Sukses

Buwas Tebar Ancaman, Pecat Anak Buah yang Mainkan Harga Beras Bulog

Buwas Bakal Pecat Oknum di Bulog yang Permainkan Harga Beras

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas menegaskan bakal menindak oknum-oknum di tubuh Bulog. Utamanya yang mempermainkan cadangan beras yang dikuasai perusahaan.

Apalagi, hingga mengambil keuntungan pribadi dari beras tersebut. Buwas menekankan, tak ragu untuk memecat oknum-oknum tersebut yang membuat harga beras melonjak di pasaran.

"Saya tau permainan-permainan di Bulog, saya gak ada ragu-ragu untuk memecat yang bersangkutan," kata dia di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Jumat (20/1/2023).

Bukan omong kosong, Buwas mencontohkan salah satunya terjadi di Sulawesi Selatan (Sulsel). Berdasarkan temuannya, ada oknum di tubuh Bulog yang mempermainkan stok dengan alasan sejumlah stok beras dipinjamkan ke pihak lain.

"Contoh di Sulsel, beras hilang, katanya dipinjamkan, makanya saya gak tunggu-tunggu, pecat duluan aja. Tapi kan ada lagi (oknum yang bermain), pengaruh itu ada terus," paparnya.

Dia kembali mengatakan untuk terus mengurangi oknum-oknum tersebut. Bahkan, dia menegaskan tak butuh orang-orang seperti itu yang dinilainya tidak punya integritas dan komitmen dalam menjalankan tugas dari pemerintah.

"Jangan ikut main masalah perut kehidupan, ini makanya saya bilang ke internal Bulog, ayo bangun komitmen ini, kalau tidak bisa mundur atau dipaksa mundur," katanya tegas.

"Makanya saya ingin bersihkan yang punya budaya-budaya itu, di sini pure yang punya jiwa komitmen dan integritas bukan jiwa pedagang (yang mencari keuntungan)," sambung dia.

 

2 dari 4 halaman

Ciduk Penggilingan Nakal

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mendapati adanya sejumlah pihak penggilingan padi nakal yang memainkan pasokan beras.

Temua itu didapatkannya saat melakukan pengecekan lapangan dalam upaya memenuhi target 1,2 juta ton beras hingga akhir 2022. Adapun berdasarkan surat Kementerian Pertanian (Kementan) per 29 November 2022, disebutkan ada 610.632 ton beras di penggilingan yang siap diserap Bulog.

Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas mengungkapkan, sebagian pasokan beras yang disampaikan Kementan sebenarnya sudah kontrak dengan Bulog. Bahkan, ada penggilingan yang justru memainkan harga beras.

"Mereka penggilingan ditanya, kemarin kontrak harga Rp 10.200 (per kg), sekarang mengapa Rp 11.000 (per kg)," kata Buwas dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12/2022).

 

3 dari 4 halaman

Data Berbeda

Dalam hasil pengecekan lapangan bersama Satgas Pangan, pihaknya menemukan data penggilingan dengan jumlah pasokan berasnya berbeda dari data pada kontrak yang sudah dibuat Bulog. Tak cuma barangnya yang tak tersedia, harganya pun dinaikan.

"Yang tadinya katanya ada 30 ribu ton, padahal orang ini kontrak sama kita adanya hanya 3 ribu ton. Tapi dalam data yang diberikan ke kita, dia punya 30 ribu ton. Kontrak sama kita itu harga Rp 10.200, begitu yang 30 ribu ton, dia mintanya Rp 11.000. Begitu dicek di lapangan barangnya tidak ada," ungkapnya.

Adapun dari 610.632 ton beras yang disampaikan Kementan ke Bulog, Buwas mengakui pihaknya hanya mampu menyerap sebagian kecil saja. Pun bila terus dilanjutkan pada sisa akhir tahun ini, kenaikan pasokannya pun tidak signifikan.

"Jadi kalau saya bilang 600 ribu ton dari mana? Karena barangnya memang tidak ada. Sampai hari ini dengan kontrak kita tadi sampai Desember dengan para penggilingan datanya sama persis, itu hanya 166 ribu ton yang kita dapat. Mungkin akhir ini dapat tambahannya sedikit," pungkas Buwas.

 

4 dari 4 halaman

Jokowi Sentil Bulog

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dua hari lalu. teguran ini dilayangkan karena ada masalah kenaikan harga beras yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

Jokowi bercerita, sebanyak 79 daerah di Indonesia mengalami kenaikan beras saat ini. Bahkan di beberapa daerah kenaikan harga beras tidak biasa.

"Saya dua hari yang lalu memperingatkan Bulog untuk masalah ini," ujar Jokowi dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) se-Indonesia," Selasa (17/1/2023).

Menurut Jokowi, tak hanya beras. Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas lain seperti telur, daging ayam ras hingga tomat. Dirinya memiliki data yang mana ada sejumlah daerah mengalami kenaikan pada komoditas tersebut.

"Urusan telur 89 daerah juga mengalami hal yang sama naik, urusan kecil-kecil urusan tomat 82 daerah mengalami kenaikan dan daging ayam ras 75 daerah mengalami kenaikan," terang dia.

Jokowi meminta kepada Bupati, Walikota dan Gubernur untuk sering melakukan operasi pasar dan melihat betul harga-harga yang ada dilapangan dan juga terus memantau harga barang dan jasa. Dengan begitu inflasi di Indonesia akan tetap terjaga.

"Apakah data yang diberikan itu sesuai dengan fakta-fakta di lapangan. Tidak ada yang baik pak, harga stabil pak. Saya cek langsung ke lapangan," tegasnya.

"Saya minta seluruh Gubernur, Bupati, dan walikota bersama dengan Bank Indonesia terus memantau harga-harga barang dan jasa yang ada di lapangan. Sehingga selalu terdeteksi sedini mungkin sebelum kejadian besar itu terjadi," lanjutnya.