Sukses

Hari Gizi Nasional 2023, Simak Pesan Jokowi soal Pencegahan Stunting

Simak berbagai poin penting mengenai pencegahan stunting yang disampaikan Presiden Jokowi menyambut Hari Gizi Nasional 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Menyambut Hari Gizi Nasional pada 25 Januari 2023, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan berbagai poin penting mengenai pencegahan stunting di Indonesia. 

Mengutip laman resmi Sekretariat Kabinet, Kamis (26/1/2023) Jokowi mendorong semua pihak untuk kerja bersama dalam upaya menekan angka gagal tumbuh atau stunting hingga mencapai 14 persen di tahun 2024.

Hal itu disampaikannya saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana) dan Penurunan Stunting, Rabu (25/01/2023), di Auditorium Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jakarta Timur.

"Target yang saya sampaikan 14 persen di tahun 2024 ini harus kita bisa capai. Saya yakin dengan kekuatan kita bersama, semuanya bergerak, angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama," jelas Jokowi. 

Stunting dapat berpengaruh buruk bagi SDM 

Presiden menyampaikan, stunting masih menjadi masalah besar yang harus segera diselesaikan.

Hal itu dikarenakan stunting dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) sebuah negara, bukan hanya berdampak kepada kondisi fisik melainkan juga kesehatan hingga kemampuan berpikir anak.

"Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah nanti rendah kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak," papar Jokowi. 

Minta setiap daerah awasi dan beri perawatan pada anak yang mengalami stunting

Selain itu, Jokowi juga meminta agar setiap daerah memiliki data yang akurat dan rinci sehingga mempermudah para penyuluh untuk mengawasi dan memberikan perawatan kepada anak yang mengalami stunting.

Salah satu contoh, adalah Kabupaten Sumedang yang sukses memanfaatkan teknologi digital melalui sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) untuk percepatan penanganan stunting.

"Jadi mestinya kita harus secepatnya secara nasional memiliki itu sehingga tembakannya menjadi jelas, sasarannya menjadi jelas. Karena jumlah balita yang ada di negara kita juga bukan jumlah yang kecil 21,8 juta," ucapnya.

 

2 dari 4 halaman

Pentingnya Keterlibatan Swasta

Jokowi juga menyerukan agar pihak swasta dapat dilibatkan dalam upaya penurunan stunting di Indonesia.

Presiden mencontohkan Kabupaten Kampar yang dinilainya telah berhasil menurunkan tingkat stunting dengan melibatkan perusahaan-perusahaan yang ada di sana.

“Yang stunting dititipkan kepada perusahaan-perusahaan, ada bapak asuhnya, titip 50, titip 200, titip 300, akhirnya bisa turun drastis," imbuh Jokowi.

Menghentikan pemberian biskuit, ganti dengan makanan berprotein tinggi

Poin penting lainnya, adalah pentingnya asupan gizi yang diberikan kepada ibu hamil dan bayi.

Jokowi meminta jajaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menghentikan pemberian biskuit dan menggantinya dengan makanan tinggi protein bagi ibu hamil dan bayi melalui puskesmas dan posyandu.

"Karena yang lalu-lalu saya lihat di lapangan dari kementerian masih memberi biskuit pada anak, mencari mudahnya saya tahu, lelangnya gampang, kalau telur, ikan kan gampang busuk, gampang rusak telur, ini mudah, cari mudahnya aja, jangan dilakukan lagi. Kalau anaknya, bayinya, harus diberikan telur ya telur, diberikan ikan ya ikan," tegas Presiden.

 

3 dari 4 halaman

Penyuluhan dan Pemberian Edukasi Soal Gizi Untuk Anak

Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya penyuluhan dan pemberian edukasi bagi masyarakat mengenai makanan dan gizi untuk anak. Presiden tidak ingin kasus seorang ibu memberikan minum kopi saset kepada bayinya yang viral di media sosial kembali terjadi di Indonesia.

"Sekali lagi, yang namanya penyuluhan-penyuluhan penting. Karena memang kata ibunya ini bermanfaat, kopi susu saset ini karena ada susunya. Hati-hati," ujar Jokowi.

Menutup sambutannya, Presiden menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja keras menurunkan angka stunting dari 37 persen di tahun 2014 hingga menjadi 21,6 persen di tahun 2022.

"Sudah disampaikan oleh Pak Menkes di 2022 angkanya sudah turun menjadi 21,6 persen, ini kerja keras kita semuanya," tandasnya.

 

4 dari 4 halaman

Hari Gizi Nasional 2023, Segini Anggaran Pemerintah Gelontorkan buat Cegah Stunting

Menteri Keuangan Sri Mulyani turut menyambut Hari Gizi Nasional yang jatuh pada 25 Januari 2023. Melalui unggahan yang dibagikan di laman Instagram pribadinya pada Rabu (25/1), Sri Mulyani di Hari Gizi Nasional 2023 membeberkan penggunaan APBN UangKita untuk upaya Pemerintah mencegah stunting.

"Pemenuhan gizi seimbang untuk pencegahan stunting (ketimpangan gizi) seharusnya dimulai sejak bayi masih dalam kandungan Ibu. Itulah mengapa edukasi gizi seimbang perlu dilakukan sedini mungkin, mulai sejak fase Ibu mengandung," tulis Sri Mulyani di akun Instagramnya @smindrawati, dikutip Kamis (26/1/2023). 

Menkeu mengungkapkan bahwa, untuk tahun 2023 ada anggaran sebesar Rp. 205 miliar untuk Kementerian Kesehatan dan anggaran Rp. 54 miliar yang disalurkan melalui BKKBN untuk membantu para balita di Indonesia mendapat suplementasi gizi mikro, ibu hamil mendapatkan makanan tambahan, termasuk pelatihan tenaga kesehatan. 

Anggaran tersebut juga akan digunakan untuk kampanye edukasi pencegahan stunting melalui berbagai media.

"Pada peringatan Hari Gizi Nasional tahun ini, mari cegah stunting dengan penuhi gizi seimbang, konsumsi protein hewani yang cukup karena kandungan proteinnya sangat baik untuk tubuh," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani pun menyerukan masyarakat Indonesia agar menerapkan pola hidup sehat dengan olah raga rutin, juga membiasakan jalan kaki yang bisa menjadi salah satu pilihan, serta tidak lupa istirahat dengan cukup.

"Gizi seimbang untuk generasi emas Indonesia di masa depan!" tutupnya.