Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid bakal membawa sejumlah poin penting dalam forum ASEAN Business Advosory Council (ASEAN-BAC). Mulai dari akses digitalisasi, hingga membahas keamanan pangan di kawasan.
Arsjad yang juga menjabat sebagai Ketua ASEAN-BAC ini merangkup hal itu dalam 7 langkah konkret yang akan dilakukan. Dia menyebutnya ini sebuah legacy yang dibawa Indonesia ke forum pebisnis ASEAN.
Baca Juga
"Contohnya, pertama untuk digitalisasi kita bawa yang namanya ASEAN QR CODE, ini harapannya QR code diantara ASEAN ini kita bisa saling sharing dan bisa digunakan di kawasan ASEAN dan ini kita kerja sama dengan bank sentral di setiap negara, untuk Indonesia kita allignment dengan Bank Indonesia," kata dia dalm Konferensi Pers di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Advertisement
Kemudian ada platform pinjaman P2P ASEAN dan Wiki Wirausaha yang sebelumnya dikenalkan pada momen B20 lalu. Kini, pembahasannya dibawa dalam cakupan ASEAN. Pada bagian ini, harapannya bisa memperluas akses UMKM di tiap negara.
"Kita bawa juga net zero legacies, ini juga sudah kita lahirkan kemarin bagian dari introduction Indoneisa di side event sebelum B20, net zero forum ini kita bawa legacy net zero untuk di level ASEAN," ungkapnya.
Pada konteks pengurangan emisi karbon ini, ASEAN-BAC bakal menyiapkan Net Zero Hub ASEAN. Tugasnya adalah memberikan bantuan kepada sektor swasta dalam melakukan dekarbonisasi untuk mencapai tujuan nol emisi karbon.
Kemudian, ada pula Carbon Center of Excellence yang berfungsi sebagai wadah kolaborasi global dalam mencapai inisiatif nol emisi karbon. Melalui platform ini, akan dibersayakan pelaku ushaa untuk bisa memanfaatkan potensi pertumbuhan dalam perdagangan karbon.
Â
Kesehatan dan Pangan
Lebih lanjut, Arsjad menuturkan poin yang tak kalah penting untuk dibahas adalah masalah kesehatan dan keamanan pangan. Di sisi kesehatan, dibentuk kampanye ASEAN One Shot Campaign sebagai program vaksinasi regional permanen.
Nantinya, kerja sama ASEAN ini juga memanfaatkan potensi produksi vaksin selanutnya melalui perluasan kapasitas manufaktur dan penelitian klinis. Ini dicapai melalui kerja sama antar-pihak yang menyatukan pemerintah, pelaku industri, dan organisasi kesehatann global.
Terakhir, pembahasan mengenai ketahanan pangan atau food security. ASEAN-BAC akan merancang model skema tertutup untuk sektor pertanian di kawasan. Harapannya program ini mampu menciptakan dukungan terhadap sektor pertanian khususnya UMKM untuk terlibat dalal rantai pasok global.
"Paling berat memang, gimana harga makanan ini naik, bagaimana keadaan security dari makanan itu sendiri. Ini jadi hal penting sekali untuk menjadi legacy yang dibawa Indonesia ke level ASEAN," terangnya.
"Dan tadi sudah kita sampaikan ke members dan alhamdulilah bahwa semua ini bisa diterima dan jadi legacy yang dibawa Indonesia," pungkasnya.
Â
Advertisement
Jadi Pemain Global
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, Asia Tenggara atau ASEAN tidak lagi menjadi pemain pinggiran dalam ekonomi global. Arsjad menilai, ASEAN telah bertransformasi menjadi kawasan dengan basis ekonomi yang kuat dan penting di dunia.
"Saat ini, ASEAN tidak lagi dilihat sebagai kekuatan regional yang hanya menjadi pemain pinggiran ekonomi global, melainkan kawasan yang memiliki basis ekonomi kuat bahkan berperan penting dalam kerja sama multilateral," ujar Arsyad yang juga Ketua ASEAN-BAC (Business Advisory Council) 2023 di Shangri-La Hotel Jakarta Pusat, Senin (30/1/2023).
Arsjad mencatat, saat ini ASEAN menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi terbesar kelima di dunia. Sehingga, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat investasi global.
"ASEAN sudah menjadi basis produksi, konsumsi, inovasi dan rantai pasok global atau yang kita sebut episentrum pertumbuhan," ucap Arsjad.
Melihat pentingnya posisi ASEAN dalam ekonomi global, Arsjad mengajak kalangan pebisnis yang tergabung dalam ASEAN-BAC untuk bisa memposisikan ASEAN di pusat arsitektur ekonomi global. Antara lain melalui berbagai inovasi teknologi dan bisnis serta menjalankan praktik inklusivitas.
"Salah satu tujuan ASEAN adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi,kemajuan sosial, dan pengembangan budaya di kawasan," jelas Arsjad.
Â
5 Isu Prioritas
Untuk mencapai tujuan besar ini, ASEAN-BAC telah mengidentifikasi lima prioritas utama yang harus diselesaikan secara bersama. Pertama, proliferasi dan adopsi transformasi digital dan inklusi digital bagi semua penduduk dan komunitas di dalamnya melalui pemanfaatan teknologi.
Kedua, praktik pembangunan berkelanjutan untuk pelestarian, keamanan, dan kesehatan kawasan secara umum. Ketiga, sejalan dengan prioritas ASEAN tahun ini, untuk mempersiapkan tantangan krisis di masa depan, melalui ketahananpangan.
Keempat ketahanan kesehatan, di mana Pandemi COVID 19 telah memperjelas kebutuhan untuk memperkuat sistem dan infrastruktur kesehatan di kawasan AsiaTenggara. Terakhir, ASEAN-BAC Indonesia akan melanjutkan upaya fasilitasi perdagangan sebagai prioritas tambahan kepemimpinan tahun ini.
"Hal ini sangat penting karena ASEAN sedang dalam fase pemulihan ekonomi dan bisnis pascapandemi Covid-19," jelas Arsjad.
Advertisement