Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir tengah mengawasi 65 persen pengelolaan dana pensiun BUMN yang bermasalah. Persoalan ini disebut akan jadi fokus perhatiannya di tahun ini.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan, audit dana pensiun ini masih dalam proses. Pada proses ini dicari potensi-potensi fraud atau kecurangan yang terjadi dalam pengelolaannya.
Baca Juga
Salah satu yang dikejar, proses auditnya bisa selesai pertengahan tahun ini. Sehingga dapat memberikan data secara pasti dari tata kelola dana pensiun BUMN yang bermasalah.
Advertisement
"Mudah-mudahan beres lah (pertengahan tahun). Karena ini kan target setahun ini kan, pembenahannya setahun," kata dia saat ditemui di Kementerian BUMN belum lama ini, ditulis Sabtu (20/1/2023).
Kendari begitu, Arya belum bisa mengungkap berapa besaran dana pensiun (dapen) yang berpotensi mengalami kecurangan. Dia tetap berpegang pada proses audit yang sedang berjalan.
"Nanti setelah di audit dilihat, mana yang fraud mana yang enggak, kan gitu. Kan gak bisa dikatakan bahwa, rugi kan belum tentu fraud kan. Kalau dia ada fraud-nya, yaudah pasti di proses," kata dia.
"Misalnya dia rugi, setelah investasi tapi gak ada unsur kesalahannya kan bisa juga," tambah Arya.
Sebelumnya, Erick Thohir memang mengungkap ada sekitar 65 persen pengelolaan dapen BUMN yang bermasalah. Sekitar 35 persen lainnya dinyatakan menjalankan tata kelola sesuai aturan.
Â
Nilainya Triliunan
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah melakukan audit dana pensiun yang ada di perusahaan negara. Kabarnya, ada dana triliunan yang diduga diselewengkan.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menyebut hasil audit yang dilakukan kementerian akan menghasilkan nama-nama direksi yang terlibat, termasuk dengan jumlah dana yang disalahgunakan.
"Dana pensiun lagi diaudit. Tunggu, tapi seru sih. Lagi proses tapi besar (angkanya)," kata Arya ketika ditemui di ICE BSD City, Tangerang, Banteng, Sabtu (14/1/2023) malam.
Setelah hasil audit ini selesai, barulah Kementerian BUMN melakukan tindak lanjut. Mengingat dana yang diselewengkan bisa mencapai angka triliunan rupiah.
"Setelah itu diaudit (terihat) mana yang korupsi, mana yang enggak. Tapi besar, besarnya juga triliunan," ungkap Arya.
Dia memastikan proses dari hasil audit yang telah selesai akan berjalan cepat. Bahkan, pemerintah juga akan mengumumkan ke masyarakat. Mengingat dana pesiun merupakan hak dan dampaknya menentukan nasib karyawan.
Â
Advertisement
Wanti-Wanti Direksi
Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir mengingatkan kepada 41 direksi dari lembaga-lembaga dana pensiun di lingkungan BUMN untuk mewariskan kebaikan, bukan meninggalkan masalah.
"Sebagai profesional, dengan amanah Merah Putih, kita wajib jaga warisan (legacy) ini," ujar Erick dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (12/1/2023).
Sebab dia telah menerima laporan terkait Dana Pensiun BUMN. Berdasarkan laporan, 65 persen dana pensiun di perusahaan pelat merah bermasalah. Hanya 35 persen saja perusahaan BUMN yang mampu mengelola dana pensiunnya dengan baik.
"Saya mau bersih-bersih, mumpung masih ada waktu," pungkasnya.
Â
Dapat Ancaman
Menteri BUMN Erick Thohir mengisahkan pengalamannya ketika membersihkan korupsi di tubuh BUMN. Bahkan, dia kerap mendapatkan ancaman atas tindakannya itu.
Diketahui, Erick Thohir bersikukuh untuk menumpas korupsi di tubuh perusahaan pelat merah. Sebagai contoh, adalah Asabri dan Jiwasraya yang jadi perhatiannya sejak awal menjadi Menteri BUMN.
"Risiko membersihkan korupsi itu bisa balik ke kita. Saya waktu bicara bersih-bersih Asabri, banyak yang datang ke saya, nakut-nakutin," ujarnya seperti dikutip dari unggahan Instagram @erickthohir, Jumat (20/1/2023).
"Silakan buka, saya bilang. Nah ini yang kita lakukan tapi berdasarkan data yang benar," sambung Erick.
Pria kelahiran Jakarta ini memandang, langkah membersihkan BUMN dari praktik korupsi itu jalan yang tidak mudah. Kisah tadi, hanya satu contoh yang diterima Erick Thohir ketika membereskan satu kasus korupsi.
"Membersihkan BUMN bukan tugas yang mudah. Ancaman dan cibiran datang silih berganti," tegasnya
Kendati begitu, langkah bersih-bersih yang dilakukannya ini dipandang harus terus dijalankan. Selain Jiwasraya dan Asabri, ada Garuda Indonesia hingga Waskita Beton Precast yang kasus korupsinya jadi perhatian Erick.
"Tapi ini harus jalan terus. BUMN harus sehat agar bisa memberikan banyak manfaat untuk masyarakat dan negara," kata dia.
Advertisement