Sukses

Dirut Bulog Ditelepon Pengusaha Ajak Kong Kalikong Salurkan Beras Impor: Sontoloyo!

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengungkap ada pengusaha nakal yang menghubunginya soal penyaluran stok beras pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengungkap ada pengusaha nakal yang menghubunginya soal penyaluran stok beras pemerintah. Dia mengindikasikan ini jadi satu praktik pelanggaran yang terjadi.

Buwas mengisahkan ini berkaitan dengan masuknya stok beras hasil impor yang dilakukan. Dia memandang acap kali beras impor masuk, ada pengusaha nakal yang berebut untuk menyalurkan ke masyarakat.

Sayangnya, kata dia, penyaluran itu dibarengi dengan embel-embel keuntungan. Lebih lagi, pengusaha nakal yang disebutnya itu menduga kalau Budi Waseso adalah sosok yang bisa ikut bermain dalam proses penyaluran cadangan beras pemerintah.

"Sekarang begitu beras ini udah sampai Bulog, mulai rebutan. Ada orang yang gak ngerti saya itu siapa gitu loh, ya kan. Berani telepon saya, (dan mengatakan) 'Pak Dirut ini kalau boleh saya jadi penyalur ya pak barang itu nanti, saya siap menyalurkan, seminggu sekian pak. Udah lah pak kan ada hitungannya'," kata Buwas mengisahkan di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Jumat (20/1/2023).

Budi Waseso menduga kalau pengusaha yang meneleponnya itu berpikir kalau dia butuh uang saku menjelang lengsernya dari posisi Dirut Bulog. Padahal, Buwas mengaku kalau hal itu tak pernah ada dibenaknya.

Menanggapi telepon dari pengusaha nakal itu, Buwas hanya melontarkan tanggapan-tanggapan kecil. Tanpa memberikan respons yang berlebihan.

"Sontoloyo bagi saya kan, dia gak tahu siapa saya. 'Oh iya iya Oke oke', wah dia dipikir 'pak dirut sudah mau selesai pasti cari sangu (uang saku), cari duit', ditawarin saya ketawa-tawa 'oke nanti saya pikirkan'. Wah semangat dia, dua kali telepon saya 'pak gimana' saya jawab 'ya nanti dulu lah'," bebernya.

"Saya ngomong sama direksi saya, saya kalau mau main kenapa baru sekarang detik-detik terakhir baru mau main. Terlambat, dari kemarin dong nah kan gitu," sambungnya menegaskan posisinya sebagai orang yang memegang amanah.

 

2 dari 4 halaman

Tak Mudah Memutuskan Impor

Pada kesempatan itu, dia menuturkan kalau sebenarnya mengambil keputusan impor bukan lah perkara mudah. Buwas mengaku, untuk bisa menjalankan impor, perlu berkali-kali memutar otak mencari solusi.

"Bulog mulai parno katanya, parno apaan? Kita ini tugas dari negara kok (untuk melakukan impor). Jadi enggak ada, kita ini enggak ada, saya justru dikala ada tugas impor kita yang stress tahu enggak," kata dia.

"Emangnya gampang untuk impor?, begitu mau datang aja kita minggir antrean kapalnya, kapan bisa bongkar, belum lagi kalau hujan nanti gimana hayo. Belum lagi angkutannya seperti apa, banyak yang kita pikirin, jadi gak gampang," tuturnya.

 

3 dari 4 halaman

Bukan Pertama Kali

Hal ini, bukan pengalaman pertama yang dia dapatkan. Nyatanya, saat berkarir di Badan Reserse Kriminal Polri, dan Badan Narkotika Nasional (BNN) dia acapkali ditawari hal yang serupa.

"Sama nih pengalaman saya di Bareskrim maupun di BNN ya model-model gini ditawari buat berkolaborasi kejahatan, pelanggaran. Ngapain gitu loh. Karena kita memegang amanah itu ya harus bertanggung jawab sesuai janji sumpahnya," tegasnya.

 

4 dari 4 halaman

Bakal Pecat Oknum Bulog

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas menegaskan bakal menundak oknum-oknum di tubuh Bulog. Utamanya yang mempermainkan cadangan beras yang dikuasai perusahaan.

Apalagi, hingga mengambil keuntungan pribadi dari beras tersebut. Buwas menekankan, tak ragu untuk memecat oknum-oknum tersebut yang membuat harga beras melonjak di pasaran.

"Saya tau permainan-permainan di Bulog, saya gak ada ragu-ragu untuk memecat yang bersangkutan," kata dia di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Jumat (20/1/2023).

Bukan omong kosong, Buwas mencontohkan salah satunya terjadi di Sulawesi Selatan (Sulsel). Berdasarkan temuannya, ada oknum di tubuh Bulog yang mempermainkan stok dengan alasan sejumlah stok beras dipinjamkan ke pihak lain.

"Contoh di Sulsel, beras hilang, katanya dipinjamkan, makanya saya gak tunggu-tunggu, pecat duluan aja. Tapi kan ada lagi (oknum yang bermain), pengaruh itu ada terus," paparnya.

Dia kembali mengatakan untuk terus mengurangi oknum-oknum tersebut. Bahkan, dia menegaskan tak butuh orang-orang seperti itu yang dinilainya tidak punya integritas dan komitmen dalam menjalankan tugas dari pemerintah.

"Jangan ikut main masalah perut kehidupan, ini makanya saya bilang ke internal Bulog, ayo bangun komitmen ini, kalau tidak bisa mundur atau dipaksa mundur," katanya tegas.

"Makanya saya ingin bersihkan yang punya budaya-budaya itu, di sini pure yang punya jiwa komitmen dan integritas bukan jiwa pedagang (yang mencari keuntungan)," sambung dia.