Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka mempercepat penanganan pasca bencana gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menugaskan 50 orang CPNS Batch I sebagai Tim ke 2 untuk melakukan pendampingan teknis rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana gempa.
Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto mengatakan, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, Kementerian PUPR ditugaskan untuk melakukan upaya tanggap darurat di Cianjur.
Baca Juga
Mulai dari pembukaan akses pada daerah yang terisolir, penyediaan toilet umum, dan tenda darurat untuk beberapa titik pengungsian. Dilakukan pula quick assesment terhadap kerusakan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos), serta pendataan kerusakan rumah bersama dengan tim BNPB, Pemerintah Kabupaten Cianjur dan juga para relawan.
Advertisement
“CPNS Kementerian PUPR akan melaksanakan tugas teknis. Mulai dari mendampingi masyarakat pada saat sosialisasi Rumah Tahan Gempa (RTG) dan membantu masyarakat memilih teknologi RTG. Kemudian pendampingan pelaksananaan pembangunan, dan juga memastikan pembangunan memenuhi spesifikasi teknis sebelum diberi sertifikasi sebagai rumah tahan gempa,” jelas Iwan dalam keterangan tertulis, Rabu (1/2/2023).
Sekretaris Direktorat Jenderal Perumahan M Hidayat yang melepas 50 orang CPNS Batch I ini mengatakan, penugasan yang dilakukan secara bertahap ini sesuai dengan arahan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
“Desember lalu sudah diberangkatkan 50 orang CPNS Tim 1 dari Batch I. Hari ini berangkat 50 orang lagi Tim 2 dari Ditjen SDA, Bina Marga, Cipta Karya, dan Bina Konstruksi. Totalnya ada 200 orang CPNS yang nantinya akan melakukan pendampingan kepada masyarakat terdampak bencana gempa di Cianjur,” terangnya.
Dampingi Masyarakat
Hidayat menambahkan, Tim 2 ini nantinya akan bergabung dengan Tim 1 untuk mendampingi masyarakat membangun kembali rumahnya yang rusak berat. Diharapkan, ada transfer informasi mengenai kondisi lapangan dan apa saja yang dibutuhkan masyarakat dalam proses pembangunan RTG.
“Kita disana dalam rangka mendampingi masyarakat untuk memastikan mereka kembali di rumahnya yang sudah tahan gempa. Nanti akan bergabung dengan Tim 1 untuk mengawal dan memberikan edukasi terkait RTG,” paparnya.
Ia juga berpesan kepada CPNS yang bertugas, untuk selalu menjaga nama baik Kementerian PUPR terlebih mereka di lapangan menggunakan atribut Kementerian PUPR. Mereka juga diharapkan mampu melaksanakan tugas dan menunjukkan baktinya kepada masyarakat.
“Jangan melaksanakan tugas yang di luar wewenang kita, tugas kita mendampingi masyarakat supaya kebutuhan mereka terpenuhi untuk membangun RTG. Semoga proses pembangunan dapat berjalan dengan baik di lapangan,” tutup Hidayat.
Advertisement
Tahap II, Kementerian PUPR Bangun 151 Rumah Tahan Gempa di Cianjur
Kementerian pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan memulai pembangunan tahap II hunian bagi warga Cianjur yang tercampak gempa. Kali ini Kementerian PUPR akan membangun 151 unit hunian tetap (huntap) pasca bencana gempa bumi untuk masyarakat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Pembangunan huntap dilaksanakan dengan menggunakan teknologi rumah tahan gempa dengan rumah isntan sederhana sehat (Risha) di Desa Cipeujeuh, Desa Murnisari, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur di atas lahan 1,9 ha.
"Saat ini proses pembangunan hunian tetap tahap II untuk masyarakat Cianjur yang terdampak bencana alam gempa bumi sedang berlangsung. Kami targetkan sebanyak 151 unit Huntap dengan teknologi rumah tahan gempa Risha akan bisa dibangun di atas lahan 1,9 ha yang sudah disiapkan oleh pemerintah daerah setempat," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, Selasa (17/1/2023).
Iwan menerangkan, pembangunan huntap tersebut akan terus dikebut agar bisa digunakan untuk relokasi masyarakat yang rumahnya rusak dan berada di jalur sesar aktif Cugenang.
Pihaknya juga menunjuk Kontraktor Pelaksana PT Brantas Abipraya (Persero) dan Manajemen Konsultan PT Indah Karya (Persero) untuk melaksanakan pembangunan Huntap tersebut.
"Lokasi pembangunan huntap ini sangat strategis karena berada di lingkungan Kantor Kecamatan Mande dan dipinggir jalan provinsi. Kami juga akan melengkapi Huntap ini dengan prasarana, sarana dan utilitas yang memadai sehingga masyarakat bisa neyaman menempati hunian yang baru," paparnya.
Saat ini, sudah ada 6 unit Rusha yang telah selesai dibangun, 54 unit terinstal, 50 unit tertutup atap dan 82 tertangani dan sudah siap proses pembangunannya.
Kondisi lokasi pembangunan Rusha tersebut sebanyak 40 persen merupakan lahan datar, dan 60 persen lahan berkontur. Rencananya, Kementerian PUPR juga akan melengkapi bangunan tersebut dengan sumur bor dan jaringan listrik.
"Kami berharap proses pembangunan RISHA ini bisa segera selesai dan masyarakat yang terdampak bencana gempa bumi bisa segera direlokasi," pungkas Iwan.