Liputan6.com, Jakarta Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan migrasi seumur hidup yang masuk Kalimantan, Sulawesi dan pulau lainnya meningkat 3 kali lipat dalam 5 dekade terakhir. Hasil sensus ini juga bisa menjadi gambaran IKN Nusantara ke depan.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono mengatakan peningkatan migrasi ke pulau selain Jawa terjadi karena adanya sektor industri yang berkembang. Contohnya di Kalimantan adanya sektor pertambangan atau perkebunan yang berkembang di luar Jawa.
Baca Juga
“Di Kalimantan ini kan pertama ada perkebunan, pertambangan juga banyak di sana,” kata Ateng saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2023).
Advertisement
Ateng menyebut dengan adanya pemindahan IKN ke Kalimantan, tren migrasi ke Pulau Borneo ini akan meningkat. Dia menganalogikan migrasi penduduk selayaknya gula yang dicari semut.
“Ke depan IKN juga diarahan ke sana, jadi otomatis di satu wilayah itu ada gula, nanti mereka akan ada di sana, migrasi ke sana,” kata dia.
Dia mencontohkan migrasi penduduk yang terjadi di Batam. Saat Batam menjadi kawasan otorita, generasi muda berbondong-bondong pindah ke sana.
“Ketika ada otorita di sana, banyak anak muda yang bekerja di sana terus bekerja di industrinya,” kata dia.
Banyak Buka Lapangan Kerja
Ateng menilai bila kebijakan di IKN Nusantara bisa membangun wilayah, maka akan tercipta magnet untuk menyerap tenaga kerja. Sehingga migrasi ke IKN akan mengalami peningkatan.
“Mudah-mudahan kedepannya seperti itu, karena otomatis mnejadi daya tarik orang untuk mengarah ke sana,” kata dia.
Apalagi pemindahan ibu kota ke Nusantara tidak hanya memindahkan administratif saja. Melainkan berpotensi untuk membuka perekonomian dari berbagai sektor seperti pariwisata. “IKN itu kan bukan hanya ibu kotanya saja tapi pariwisata dan lain-lain,” ujarnya.
Sementara itu, migrasi ke pulau Jawa yang sejauh ini masih mendominasi diperkirakan akan melambat. Pertumbuhannya akan melambat, terutama jika dibandingkan dengan migrasi ke IKN Nusantara.
“Migrasi ke jawa melambat, artinya kalau dibandingkan ke kalimantan ini akan melambat,” kata dia.
Advertisement
Migrasi Antar Provinsi
Masih dari laporan yang sama, angka migrasi seumur hidup antar provinsi sebesar 9,83 persen. Angka tersebut dapat diartikan bahwa sekitar 1 dari 10 penduduk Indonesia bertempat tinggal di provinsi yang berbeda dengan tempat lahirnya.
Sedangkan angka migrasi risen antarprovinsi tercatat sebesar 1,80 persen. Hal ini menggambarkan setidaknya 2 orang dari tiap 100 penduduk Indonesia saat ini tinggal di provinsi yang berbeda dengan provinsi tempat tinggal lima tahun sebelumnya.
Angka migrasi internasional hasil Long Form SP2020 menunjukkan bahwa pada periode 2017-2022, lebih banyak penduduk yang bermigrasi ke luar negeri dari pada yang berpindah ke dalam negeri.
Setiap tahunnya sebanyak 43 orang per 100.000 penduduk berpindah ke luar negeri, sementara sebanyak 32 orang per 100.000 penduduk berpindah ke Indonesia.