Liputan6.com, Jakarta - Miliarder di China tengah mengalami masa-masa sulit dalam beberapa tahun terakhir, terutama mereka yang mengumpulkan kekayaan di pasar properti negara itu.
Melansir CNN Business, Senin (23/1/2023) kekayaan bersih pendiri pengembang real estat China Evergrande, Hui Ka Yan telah anjlok hampir 93 persen. Hal itu diungkapkan dalam Bloomberg Billionaires Index.
Hui Ka Yan sebelumnya pernah menjadi orang terkaya kedua di Asia, namun kini kekayaan Hui turun dari USD 42 miliar pada puncaknya pada 2017 menjadi sekitar USD 3 miliar atau sekitar Rp 44,9 triliun (asumsi kurs Rp 15.500 per dolar AS), menurut Bloomberg.
Advertisement
Sebagai informasi, Evergrande merupakan salah satu perusahaan real estat dengan utang terbesar di China, liabilitas sebesar USD 300 miliar atau Rp 4,4 kuadriliun.
Hui Ka Yan juga dikenal sebagai Xu Jiayin dalam bahasa Mandarin, menggunakan kekayaan pribadinya untuk menopang perusahaannya yang sedang berjuang, dengan menjual aset-aset mewahnya seperti rumah dan jet pribadi.
Tetapi upaya itu belum cukup untuk melunasi utang Evergrande, setelah berjuang selama berbulan-bulan untuk mengumpulkan uang tunai untuk membayar kreditur, pemasok, dan investor.
Pada 2022 lalu, perusahaan gagal menyampaikan rencana awal restrukturisasi utangnya, yang menyebabkan kekhawatiran lebih lanjut tentang masa depannya.
Sebelum terlilit utang besar, Evergrande dikenal sebagai konglomerat real estat ternama di China. Perusahaan ini memiliki sekitar 200.000 karyawan, meraup lebih dari USD 110 miliar dari penjualannya pada tahun 2020 dan memiliki lebih dari 1.300 pengembangan di lebih dari 280 kota di negara itu.
Evergrande Janji Lunasi Utang Tahun Ini, Krisis Properti China Segera Berakhir?
Evergrande berjanji untuk melunasi utangnya tahun ini. Seperti diketahui, karena raksasa properti asal China itu dilanda krisis menyusul tindakan keras Beijing terhadap pinjaman berlebihan di sektor real estat.
Dikutip dari Channel News Asia, Rabu (4/1/2023) Kepala Evergrande Hui Ka Yan dalam sebuah pesan email mengatakan kepada stafnya bahwa "2023 merupakan tahun kunci bagi Evergrande untuk memenuhi tanggung jawab perusahaannya dan melakukan segala upaya untuk memastikan penyelesaian proyek konstruksi".
"Selama semua orang di Evergrande bekerja sama, tidak pernah menyerah, (dan) bekerja keras ... kami pasti akan dapat menyelesaikan tugas menjamin pengiriman, membayar semua jenis hutang, dan menyelesaikan risiko," tulis Hui dalam pesan tersebut.
Evergrande tahun lalu melanjutkan pekerjaan di 732 lokasi konstruksi dan mengirimkan 301.000 unit rumah untuk pembeli, lanjut pesan itu.
"(Para karyawan) mengalami tekanan fisik dan mental yang berat, dan mengatasi banyak kesulitan untuk mewujudkan hal yang mustahil", ungkap Hui.
Evergrande telah bergegas melepas aset dalam beberapa bulan terakhir dan terlibat dalam pembicaraan restrukturisasi setelah menumpuk utang sebesar USD 300 miliar.
Perusahaan itu mengalami krisis terbesar di sektor properti China, yang menyumbang sekitar seperempat dari produk domestik bruto negara itu.
Para pengembang besar termasuk Evergrande gagal menyelesaikan proyek perumahan, memicu protes dan boikot hipotek dari pembeli rumah.
Sementara itu, perusahaan-perusahaan yang lebih kecil gagal membayar pinjaman atau mengalami masalah mendapatkan uang tunai sejak Pemerintah China lebih ketat membatasi pinjaman pada 2020.
Pada November 2022, dokumen resmi menunjukkan Evergrande menjual tanah yang dialokasikan untuk kantor pusatnya di pusat teknologi Shenzhen seharga USD 1 miliar.
Advertisement
Terlilit Utang, Rumah Mewah Milik Bos Evergrande China Disita Bank
Pemberi pinjaman China Construction Bank (CCB) dilaporkan menyita sebuah rumah mewah di The Peak Hong Kong, milik ketua raksasa konstruksi Evergrande Group Hui Ka Yan.
Laporan itu dipublikasikan oleh outlet berita online lokal Hong Kong, HK01.
Dilansir dari US News, Kamis (3/11/2022) CCB menyita rumah seluas 465 meter persegi, yang menurut HK01 bernilai USD 89 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun.
Penyitaan ini bisa menjadi kasus pertama yang diketahui terkai penyitaan aset pribadi Hui Ka Yan di Hong Kong, HK01 melaporkan.
Namun, tidak diketahui secara pasti kapan penyitaan itu dilakukan. Pihak Evergrande juga menolak mengomentari laporan tersebut.
Laporan HK01 tahun lalu menyebut, rumah mewah yang dilengkapi dengan emandangan gedung pencakar langit di Hong Kong, diketahui telah menjadi jaminan obligasi Evergrande yang telah jatuh tempo senilai 300 juta dolar Hong Kong (Rp 599,6 miliar).
Sebuah pengajuan dengan Kantor Pendaftaran Tanah Hong Kong mengkonfirmasi pada Oktober 2021 lalu bahwa properti tersebut telah dijaminkan untuk pinjaman dari CCB (Asia), meskipun tidak mengungkapkan angka.
Rumah Mewah
Land Registry mengungkapkan, Hui Ka Yan juga memiliki dua rumah mewah di kawasan yang sama. Rumah itu juga dijadikan jaminan epada Orix Asia Capital Ltd pada November 2021 untuk jumlah yang tidak diungkapkan.
Adapun aset utama Evergrande di Hong Kong - markas besarnya dan sebidang tanah pedesaan yang luas disita oleh kreditur tahun ini.
Seperti diketahui, Evergrande tengah dibebani utang lebih dari USD 300 miliar. Gagal bayar utang mendorong penyitaan aset perusahaan itu baik di China maupun di Hong Kong.
Advertisement