Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan kembali masa-masa sulit yang dihadapi pemerintah saat terjadi pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Kala itu pemerintah harus mengambil kebijakan yang menyeimbangkan sektor kesehatan dan ekonomi.
Sayangnya, kebijakan yang harus diambil berdasarkan fakta dan data ini tidak mudah. Sebab setiap kementerian/lembaga memiliki data yang berbeda.
Baca Juga
“Saat pandemi ini kelihatan data kita enggak siap. Data di sana-sini beda. kementerian ini beda, kementerian itu beda,” ungkap Jokowi di Gedung AA Maramis, Komplek Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2022).
Advertisement
Untungnya, kata Jokowi, masyarakat saat itu kompak dan siap siaga membantu pemerintah menangani pandemi dan sektor ekonomi. Partisipasi masyarakat yang besar tak dapat dipungkiri mempercepat kerja-kerja pemerintah.
“Partisipasi yang diberikan masyarakat harus kita apresiasi dan hargai,” kata dia dia.
Masyarakat yang dimaksud Jokowi tak hanya warga sipil, melainkan juga dunia usaha turut berkontribusi menjaga negara.
“Semua memberikan dukungan, dunia usaha sampai masyarakat bawah semuanya bergerak semua,” kata dia.
Jokowi menambahkan, konsep rem dan gas dalam penanganan pandemi tidak mudah. Perhitungan yang salah sedikit bisa berdampak fatal terhadap ekonomi negara.
“Begitu gas terlalu kencang pandemi bisa naik. Makanya kita menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi yang semuanya menekan manajemen negara, tidak mudah,” pungkasnya.