Liputan6.com, Jakarta Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Energy Watch, Daymas Arrangga, menilai penyesuaian harga Pertamax yang akan dilakukan setiap minggu justru tidak baik bagi masyarakat dan iklim investasi di Indonesia.
"Memang penyesuaian harga Pertamax dan JBU lainnya setiap minggu, tidak baik bagi masyarakat maupun iklim investasi di Indonesia. Ini karena fluktuasi harga minyak dunia cenderung tidak stabil dan tidak bisa dipastikan, jadi disini ada unsur uncertainty (ketidakpastian)," kata Daymas kepada Liputan6.com, Kamis (26/1/2023).
Baca Juga
Diketahui saat ini regulasi yang mengatur penyesuaian harga Jenis BBM Umum (JBU) dilakukan setiap bulan. Menurutnya, jika penyesuaian harga BBM nonsubsidi akan dilakukan setiap minggu, maka perlu ada regulasi pemerintah yang mengatur hal tersebut.
Advertisement
"Kecuali yang saya bilang, regulasi pemerintah sudah mengatur hal tersebut, sehingga badan usaha tidak ada keraguan dalam melakukan evaluasi harga setiap minggu," ujarnya.
Dia menegaskan, rencana penyesuaian harga BBM nonsubsidi memang harus dituangkan dalam regulasi terbaru, untuk mengubah landasan penyesuaian harga JBU yang diatur di Kepmen ESDM nomor 62 tahun 2020.
Terkait untung ruginya, menurut Daymas tentu jika harga minyak dunia naik akan berdampak kepada masyarakat, begitupun sebaliknya apabila harga minyak turun, masyarakat aman.
"Untung ruginya kalau misalnya naik akan berdampak, kalau turun syukur. Tapi rasa-rasanya kalau melihat tren harga minyak dunia yang cenderung bergantung pada isu-isu yang terjadi, apalagi saat ini isu resesi global itu juga mengakibatkan fluktuasi harga minyak yang cenderung naik," ujarnya.
Lantas, apakah rencana penyesuaian harga BBM nonsubsidi akan diumumkan setiap minggu membuat persaingan semakin kompetitif dengan swasta?
Daymas mengatakan, Pemerintah harus lebih dulu menyusun regulasinya. Jika tidak, maka persaingan akan kurang kompetitif dengan perusahaan BBM swasta.
"Nah, itu dia balik lagi harus ada penyesuaian regulasi yang memang mengatur untuk kenaikan penyesuaian BBM non subsidi," pungkasnya.
Harga BBM Pertamax Cs Bakal Berubah Tiap Minggu, Bisa Naik atau Turun
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengungkap alasan penyesuaian harga BBM nonsubsidi yang akan dilakukan setiap pekan. Ini disebut jadi salah satu bentuk sosialisasi kepada masyarakat.
Khususnya, kata Pahala, mengenai skema penentuan harga BBM Nonsubsidi atau Jenis BBM Umum (JBU). JBU sendiri melingkupi Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, hingga Pertamina Dex.
"Ini kan sesuai dengan arahan pak Erick dan pak Menteri ESDM bahwa bagaimana kita bisa melihat bahwa ya harga BBM itu kan sangat tergantung sama harga minyak dunia, khususnya untuk jenis BBM yang tidak termasuk dalam jenis BBM Khusus gitu kan atau JBKP ataupun JBT," urainya saat ditemui di Kompleks DPR RI, Selasa (24/1/2023).
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan penurunan harga Pertamax Cs di awal Januari 2022. Ini sebagai respons menurunnya harga minyak dunia. Maka sudah seharusnya penurunan harga jual JBU dilakukan.
Sementara itu, belum ada penyesuaian harga Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) alias Pertalite dan Jenis BBM Tertentu (JBT) atau BBM Subsidi alias Solar. Alasannya, keduanya masih menerima subsidi karena harga jual keekonomiannya masih berada diatas harga jual saat ini.
Pahala menjelaskan kembali, kalau penyesuaian harga Pertamax Cs ini perlu diketahui masyarakat. Namun, hal itu tak melulu mengenai penurunan harga, tapi juga ada kemungkinan kenaikan harga kembali.
"Tapi yang JBU inikan memang boleh dikatakan merupakan jenis BBM yang seharusnya ini memang kita bagaimana sosialisasi, pemahaman kepada masyarakat bagaimana bahwa penyesiaian harga ya memang kalau dulu misalnya penyesuaiannya keatas, ya saat ini bisa disesuaikan ke bawah," kata dia.
"Tapi nanti kalau misalnya keatas lagi ya itu bagian dari konsekuensi," sambung Pahala.
Advertisement
Usulan Erick Thohir
Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir berencana mengumumkan perubahan harga BBM jenis Pertamax (RON 92) setiap pekan. Kebijakan itu hendak dibuat guna menangkal fluktuasi harga minyak dunia yang berpengaruh terhadap harga Pertamax, yang merupakan BBM non-subsidi yang dapat bantuan dana pemerintah.
Erick Thohir menilai, pemerintah sudah sangat baik mau membantu agar harga Pertamax yang merupakan BBM nonsubsidi tetap terjaga di pasaran. Tapi di sisi lain, ia menyebut pemerintah juga secara keuangan tidak mau terlalu terbebani oleh harga minyak dunia yang naik-turun.
"Ini yang kenapa kita mau konsultasi dulu, agar harga Pertamax di Indonesia harga Pertamax di Indonesia bisa diumumkan tiap minggu, supaya sesuai dengan harga pasar," ujar Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (2/1/2023).
Adapun Pertamina sempat berencana mengumumkan kebijakan soal harga jual BBM non subsidi terbaru pada 1 Januari 2023 kemarin. Namun rencana itu ditunda, lalu Erick memberi penjelasan.
"Kenapa kemarin ditunda, karena mau memastikan tidak melanggar aturan. Nanti disangka Menteri BUMN mau tabrak-tabrak aja, semua ada payung hukumnya," pungkas Erick Thohir.
Formulasi
Dia tak ingin pemerintah terjebak dalam birokrasi, dimana sesuai Kepmen ESDM Nomor 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU) Pertamina bakal mengevaluasi harga jual BBM non subsidi setiap bulan.
"Nah, kalau tiap minggu kan enak. Oh, harga minggu depan harga sekian, karena BBM dunia harganya sekian. Enak kan?" kata Erick.
Advertisement