Liputan6.com, Jakarta PT Bio Farma (Persero) bakal membangun pabrik vaksin dan produk bioscience di Karawang, Jawa Barat, tahun ini. Kabarnya sudah ada sejumlah pihak yang berpotensi menjadi investor di pabrik tersebut.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan saat ini pihaknya masih mencari investor untuk mendanai pembangunan dan operasional nantinya. Besaran anggaran pembangunan pabriknya sendiri berkisar Rp 3-5 triliun.
Baca Juga
Ada beberapa opsi skema pembiayaan yang dikantongi Honesti. Salah satunya adalah mencari pendanaan dari luar dikombinasikan dari ekuitas perusahaan.
Advertisement
"Investornya kita lagi cari funding, tapi ada gabungan antara kita cari funding dari luar, kita juga pakai equity, mungkin juga cari invetasi yang untuk bisa berikan tambahan ekuitas," kata dia usai helatan HUT ke-3 Holding BUMN Farmasi, di Jakarta, ditulis Rabu (1/2/2023).
Terkait investor yang dibidik dia menyebut sudah ada beberapa pihak yang diajak bicara. Hanya saja, Honesti belum mau mengungkap siapa-siapa saja yang potensial untuk masuk menanamkan dananya.
Sejauh ini, yang pasti, kebanyakan kerja sama nantinya bersifat bilateral. Namun, Honesti menegaskan kalau pihaknya masih merancang skema kerja sama yang akan dijalankan kedepannya.
"Nah ini kita sudah ada bicara dengan beberapa pihak, tapi tentunya belum bisa ktia publish ya, masih tunggu juga lampu hijau dari Kementerian (BUMN) untuk action berikutnya," kata dia.
"Kalau investornya banyak bilateral ya, ada anak grupnya World Bank juga, lalu ada beberapa PE juga berminat, tapi kita masih me-inikan sistemnya, strukturnya akan seperti apa," sambung Honesti.
Diketahui, ada beberapa lembaga yang masuk dalam grup Bank Dunia. Diantaranya, International Bank for Reconstruction and Development (IBRD), International Development Association (IDA), International Finance Corporation (IFC), Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA), dan International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID).
Â
Tender
Perlu diketahui, proses tender untuk pembangunan pabrik tersebut sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Honesti juga menyebut proses yang berjalan itu ditarget rampung dalam waktu dekat.
Sementara itu, untuk tender di bidang manufaktur pabrik tersebut ditarget akan dibuka pada Februari atau Maret 2023.
"Tendernya sebagian udah, tapi mungkin untuk manufacturing-nya mungkin start Februari-Maret lah," kata dia.
Honesti menegaskan kalau pabrik ini ditarget rampung pada 2026 mendatang. "Harus selesai, masalah pasti atau enggak kan kita on the track disana kan, mulai dari desain, eksekusi, pembangunan sampai nanti sertifikasinya, itu timeline yang kita bikin. Kita harus stick sama timeline kita," pungkasnya.
Â
Advertisement
Canggih
Diberitakan sebelumnya, Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma berencana membangun pabrik baru dengan standar internasional di Karawang, Jawa Barat. Pabrik ini akan berdiri di lahan seluas 2,7 hektar.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan ini jadi satu rencana holding untuk membidik peluang ekspor. Salah satunya soal produk-produk obat-obatan.
Lebih lagi, nantinya operasional pabrik ini akan memproduksi obat dengan standar internasional sesuai dengan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Sehingga, kualitas produknya bisa digunakan di seluruh dunia.
"Tahun ini kita akan bangun satu fasilitas produksi untuk bio teknologi, dan ini nanti kita akan bangun dengan standar tertinggi dari produk-produk farmasi dan teknologi. Kita akan comply dengan US FDA standard, sehingga produk-produk kita tak hanya mampu memsuplai kebutuhan Indonesia tapi kita juga miliki peluang besar untuk eksportasi kedepannya," ujar dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (24/1/2023).
Â
Kelas Dunia
Pabrik ini akan berdiri di lahan seluas 2,7 hektar di Karawang, Jawa Barat. Fokusnya adalah pengembangan bioteknologi yang mulai dilirik oleh perusahaan farmasi baru-baru ini.
Honesti melihat adanya peluang bagi Bio Farma untuk masuk ke sektor tersebut. Maka, pembangunan pabrik ini digadang jadi satu batu loncatan.
"Dimana semua produk-produk kedepan bio similar untuk kanker serviks, segala macam itu nanti bisa di develop sendiri dan kita akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar farmasi yang mereka mau memberikan transfer teknologi ke kita sehingga kita bisa melakukan shortcut process untuk RND (research and development) karena kita sangat ketinggalan disana," paparnya.
"Nanti dengan adanya teknologi nanti SDM juga akan lebih berkualitas produk-produk kita lebih bersaing, dan nanti juga akan memperbaiki dari sisi kinerja perusahaan sendiri," sambung Honesti.
Advertisement