Sukses

YLKI: Pinjol Banyak Dikeluhkan, Suka Intimidasi dan Sebar Data

Permasalah pinjaman online, banyak keluhan yang diadukan oleh konsumen yakni terkait dari cara penagihan, permohonan keringan, informasi tidak sesuai, penyebaran data pribadi, hingga tidak meminjam namun ditagih.

Liputan6.com, Jakarta - Tren pengaduan di sektor jasa keuangan terus mengalami kenaikan. Berdasarkan laporan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), pengaduan paling banyak mengenai pinjaman online atau pinjol.  

Bidang Pengaduan dan Hukum YLKI Rio Priambodo menjelaskan, ada berbagai pengaduan dari sektor jasa keuangan karena memiliki banyak subsektor. Ia pun menjabarkan seperti industri perbankan, industri asuransi hingga terbaru adalah pinjaman online (pinjol). 

"Komoditas jasa keuangan itu banyak setor di dalamnya, ada pinjaman online, perbankan, uang elektronikm leasing, asuransi hingga investasi," ujar Rio dalam acara konferensi pers, Jakarta, Jumat (20/1/2023).

Untuk pengaduan tahun 2022 pada pinjaman online sebesar 44 persen, perbankan 25 persen, uang elektronik 12 persen, leasing 11 persen, asuransi 7 persen dan investasi 1 persen.

"Ada pinjaman online beberapa tahun terakhir ini sangat tinggi. Bahkan investasi kerugiannya capai triliunan," terang dia.

Rio pun meminta kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan pengawasan khususnya pada sektor jasa keuangan. "Kedepannya sangat penting untuk OJK melihat komoditas ini dan juga meningkatkan pengawasan di sektor jasa keuangan," tambahnya.

Di sisi lain pada permasalah pinjaman online, banyak keluhan yang diadukan oleh konsumen yakni terkait dari cara penagihan, permohonan keringan, informasi tidak sesuai, penyebaran data pribadi, hingga tidak meminjam namun ditagih.

"Kita tahu bahwa penagihan-penangihan banyak dikeluhkan oleh konsumen masalah intimidasi atau penyebaran data pribadi," jelas Rio.

Kendati begitu, ada konsumen yang tidak melakukan peminjaman namun ditagih karena konsumen tersebut mendownload aplikasi dan tidak melakukan peminjaman namun langsung ditransfer oleh pelaku usaha pinjaman online.

"Banyak dikeluhkan, mereka download aplikasi cuma masukin data-data dan mereka tidak melakukan pinjaman, tiba-tiba di transfer dan ditagih untuk pembayaran. Ini banyak yang dikeluhkan," tambahnya.

Perlu diketahui, pelaku usaha pinjaman online tertinggi masih didominasi oleh pinjaman ilegal sebanyak 74 persen dan legal 26 persen.

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

2 dari 3 halaman

Masyarakat Paling Banyak Ngadu ke YLKI Soal Jasa Keuangan, Capai 882 Pengaduan

Sebelumnya, Bidang Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Rio Priambodo mengungkapan tren pengaduan konsumen di tahun 2022 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Angkanya, disapaikannya mencapai 882 pengaduan yang didominasi oleh jasa keuangan, transportasi, belanja online, perumahan hingga minyak goreng.

Dia menyebut ada komoditas baru yang masuk dalam pengaduan YLKI yakni minyak goreng, yang mana fenomena ini muncul pada awal tahun 2022.

Konsumen banyak melakukan pengaduan terkait masalah harga dan kelangkaan minyak goreng. Bahkan masuk ke 5 besar pengaduan konsumen pada YLKI.

"Ada komoditas baru yang masuk dalam pengaduan YLKI, yaitu minyak goreng yang mana sebelumnya belum ada. Tapi ini fenomena baru, kita tahu masalah harga, dan juga langka itu juga banyak yang dikeluhkan konsumen kepada YLKI," ujar Rio dalam konferensi pers, Jakarta, Jumat (20/1/2023).

Tak hanya minyak goreng, sektor transportasi juga masuk dalam 5 besar pengaduan konsumen kepada YLKI, yakni permasalahan yang diadukan terkait perubahan kebijakan jasa transportasi di DKI Jakarta yakni permasalahan tap in dan tap out menjadi persoalan bagi konsumen yang tenar ada double pendebitan.

"Memang sebelumnya belum masuk 5 besar tetapi di tahun 2022 ini ada insiden khususnya di jakarta," terang dia.

 

 

3 dari 3 halaman

Naik 3 Tahun Terakhir

Rio pun merincikan sebanyak 32,9 persen untuk jasa keuangan, transportasi 19 persen, belanja online 8,5 persen, perumahan 7,3 persen dan minyak goreng 7,1 persen.

"Pengaduan konsumen meningkat secara signifikan 3 tahun terakhir, di tahun 2020 402 pengaduan, tahun 2021 535 pengaduan dan 2022 882 pengaduan. Dominasi jasa keuangan masih sangat dominan," kata dia.

Disisi lain, dalam 5 tahun terakhir tren komoditas pengaduan yakni jasa keuangan 39,40 persen, ecommerce 10 persen, perumahan 9 persen, listrik 2 persen dan telekomunikasi 11 persen.

"Ini tren 5 tahun terakhir jasa keuangan tetap mendominasi," tambahnya.

 

 

Â