Sukses

China Sukses Kloning Sapi Super, Mampu Produksi 100 Ton Susu Sepanjang Hidupnya

Ilmuwan di China berhasil mengkloning tiga sapi super yang mampu menghasilkan susu dengan volume tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan di China berhasil mengkloning tiga sapi yang disebut sebagai "sapi super". Ketiga sapi kloning ini mampu menghasilkan susu yang jumlahnya luar biasa tinggi.

Laporan media yang dikelola pemerintah China, Ningxia Daily menyebut kloning tersebut sebagai terobosan bagi industri susu di China dalam upaya mengurangi ketergantungan pada sapi impor.

Melansir CNN Business, Jumat (3/2/2023) tiga anak sapi itu dibesarkan oleh para ilmuwan dari Northwest University of Agricultural and Forestry Science and Technology.

Mereka lahir di wilayah Ningxia, China beberapa pekan menjelang musim libut Tahun Baru Imlek pada 23 Januari 2023.

Diketahui, mereka dikloning dari sapi ras Friesian Holstein, yang berasal dari Belanda. Sapi jenis ini dikenal sangat produktif, mampu menghasilkan 18 ton susu per tahun, atau 100 ton susu seumur hidupnya.

Jumlah ini melebihi hampir 1,7 kali dari rata-rata susu yang dihasilkan sapi di Amerika Serikat yang diproduksi pada tahun 2021, menurut Departemen Pertanian AS.

Seorang pejabat di kota Wulin di Ningxia mengungkapkan kepada oulet berita Technology Daily, sapi hasil kloning pertama lahir pada 30 Desember 2022 melalui operasi caesar karena ukuran dan beratnya yang relatif besar. 

Berat sapi itu mencapai 56,7 kilogram (120 pon).

Outlet berita yang juga dikelola pemerintah China itu menyebut, para ilmuwan membuat 120 embrio kloning dari sel telinga sapi yang sangat produktif dan menempatkannya di sapi pengganti.

2 dari 3 halaman

Menjadi Terobosan

Senada, ilmuwan utama dalam proyek kloning sapi itu yakni Jin Yaping, menyebut kelahiran sapi super sebagai terobosan yang memungkinkan China melestarikan sapi terbaik "dengan cara yang layak secara ekonomi," demikian menurut laporan surat kabar Global Times.

Diketahui, hanya lima dari 10.000 sapi di China yang dapat menghasilkan 100 ton susu seumur hidup mereka.  Hal ini berarti diperlukannya sumber daya yang cukup untuk sapi berkembang biak.

Beberapa sapi yang sangat produktif bahkan tidak mampu menghasilkan susu sampai akhir hidup mereka, sehingga sulit untuk membiakkannya, ungkap Jin Yaping.

Sebanyak 70 persen sapi perah China diimpor dari luar negeri, menurut Global Times.

"Kami membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun untuk membangun kawanan yang terdiri dari lebih dari 1.000 sapi super, sebagai landasan yang kuat untuk mengatasi ketergantungan China pada sapi perah luar negeri dan masalah risiko 'tersedak' (oleh gangguan rantai pasokan)" kata Jin Yaping kepada surat kabar itu.

3 dari 3 halaman

Kloning Hewak Ternak di Negara Lain

Di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, petani membiakkan hewak ternak kloning dengan hewan konvensional untuk menambahkan sifat-sifat yang diinginkan, seperti produksi susu yang tinggi atau ketahanan terhadap penyakit.

China bahkan telah membuat kemajuan signifikan dalam kloning hewan dalam beberapa tahun terakhir.

Tahun lalu, sebuah perusahaan kloning hewan di China menciptakan serigala Arktik hasil kloning pertama di dunia.

Pada 2017, para ilmuwan China mengatakan mereka memproduksi sapi hasil kloning dengan resistensi yang meningkat terhadap tuberkulosis sapi, risiko terhadap sapi di banyak negara.