Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani turut menyambut Hari Gizi Nasional yang jatuh pada 25 Januari 2023. Melalui unggahan yang dibagikan di laman Instagram pribadinya pada Rabu (25/1), Sri Mulyani di Hari Gizi Nasional 2023 membeberkan penggunaan APBN UangKita untuk upaya Pemerintah mencegah stunting.
"Pemenuhan gizi seimbang untuk pencegahan stunting (ketimpangan gizi) seharusnya dimulai sejak bayi masih dalam kandungan Ibu. Itulah mengapa edukasi gizi seimbang perlu dilakukan sedini mungkin, mulai sejak fase Ibu mengandung," tulis Sri Mulyani di akun Instagramnya @smindrawati, dikutip Kamis (26/1/2023).
Menkeu mengungkapkan bahwa, untuk tahun 2023 ada anggaran sebesar Rp. 205 miliar untuk Kementerian Kesehatan dan anggaran Rp. 54 miliar yang disalurkan melalui BKKBN untuk membantu para balita di Indonesia mendapat suplementasi gizi mikro, ibu hamil mendapatkan makanan tambahan, termasuk pelatihan tenaga kesehatan.Â
Advertisement
Anggaran tersebut juga akan digunakan untuk kampanye edukasi pencegahan stunting melalui berbagai media.
"Pada peringatan Hari Gizi Nasional tahun ini, mari cegah stunting dengan penuhi gizi seimbang, konsumsi protein hewani yang cukup karena kandungan proteinnya sangat baik untuk tubuh," ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani pun menyerukan masyarakat Indonesia agar menerapkan pola hidup sehat dengan olah raga rutin, juga membiasakan jalan kaki yang bisa menjadi salah satu pilihan, serta tidak lupa istirahat dengan cukup.
"Gizi seimbang untuk generasi emas Indonesia di masa depan!," tutupnya.
ÂÂÂView this post on Instagram
Tema Hari Gizi Nasional 2023
Pada Rabu, 25 Januari 2023 Indonesia menyambut Hari Gizi Nasional (HGN).Â
Diketahui bahwa peringatan mengenai hari gizi ini cukup penting sebagai pengingat bagi keberlangsungan pertumbuhan masyarakat Indonesia.
Hari Gizi Nasional menjadi salah satu pengingat bagi masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi yang seimbang bagi para masyarakat khususnya anak-anak Indonesia. Sehingga perayaannya sangat penting demi kesejahteraan gizi masyarakat di Indonesia.
Mengutip situs resmi Kementerian Kesehatan, perayaan Hari Gizi Nasional 2023 mempunyai tema Protein Hewani Cegah Stunting. Di mana tema ini untuk memberitahu masyarakat dan mengajak masyarakat agar bisa mencegah stunting.
Stunting sendiri adalah sebuah gangguan yang terjadi pada tumbuh kembang anak dimana anak yang mengalami stunting cenderung mempunyai fisik yang lebih kerdil daripada anak-anak lain seusianya. Ciri dari stunting tersebut sangat mudah dikenali dan sangat penting untuk menjadi perhatikan terutama bagi anak-anak masyarakat Indonesia.
Dalam merayakan peringatan tersebut juga dibuatkan logo dengan tema tersebut dan juga dibuat dengan tujuan agar masyarakat memahami dan mengetahui pentingnya pemenuhan gizi seimbang. Sehingga masyarakat bisa turut merayakan dan membagikannya kepada masyarakat sekitar lainnya.
Â
Advertisement
Ketahui Sejarah Hari Gizi Nasional
Mengutip laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, sejarah Hari Gizi Nasional merupakan sebuah upaya dalam memperbaiki gizi masyarakat yang sudah dimulai sejak 1950. Adapun di tahun tersebut, Menteri Kesehatan Dokter J Leimena mengangkat Prof Poorwo Soedarmo menjadi Kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR).
Hingga saat ini, Prof Poorwo dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia. Pada 25 Januari 1951, LMR pun mendirikan sekolah Juru Penerang Makanan.
Semenjak itu sekolah ini menjadi sekolah untuk pengkaderan tenaga gizi di Indonesia dan pendidikannya pun terus berkembang di banyak perguruan tinggi di Indonesia.
Pertama kali Hari Gizi Nasional digelar adalah ketika pertengahan 1960-an. Kemudian dilanjutkan oleh Direktorat Gizi Masyarakat sejak 1970-an. Akhirnya, LMR yang didirikan pada 25 Januari 1951 membuat pemerintah menetapkan setiap 25 Januari sebagai Hari Gizi Nasional.
Sambut Hari Gizi Nasional, Kenali Pengertian, Dampak, dan Upaya Pencegahan Stunting
Pencegahan stunting menjadi salah satu isu yang ramai dibahas saat menyambut Hari Gizi Nasional 2023.Â
Pada 2017, sebanyak 22,2 persen atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting.
Namun, angka ini sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan angka stunting pada 2000 yaitu 32,6 persen.
Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang sedang dihadapi Indonesia. Hal ini menjadi penting karena menyangkut kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang.
Upaya pencegahan dan penurunan angka stunting tidak dapat dilakukan hanya oleh sektor kesehatan, tetapi dengan melibatkan lintas sektor dan tentunya dari dalam keluarga itu sendiri.
Stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Anak yang menderita stunting akan lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit degeneratif.
Dampak stunting tidak hanya pada segi kesehatan tetapi juga mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang jika saat ini banyak anak Indonesia yang menderita stunting. Dapat dipastikan bangsa ini tidak akan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam menghadapi tantangan global.
Untuk mencegah hal tersebut, pemerintah mencanangkan program intervensi pencegahan stunting terintegrasi yang melibatkan lintas kementerian dan lembaga. Pada 2018, ditetapkan 100 kabupaten di 34 provinsi sebagai lokasi prioritas penurunan stunting. Jumlah ini akan bertambah sebanyak 60 kabupaten pada tahun berikutnya.
Dengan adanya kerja sama lintas sektor ini diharapkan dapat menekan angka stunting di Indonesia sehingga dapat tercapai target Sustainable Development Goals (SDGs) pada 2025 yaitu penurunan angka stunting hingga 40 persen.Â
Advertisement