Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut harga batu bara di 2023 masih menjanjikan. Oleh karena itu, ia pun juga optimistis produksi baru bara masih tetap tinggi di tahun ini karena permintaan besar.
Kondisi permintaan global terhadap batu bara saat ini bakal menjaga harga batu bara di posisi yang cukup baik. Pada akhirnya, akan memberikan keuntungan ke penjualan dari Indonesia.
Baca Juga
"Harga batu bara masih cukup baik di 2023 disebabkan masalah balance energy global yang memang masih membutuhkan support batu bara," kata dia dalam Konferensi Pers Kinerja 2022 dan Target 2023, di Kementerian ESDM, Senin (30/1/2023).
Advertisement
Sepanjang 2022, akibat adanya perang Rusia-Ukraina, pasokan energi di dunia ikut terpengaruhi. Alhasil, memberikan tambahan pemasukan bagi negara-negara penghasil batu bara, termasuk Indonesia.
Sementara itu, di sisi target produksi sendiri, Arifin cukup optimistis dengan membidik produksi sebesar 695 juta ton di 2023. Ini terdiri dari 177 juta ton untuk keperluan dalam negeri dan 518 juta ton untuk keperluan ekspor.
Dari target ini, ada potensi produksi batu bara sendiri akan meningkat dan tembus ke 700 juta ton. Mengingat realisasi produksi batu bara sendiri yang lebih tinggi dari target yang ditetapkan.
"2023 targetnya produksi 695 juta ton untuk dalam negeri konsumsi 177 juta ton, memang turun tentu karena ada program efisiensi yang harus, diturunkan untuk kurangi emisi dan efisiensi pembangkit batu bara. Ekspor diatas 500 atau 518 juta ton," ungkapnya.
Â
Produksi Batu Bara 2022
Pada 2022, produksi batu bara Indonesia mencapai 687 juta ton, lebih tinggi dari target 663 juta ton. Kebutuhan domestik batu bara di 2022 sebesar 193 juta ton atau 116 persen dari target.
"Produksi 2022 target sebesar 663 juta ton ternyata produksi mencapai 693 juta ton, ini disebabkan demand. Kalau kita lihat bahwa domestik juga konsumsi batu baranya meningkatkan dari 166 jadi 193 juta ton," paparnya.
Dari sisi ekspor, realisasi di 2022 mencapai 494 juta ton. Ini lebih rendah dari target yang ditetapkan sebanyak 497 juta ton.
Â
Advertisement
PNBP Sektor ESDM
sebelumnya, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) teralisasi 138 persen dari target yang ditetapkan di 2022. Angka realisasi PNBP-nya mencapai Rp 351 triliun sepanjang 2022.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan, kalau target yang ditetapkan saat itu adalah sebesar Rp 254 triliun. Peningkatan yang cukup tinggi ini diakibatkan adanya kenaikan harga komoditas global, dimana membawa untung tambahan ke penjualan yang dilakukan Indonesia.
"(Peningkatan PNBP) akibat adanya windfalls di 2022 dimana harga komoditas meningkat cukup signifikan, sehingga capaiannya melampaui yang sudah kita targetkan," ungkap Arifin dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM, di Kementerian ESDM, Senin (30/1/2023).
Mengutip bahan paparan yang ditampilkannya, sektor mineral dan batu bara (Minerba) menyumbanh paling banyak sebesar Rp 183,4 triliun. Diikuti sektor minyak dan gas bumi (migas) sebesar Rp 148,7 triliun. Selanjutnya, sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) sebesar Rp 2,3 triliun, dan sektor lainnya secara kumulatif sebesar Rp 17 triliun.
Sementara itu, untuk target di 2023, Arifin mematok lebih rendah dari target yang ditetapkan di 2022 lalu. Alasannya adalah mengenai prediksi harga komoditas yang lebih rendah dari sebelumnya.
Mengutip bahan yang sama, dia menargetkan PNBP sektor ESDM DI 2023 sebesar Rp 219 triliun. Dengan kontribusi paling besar dari sektor Migas sebesar Rp 131,2 triliun, diikuti Minerba Rp 85,6 triliun, dan EBTKE Rp 1,8 triliun, serta sektor lainnya Rp 1,2 triliun.
"Di 2023 kita antisipasi penurunan harga komoditas, ini nanti kita lihat saja (sebagai) pertimbangan. Kita lihat beberapa komoditas menunjukkan adanya tidak setinggi tahun sebelumnya," kata dia.
Â
Realisasi Investasi
Sementara itu, realisasi investasi di sektor ESDM menunjukkan penurunan dari target yang ditetapkan. Angkanya berada di USD 26,8 miliar dari target USD 31 miliar.
"Kita lihat realisasi investasi di 2022 kita lihat bahwa realisasi yang kita capai di 2022 itu lebih rendah dibandingkan targetnya," kata dia.
Arifin menargetkan di 2023 mendatang, investasi sektor ESDM mencapai USD 33,5 miliar. Kontribusi terbesar dibidik dari sektor Migas dengan target investasi USD 17,4 miliar.
"Sektor Minerba banyaknya kegiatan investasi di bidang smelter tetapi di sektor Migas terjadi katankalah stagflasi karena memang beberapa kegiatan investasi di sektor migas belum berjalan, kita harapkan 2023 kita recover," urainya.
Advertisement