Liputan6.com, Jakarta - Gautam Adani telah memenangkan mosi kepercayaan dari investasi senilai USD 400 juta atau sekitar Rp 5,9 triliun dari salah satu konglomerat di Abu Dhabi yang dikendalikan oleh anggota penting keluarga kerajaan Uni Emirat Arab International Holding Co. (IHC) ke Adani Enterprises.
Investasi sekitar 16 persen dari USD 2,5 miliar yang ingin diperoleh perusahaan Adani dari penjualan saham lanjutannya ini disambut baik oleh taipan India. Mengingat USD 70 miliar dari nilai pasar kerajaan bisnisnya hilang menyusul laporan pedas dari Hindenburg Research.
Penjualan saham ini tetap berjalan sepenuhnya meskipun perusahaan riset yang berbasis di AS tersebut menuduh Grup Adani melakukan manipulasi saham dan penipuan akuntansi.
Advertisement
Ini menjadi kesepakatan investasi kedua IHC dengan grup tersebut setelah menginvestasikan USD 2 miliar pada April tahun lalu di Adani Enterprises dan perusahaan energi bersihnya seperti Adani Green Energy dan Adani Transmission.
“Ketertarikan kami pada Adani Group didorong oleh kepercayaan dan keyakinan kami pada dasar-dasar Adani Enterprises,” kata CEO IHC Syed Basar Shueb dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Forbes, Rabu (1/2/2023).
“Kami melihat potensi pertumbuhan yang kuat dari perspektif jangka panjang dan nilai tambah bagi pemegang saham kami,” tambahnya.
Di samping itu, perusahaan pun mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya "mengevaluasi ketentuan yang relevan" di bawah undang-undang AS dan India untuk "tindakan perbaikan dan hukuman terhadap Hindenburg Research".
Laporan short seller yang diterbitkan pada 24 Januari memicu aksi jual di perusahaan Adani Group dan memangkas kekayaan bersih pendiri Gautam Adani sebesar 30 persen menjadi USD 88 miliar, menurut perkiraan Forbes. Dia sekarang menduduki peringkat orang terkaya kedelapan di dunia setelah memegang posisi No.3.
Diterpa Isu Penipuan, Harta Orang Terkaya di Asia Anjlok Hampir Rp 300 Triliun
Miliarder India sekaligus orang terkaya di Asia, Gautam Adani melihat kekayaannya anjlok hingga lebih dari USD 20 miliar atau sekitar Rp. 299,6 triliun (asumsi kurs Rp. 15.500 per dolar AS) pada hari Jumat (27/1).
Miliarder Gautam Adani, dikenal sebagai tapain yang membangun kekayaannya secara mandiri dengan investasi di pelabuhan, bandara, energi terbarukan, dan industri lainnya.
Melansir BBC, Senin (30/1/2023) anjoknya kekayaan Adani terjadi setelah investor kehilangan ketertarikan pada perusahaannya yang dipicu tuduhan penipuan terhadap Adani Group, dalam sebuah laporan yang disusun Hindenburg Research.
Saham Adani Enterprises turun hampir 20 persen pada hari Jumat (27/1), sementara beberapa perusahaan publik lainnya anjlok lebih jauh, memicu penghentian otomatis dalam perdagangan di Mumbai.
Selain itu, Adani juga tergeser dari peringkat orang terkaya ketiga di dunia ke urutan ketujuh dalam daftar miliarder Forbes.
Kekayaan bersihnya kini diperkirakan lebih dari USD 96 miliar atau setara Rp. 1,4 kuadriliun, menurut majalah tersebut.
Advertisement
Manipulasi Saham
Dilaporkan sebelumnya, Hindenburg Research, sebuah perusahaan riset investasi asal AS yang berfokus pada aktivis short-selling, menerbitkan sebuah laporan yang menuduh Adani Group terlibat dalam kasus manipulasi saham dan penipuan akuntansi.
Adani Group dalam responnya mengatakan sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap Hindenburg Research.
Sementara itu, pihak Hindenburg Research menyambut tuntutan dari perusahaan miliarder ini dan mengatakan masih berpegang pada hasil laporannya tentang Adani Group.