Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) coba mengambil hikmah dari pandemi Covid-19 yang telah memberikan banyak pelajaran bagi masyarakat Indonesia. RI 1 menilai, wabah tersebut seolah memaksa seluruh pihak bekerja keras menghadapi suatu tantangan yang benar-benar baru.
"Sebuah tantangan yang sangat berat, sebuah persoalan yang sangat-sangat berat yang kita hadapi saat itu. Tidak ada standarnya, tidak ada pakemnya, karena memang kita semuanya belum memiliki pengalaman dalam menangani pandemi ini," kata Jokowi dalam Rakornas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Baca Juga
Padahal, ia mengatakan, pemerintah mendapat tekanan dari berbagai sisi. Mulai dari tuntutan pembatasan sosial, hingga negara dipaksa untuk memproduksi alat pelindung diri (APD).
Advertisement
Namun, Jokowi bersyukur bahwa manajemen makro dan mikro yang dilakukan timnya betul-betul sangat efektif.
"Saya melihat semuanya kita bekerja, karena tertekan oleh persoalan, tertekan oleh masalah, semuanya bekerja. Itu yang tidak saya lihat sebelum-sebelumnya," ujar Jokowi.
"Jadi ini sebagai pengalaman, ternyata kalau kita pengen semua ini bekerja, memang harus ditekan dulu. Ditekan oleh persoalan, ditekan oleh problem, ditekan oleh tantangan," ucapnya.
Contoh lainnya, Presiden menceritakan proses penentuan lockdown atau tidak guna membatasi penyebaran pandemi Covid-19. Menurutnya, bila pemerintah kala itu ambil keputusan salah, maka dampaknya akan sangat besar untuk perekonomian hingga hari ini.
"Saya semedi tiga hari untuk memutuskan apakah kita harus lockdown atau tidak. Karena betul-betul sangat tidak memiliki pengalaman semuanya mengenai ini. Pada saat yang sama, diteken juga dari sisi ekonomi. Bayangkan, pendapatan/penerimaan negara anjlok 16 persen. Padahal belanja harus naik 12 persen, gimana coba?" paparnya.
Manajemen Gas dan Rem
Selain itu, kata Jokowi, melakukan manajemen gas dan rem juga bukan sesuatu yang mudah. Begitu hitungan salah sedikit, ekonomi akan jatuh. Tetap begitu gasnya terlalu kencang, angka penyebaran pandeminya juga bisa naik.
"Kita menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi yang semuanya menekan manajemen negara. Tidak mudah," sebut Jokowi.
"Tetapi, yang paling sangat mendukung adalah partisipasi masyarakat yang begitu sangat besar dalam menangani pandemi dan ekonomi kita. Ini lah yang harus kita apresiasi, kita hargai, karena semua memberi dukungan, dunia usaha, masyarakat di bawah, semuanya bergerak," tuturnya.
Advertisement
Jokowi: Setelah PPKM Dicabut, Ini Masa Transisi ke Endemi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut Indonesia saat ini memasuki masa transisi dari pandemi menuju endemi. Hal ini sejalan dengan telah dicabutnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 30 Desember 2022 lalu.
“Setelah PPKM dicabut akhir tahun, masa ini masa transisi,” kata Jokowi di Gedung AA Maramis, Komplek Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (26/1).
Jokowi mengingatkan di masa transisi ini pemerintah harus tetap membuat kebijakan yang hati-hati. Utamanya terkait kebijakan di sektor ekonomi. Mengingat kondisi ekonomi nasional sudah tumbuh positif di sepanjang tahun 2022.
“Kita akan tetap waspada dan hati-hati dalam memutuskan kebijakan, utamanya ekonomi yang saat ini kita sedang dalam posisi yang sangat baik,” kata dia.
Sampai kuartal III-2022, ekonomi Indonesia sudah tumbuh 5,72 persen. Presiden berharap sepanjang tahun ekonomi bisa mencatatkan prestasi dengan pertumbuhan 5,3 persen di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian akibat pandemi dan gejolak global.
“Kalau 5,3 persen (yoy) di tahun 2022 itu tercapai, ini prestasi yang sangat baik yang bisa kita capai,” kata dia.
Apalagi selama pandemi berlangsung pemerintah dihadapkan situasi yang sulit dan pelik. Semua keputusan harus diambil dengan cepat agar bisa segera ditindak.
“Ini yang juga tidak mudah. Kecepatan bertindak sesuai data penanganan yang ada,” pungkas Jokowi.
Jokowi Kunjungi Mal di Jakarta, Cek Aktivitas Ekonomi Usai PPKM Dicabut
Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali mengecek aktivitas perekonomian usai kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia dicabut. Kali ini, Jokowi mengunjungi mal atau pusat perbelanjaan Kota Kasablanka (Kokas), Jakarta, pada Kamis, 12 Januari 2023 malam.
Berdasarkan siaran pers Sekretariat Presiden, Jokowi tiba di Kokas sekitar pukul 19.20 WIB. Di sana, Jokowi mengelilingi mal sembari melihat produk-produk yang dipajang di etalase toko.
Saat melewati toko jenama lokal dari Bandung Jawa Barat, Eiger, Jokowi tampak tertarik dengan produk yang dipajang. Dia kemudian membeli sebuah rompi berwarna hitam dan sejumlah produk lain.
"Beliau ke sini belanja di toko kita. Belanjanya juga lumayan banyak ya. Ada dari jaket, dari sweater, topi, dan tas, seperti itu," ungkap Ogi, salah satu staf Eiger di Kokas.
Ogi pun mengaku kaget dengan kehadiran Jokowi yang mampir malam itu untuk membeli sejumlah produk di sana. Menurut Ogi, penjualan barang di tokonya sudah berangsur normal setelah kebijakan PPKM dicabut.
"Oh itu sangat jauh banget sih, jauh banget sih (penjualannya). Itu kan saat PPKM sepi banget, setelah PPKM dicabut ini udah mulai ramai banget, balik lagi ke normal," jelasnya.
Lebih lanjut, Ogi berharap kegiatan jual beli di pusat perbelanjaan dapat kembali seperti sebelum pandemi.
“Kalau bisa sih bener-bener dibuka lagi seperti awal lah, karena itu sangat berarti banget buat kita, karena kesejahteraan kita kan dari jualan," ucap Ogi.
Advertisement