Sukses

SKK Migas: Kita Ngebor di Atas 1.000 Sumur Terakhir di 2014, Habis itu Turun Terus

Realisasi minyak mentah siap jual atau lifting minyak sepanjang 2022 hanya sebesar 612.300 barel oil per day (bopd).

Liputan6.com, Jakarta - Realisasi minyak mentah siap jual atau lifting minyak sepanjang 2022 hanya sebesar 612.300 barel oil per day (bopd). Angka ini masih di bawah target yang ditetapkan yaitu 700.000 bopd. Realisasi lifting minyak 2022 juga lebih rendah dibandingkan 2021 yang di angka 660.300 bopd.

Berdasarkan keterangan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), lifting minyak sepanjang 2022 tidak tercapai karena ada beberapa masalah. 

"Ada beberapa hal yang menyebabkan perbedaan lifting minyak 2022 mencapai 612.300 barel oil per day," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers Laporan Kinerja 2022 di Wisma Mulia, Jakarta, Rabu (18/1/2023).

Realisasi salur gas di 2022 juga tidak memenuhi target dengan hanya mencapai 5.347 Million Standard Cubic Feet per Day (mmscfd). Adapun, target yang ditetapkan sebesar 5.800 mmscfd.

"Atau hanya 97 persen dari capaian tahun (2021) lalu. Ini di bawah dari apa yang direncanakan," ucap Dwi Soetjipto

Selain itu, kinerja investasi untuk sektor hulu migas di sepanjang tahun lalu masih belum mencapai target. Realisasi investasi migas hanya mencapai mencapai USD 12,3 miliar dari target USD 13,2 miliar.

"Investasi mencapai USD 12,3 miliar dari target USD 13,2 miliar, atau 93 persen," ucap Dwi Soetjipto.

Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo menerangkan, rendahnya realisasi minyak dan gas (migas) siap jual atau lifting migas di tahun 2022 akibat dampak dari penyebaran virus Covid-19. Menurutnya, situasi ini mengakibatkan aktivitas pengeboran menjadi terhambat.

"Kita tuh ngebor di atas 1.000 terakhir kali di 2014, habis itu turun terus seiring dengan mungkin semakin susahnya mencari potensi baru. Ada Covid lagi segala macem" jelas Wahju.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

2 dari 5 halaman

Jokowi Soal Blok Rokan: Dulu Dipegang Chevron Turun, Sekarang Sama Pertamina Naik Lagi

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan Wilayah Kerja (WK) Rokan mampu memproduksi 400 ribu barel minyak per hari. Namun, target lifting Blok Rokan ini tak bisa direalisasi tanpa investasi yang besar.

Hal ini diungkap kepala negara saat mengunjungi WK Rokan yang digarap PT Pertamina Hulu Rokan sejak Agustus 2021. Menurutnya, ada peningkatan pasca dikelola perusahaan energi pelat merah tersebut.

"Saya tanyakan ke Dirut Pertamina, produksinya naik atau turun? Ternyata naik. Dulu waktu dikelola Chevron turun sekarang sudah mulai naik dari 156-158 ribu barel per hari menjadi 166 ribu barel per hari. Tapi yang kita inginkan adalah sebuah peningkatan yang berlipat," ujarnya di Kilang Dumai, Riau, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (6/1/2023).

Jokowi meminta produksi minyak ini bisa meningkat hingga 400 ribu barel per hari. Kendati, memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

"Ini kan memang tidak bia langsung dibalik 2 kali lipat. Target yang tadi saya sampaikan 400 ribu barel per hari. Dari 156 (ribu), 158 (ribu), menuju ke 400 (ribu barel per hari). Ini bukan pekerjaan yang mudah. Tapi, tadi sudah saya sampaikan. Ini target. Secepatnya (dicapai) nanti hitungannya dari dirut," paparnya.

Menurut pengakuan Jokowi, untuk mengejar target tersebut, Pertamina membutuhkan investasi yang tak sedikit. Hanya saja, dia belum mengungkap berapa nilai investasi yang dibidik.

"Dan tadi dirut Pertmina menyampaikan, membutuhkan investasi yang tidak sedikit," kata dia.

 

3 dari 5 halaman

Lifting Minyak Turun

Fakta lainnya diungkap oleh Jokowi. Salah satunya soal produksi minyak dari lapangan-lapangan kerja yang ada di Indonesia. Menurutnya, hal ini perlu jadi peluang untuk meningkatkan produksi dari sumur-sumur minyak yang potensial.

Jika tak memaksimalkan potensi yang ada, dia khawatir nantinya kebutuhan di dalam negeri terus dipenuhi dari impor.

"Tapi yang paling penting jangan sampai lifting minyak kita ini sampai turun. sudah berapa tahun ini turun terus. Sehingga apa? Larinya semuanya ketergantungah pada impor. Padahal kita punya sumur-sumur yang bisa kita kelola atau menghasilkan produksi sehingga impornya tidak banyak," bebernya.

Satu hal yang bisa dilakukan adalah melalui pemanfaatan teknologi. Termasuk digitalisasi dalam proses produksinya.

"Menrurut saya pertama teknologi harus digunakan, digitalisasi harus digunakan untuk memonitor dan disini saya lihat sudah mulai pergerkaan setiap alat-alat berat pengeboran gang ada sudah dimonitor dengan monitor digital. Ini yang baik," pungkasnya.

4 dari 5 halaman

Misi Tingkatkan Produksi

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebut, Pertamina memiliki misi untuk meningkatkan level produksi di PHR. Tujuannya untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional.

"Dengan semangat para Perwira dan Mitra Kerja, serta upaya masif dan agresif, kami berkomitmen untuk meningkatkan jumlah produksi migas untuk ketahanan energi. Ini merupakan misi kita bersama, yang tentunya akan terwujud dengan semangat dan kerja keras kita semua," ungkapnya.

PHR yang di tahun 2022 berhasil melakukan pengeboran di 413 sumur, akan ditantang untuk memenuhi target pengeboran yang lebih masif lagi di tahun 2023 yaitu sebanyak 600 sumur. Dalam upayanya menghasilkan minyak untuk kebutuhan nasional, PHR mampu meningkatkan produksi ke tingkat 160 ribu barel per hari, sementara kalau tidak melakukan pengeboran sumur baru, produksi bisa jatuh ke titik 105 ribu barel.

Bahkan di awal tahun ini PHR berhasil menemukan ladang sumur minyak baru yang mampu menghasilkan ribuan barel per harinya. Hal ini akan sangat mendukung pencapaian yang diharapkan oleh pemerintah yaitu 1 juta barel di tahun 2030.

5 dari 5 halaman

Buka Lapangan Kerja

Pada tahun kedua alih kelola WK Rokan, operasional PHR yang andal ini memberikan efek ganda (multiplier effect). Yaitu dengan membuka banyak lapangan kerja baru dari yang mulanya sebelum alih kelola hanya 22 ribu, kini sudah 37.500 orang dan meningkatkan denyut nadi ekonomi serta meningkatnya investasi di Riau.

Hal ini sejalan dengan penambahan 26 Rig di operasi sumur-sumur baru yang sebelum alih kelola hanya 9 Rig, dan 49 menuju 52 Rig Workover & Well Service (WOWS) yang sebelum alih kelola WK Rokan hanya 25 Rig.

"Pencapaian tahun 2022 akan menjadi penyemangat kita untuk meningkatkan produksi. Sebagai contoh, melalui pengoperasian Rig, jumlah mitra kerja PHR meningkat 20 sampai 25 persen. Dan yang paling utama adalah untuk selalu memprioritaskan keselamatan dan kesehatan," ujarnya

 Â