagai sedikit kemunduran dalam tren sideways-to-higher kami. Kami percaya kombinasi dari pelemahan dolar dan kekhawatiran inflasi terus mendukung lingkungan positif kami,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Dengan suku bunga yang lebih rendah diterjemahkan ke dalam pengembalian yang lebih rendah pada aset berbunga seperti obligasi pemerintah, investor mungkin lebih memilih emas dengan hasil nol.
Pedagang mengharapkan peluang 90,6 persen dari kenaikan suku bunga 25 basis poin dari Fed pada bulan Februari dan melihat suku bunga naik pada 4,94 persen pada bulan Juni. Sementara sebagian besar pejabat Fed melihat suku bunga mendarat di utara 5 persen ke tahun depan.
Chief Executive Officer Citigroup Inc Jane Fraser mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNBC bahwa Federal Reserve AS dapat memperlambat kenaikan suku bunga di akhir musim semi atau awal musim panas.
Pertumbuhan Ekonomi China
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi China merosot pada 2022, tetapi para pejabat di Forum Ekonomi Dunia mengatakan pembukaan kembali negara itu dapat mendorong pertumbuhan global melampaui ekspektasi.
Pembelian emas di China biasanya meningkat menjelang liburan Tahun Baru Imlek, yang berlangsung mulai 21 Januari.
"Kami perkirakan harga emas akan cenderung di sekitar USD 1.950/oz pada tahun 2023," kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan tertanggal Jumat.
Pada kalender ekonomi A.S., data indeks harga produsen (PPI), penjualan ritel, dan pembacaan output manufaktur diharapkan besok.
Advertisement