Sukses

OJK Ajari Ibu-Ibu di Rusunawa Marunda Cara Kelola Keuangan yang Benar

Edukasi oleh OJK memberikan pemahaman produk dan layanan keuangan sangat diperlukan oleh masyarakat termasuk para pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga.

Liputan6.com, Jakarta - pemahaman produk dan layanan keuangan sangat diperlukan oleh masyarakat termasuk para pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga. Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar kegiatan Edukasi Keuangan Bagi Pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda.

Target OJK dalam kegiatan kali ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan atas produk serta layanan sektor jasa keuangan yang bisa meningkatkan perekonomian keluarga.

Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat RI Kamrussamad dan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi.

Hadir juga pimpinan Industri Jasa Keuangan dari BRI, PT Pegadaian dan Bank DKI serta ratusan warga Rusunawa Marunda dan sekitarnya.

Dalam kegiatan ini sejumlah pembicara dari OJK, BRI, Bank DKI dan PT Pegadaian menyampaikan sejumlah materi edukasi keuangan seperti perencanaan keuangan, Kredit Usaha Rakyat, Tabungan Emas dan materi waspada investasi serta pinjol ilegal.

Friderica dalam edukasi tersebut menyampaikan bahwa pemahaman produk dan layanan keuangan sangat diperlukan oleh masyarakat termasuk para pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga untuk meningkatkan usaha dan perekonomian keluarganya.

“Kesejahteraan keluarga ada di tangan ibu-ibu semua, karena ibu-ibu yang paling bijaksana mengelola keuangan. Jadi kalo ibu-ibunya cerdas keuangan, keluarga di Marunda makin sejahtera,” kata Friderica dalam keterangan tertulis, Jumat (27/1/2023).

 

2 dari 3 halaman

Mobil Simolek

Dalam kesempatan itu, Friderica juga mengenalkan keberadaan mobil Simolek (Sarana Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan) OJK yang hadir di Rusun Marunda. Mobil Simolek yang bisa berkeliling ke pelosok-pelosok daerah diharapkan semakin meningkatkan literasi keuangan masyarakat.

Friderica juga mengharapkan dengan kegiatan edukasi keuangan ini masyarakat juga bisa mewaspadai penipuan berkedok investasi yang masih banyak mengincar masyarakat.

Edukasi keuangan juga diharapkan bisa semakin meningkatkan usaha para pelaku UMKM di Marunda. “Ibu-ibu dan bapak-bapak banyak yang punya UMKM. Setelah ini ibu-ibu bisa paham misal punya bisnis, bagaimana mendapat pendanaan dari bank. Gimana bisa pinjam dan bisa mengembalikan,” katanya.

Kamrussamad dalam kesempatan itu mengharapkan kegiatan edukasi keuangan OJK bisa semakin memberikan keberpihakan kepada masyarakat yang masih seringkali terjebak pinjaman ilegal dan penipuan berkedok investasi.

“Tugas OJK melindungi konsumen termasuk masyarakat Indonesia di Marunda ini. Jangan sampai terjebak pinjaman online ilegal. Di DPR sudah menyetujui penambahan dana Rp460 triliun untuk KUR. Bunganya disubsidi dari 14 persen menjadi 6 persen per tahun,” kata Kamrussamad.

 

3 dari 3 halaman

Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, indeks literasi dan inklusi keuangan perempuan di Indonesia telah mencapai 50,30 persen dan 83,88 persen.

Untuk pertama kalinya, indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, dimana indeks literasi keuangan laki-laki sebesar 49,10 persen. Selain itu, tingkat literasi pengusaha/wiraswasta sebesar 56,99 persen dan tingkat inklusi sebesar 95,53 persen.

Hasil survei tersebut mencerminkan bahwa kelompok perempuan saat ini sudah mulai sadar akan pentingnya literasi keuangan karena mereka merupakan role model pertama di lingkungan keluarga.

Sedangkan bagi pelaku UMKM pengusaha membutuhkan literasi keuangan sebagai keterampilan yang harus dikuasai karena berguna untuk mengelola hasil usaha dan mencegah dari jeratan lilitan utang maupun penipuan.