Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta anggaran sektor perlindungan sosial senilai Rp 476 triliun yang bersumber dari APBN Tahun 2023 untuk tidak dikorupsi.
Permintaan itu disampaikan langsung oleh Sri Mulyani kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini saat meninjau pelaksanaan Program Penanganan Kemiskinan Terpadu di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (20/1/2023).
Baca Juga
"Semoga anggaran dari perlindungan sosial yang sudah dialokasikan di APBN benar-benar bisa dirasakan manfaatnya kepada mereka yang membutuhkan dan tidak dikorupsi ya Bu (Risma)," kata Sri Mulyani.
Advertisement
Sri Mulyani menekankan, penggunaan uang negara dalam sektor perlindungan sosial harus dimanfaatkan secara optimal untuk menekan angka kemiskinan. Antara lain dengan turut memberdayakan kelompok masyarakat difabel untuk terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi.
"Anggaran dari bantuan sosial pemerintah itu dipakai untuk betul-betul membantu langsung target kepada yang memang membutuhkan, bahkan bisa memberdayakan," ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani menerangkan, sektor perlindungan sosial telah dirancang sedemikian rupa untuk menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia yang sempat mengalami kenaikan akibat dampak pandemi Covid-19. Antara lain melalui Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA), Rumah Sejahtera Terpadu (RST), hingga Program Permakanan Lansia dan Disabilitas.
"Saya senang bisa mendapatkan kesempatan melihat program-program ini, terutama tadi Bu Risma memberikan kesempatan kepada kelompok difabel," tegas Sri Mulyani.
Sri Mulyani dipastikan kembali jadi Menteri Keuangan. Jokowi ungkap keinginannya dalam perkuat perekonomian Indonesia .
Di Depan Sri Mulyani, Tri Rismaharini Curhat Dana Bansos Kurang
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini meninjau Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA), Rumah Sejahtera Terpadu (RST), ATENSI Disabilitas, ATENSI Yatim Piatu, Program Permakanan Lansia dan Disabilitas, di Malang, Jumat (20/1/2023).
"Hari ini saya diundang oleh Bu Risma untuk melihat berapa program bantuan sosial yang dikembangkan oleh bu Risma, dan pendekatan beliau itu sangat berbeda, yaitu meng-empower atau memberikan pemberdayaan sehingga masyarakat bisa makin mandiri secara ekonomi," ujar Sri Mulyani.
Menkeu mengungkapkan, pada tahun 2022 lalu Menteri Sosial meminta anggaran tambahan spesial kepada Kementerian Keuangan sebesar Rp 198 miliar untuk memberikan makanan kepada kalangan lansia. Hingga kini sudah terealisasi sebesar Rp 183 miliar.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Sosial Tri Rismaharini, mengaku senang bisa mengajak Menteri Keuangan terjun langsung melihat program yang telah dilakukan Kementerian Sosial, dalam mengentaskan kemiskinan dan memberdayakan kalangan disabilitas di Malang.
"Alhamdulillah Bu Menkeu bisa melihat program Kementerian Sosial untuk Permakanan yang sudah diberikan pada Desember tahun lalu untuk Permakanan lansia, disabilitas, dan anak yatim," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Lebih lanjut, Mensos menjelaskan terkait program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). Dalam catatannya, banyak penerima-penerima muda yang menerima bantuan sosial. Oleh karena itu, Kemensos mengajak mereka untuk berwiraswasta.
"PENA itu adalah kita melihat data banyak penerima-penerima muda yang menerima bantuan sosial (bansos), karena mereka jangkauannya masih panjang masih muda. Karena itu kita membuat program PENA yaitu mengajak mereka berwiraswasta," ujarnya.
Advertisement
Keterbatasan Dana
Namun, dalam prosesnya Kemensos mengalami kesulitan karena keterbatasan dana, akhirnya memberhentikan jumlah penerima bantuan sosial.
Padahal, Kemensos ingin kalangan muda itu berkembang secepatnya menjadi wirausahawan, agar mereka bisa melanjutkan kehidupannya menjadi lebih baik.
"Ternyata melalui DPR, kami di akseskan dengan Bank Indonesia, dan dibantulah oleh Bank Indonesia permodalan tadi," ujarnya.
Lanjut Menkeu, Kementerian Keuangan akan selalu mendukung langkah yang dilakukan Kementerian Sosial dalam mengentaskan kemiskinan melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA).
Â
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com