Liputan6.com, Jakarta Pelaku pariwisata wilayah Borobudur-Yogya-Prambanan (BYP) menegaskan komitmen untuk berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan terkait, untuk pengembangan desa wisata menuju pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan.
Penyataan tersebut ditandatangani bersama oleh para pelaku pariwisata dari desa wisata yang menjadi sasaran program Kampanye Sadar Wisata 5.0, dalam kegiatan Biannual Tourism Forum yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 1-2 Februari 2023.
Baca Juga
Sebanyak 20 orang perwakilan desa wisata yang merupakan local champion dari Kabupaten/Kota Magelang, Sleman, Klaten, dan Yogyakarta menandatangani komitmen yang di antaranya berisi penegasan untuk menjaga keberlanjutan pengembangan desa/kampung wisata, memperkuat koordinasi dan konsultasi dengan stake holder terkait, juga membangun komunikasi dengan pemerintah daerah, pusat, akses pembiayaan, termasuk kalangan industri.
Advertisement
Pernyataan tersebut juga menggarisbawahi dukungan dari dinas pariwisata setempat berikut aparat desa, akan kegiatan pengembangan desa wisata.
Sebagai informasi, local champion adalah pemimpin/koordinator dari para pelaku pariwisata dari desa wisata yang dipilih sebagai agen perubahan dalam pengembangan pariwisata, yang telah mengikuti rangkaian program Kampanye Sadar Wisata 5.0 yang diselenggarakan dengan dukungan penuh Bank Dunia sejak tahun 2022 hingga 2023.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini M. Paham saat membuka Biannual Tourism Forum, Rabu (1/2/2023), menegaskan pentingnya komitmen dan sinergitas unsur pentahelix dalam pembangunan sektor pariwisata.
“Untuk memastikan bahwa pariwisata mampu berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat; komitmen, dukungan, dan kolaborasi seluruh komponen pentahelix adalah kunci sukses untuk mencapai tujuan tersebut. Terutama sinergitas antara pemerintah daerah, dinas pariwisata, asosiasi industri, dan badan usaha yang memegang peranan penting dalam mewujudkannya,” tutur dia.
Aksi Nyata
Ia meminta agar kolaborasi tersebut direalisasikan dalam bentuk aksi nyata sesuai arahan yang telah disampaikan dalam berbagai kesempatan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno yang selalu menegaskan pentingnya inovasi, adaptasi dan kolaborasi dalam pembangunan sektor kepariwisataan.
Sementara itu, Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf Florida Pardosi mengapresiasi dukungan para stake holder akan komitmen para pelaku pariwisata mengoptimalkan pengembangan desa wisata.
“Kami berharap program yang sudah disusun local champion dapat dilaksanakan hingga jangka menengah maupun jangka panjang. Kami juga akan mengingatkan, berkolaborasi, akan mengetuk pintu setiap stake holder. 65 desa yang tersentuh oleh Program Kampanye Sadar Wisata sepanjang tahun 2022 lalu, agar bisa mengenali dan mengidentifikasi kebutuhannya, sehingga pemerintah dapat mengkomunikasikan dengan lintas sektor lainnya,” jelas Florida.
Advertisement
Keterlibatan Masyarakat
Sejalan dengan itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid menyoroti pentingnya pelibatan masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan desa dalam pembangunan sektor pariwisata.
“Identifikasi kebutuhan desa yang melibatkan masyarakat ini bertujuan agar program yang dilakukan itu dapat dijalankan dengan komitmen dan dukungan dari warga,” ucapnya.
Salah satu yang ikut dalam penandatanganan komitmen bersama ini adalah Heru Nugroho, yang merupakan Kepala Desa Wisata Bugisan, Klaten, Jawa Tengah.
“Kita tidak bisa bergerak sendiri-sendiri, BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), Kepala Desa, Pelaku Pariwisata, harus berkolaborasi, kita adalah satu untuk membuat desa wisata kita lebih tertata, maju, dan sukses,” tegas Heru.
Biannual Tourism Forum, merupakan forum lintas sektor dalam pembangunan sektor kepariwisataan yang digelar untuk mendukung Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB), di mana Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 menjadi bagian di dalamnya.