Liputan6.com, Jakarta Beberapa nama yang keluar dari situs Forbes tidak asing bagi kalangan pebisnis dan masyarakat umum, diantaranya Bos Indomaret dan Alfamart, masih masuk dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes untuk tahun 2023.
Hal tersebut didorong oleh kinerja bisnis retail modern dari dua perusahaan itu sepanjang tahun 2022. Lantas siapa yang paling tajir di antara kedua bos retail modern Indomaret dan Alfamart?
Baca Juga
1. Anthoni Salim
Advertisement
Anthoni Salim menduduki posisi kelima orang terkaya di Indonesia, dilansir dari Forbes Minggu (5/2/2023), ia mencatat kekayaan bersih USD 7,5 miliar. Posisi turun dibandingkan tahun 2022, dia berada di posisi ketiga dengan total kekayaan bersih USD 8,5 miliar.
Adapun kekayaannya itu berkat usahanya membangun perusahaan mi instant dan tepung terigu, Anthony Salim pernah dinobatkan sebagai taipan terkaya nomor 3 di Indonesia oleh Majalah Globe Asia.
Selain itu, Anthoni Salim memimpin Salim Group, dengan investasi di bidang makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi.
Salim merupakan pendiri serta CEO Indofood salah satu pembuat mi instan terbesar di dunia. Pendapatan di perusahaan ini mencapai USD 6,4 miliar.
Tidak hanya itu saja, keluarga Salim memiliki saham perusahaan investasi First Pacific yang terdaftar di Hong Kong, yang memiliki kepentingan di Indofood dan perusahaan telekomunikasi PLDT Filipina.
Anthoni adalah anak bungsu dari tiga bersaudara mendiang Liem Sioe Liong, seorang taipan yang selama puluhan tahun sangat dekat dengan Presiden Soeharto. Pada tahun 2022, Salim memimpin sebuah konsorsium yang menginvestasikan USD 1,6 miliar di perusahaan tambang batu bara Indonesia, Bumi Resources.
2. Djoko Susanto
Berbeda dengan bos Alfamart Djoko Susanto, dia terpaut 5 jarak dari deretan orang terkaya di Indonesia, dia berada di posisi ke-10 dengan total kekayaan USD 4,6 miliar. Kekayaannya tersebut meningkat dibandingkan tahun 2022 sebesar USD 4,1 miliar.
Djoko Susanto merupakan pendiri Alfamart yang memiliki lebih dari 19.000 minimarket di seluruh Indonesia dan lebih dari 1.200 toko di Filipina.
Dia adalah anak keenam dari 10 bersaudara. Dia mulai mengelola usahanya dari warung makan sederhana orang tuanya di dalam pasar tradisional di Jakarta pada usia 17 tahun. Kemudian bermitra dengan taipan rokok kretek Putera Sampoerna untuk membuka kios serupa dan kemudian rantai supermarket diskon.
Ketika Putera menjual bisnis rokoknya kepada Philip Morris pada tahun 2005, Susanto membeli bisnis retail tersebut dan mengembangkannya menjadi jaringan Alfamart. Lalu, pada Juni 2022, perusahaan membeli saham senilai USD 30 juta di Bank Aladin Syariah, yang menyediakan layanan keuangan sesuai syariah.
Advertisement
Jadi Orang Terkaya di Indonesia, Ternyata Segini Posisi Low Tuck Kwong di Daftar Miliarder Dunia
Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya di Indonesia setelah kekayaannya melampaui bos Djarum, R Budi Hartono dan Michael Hartono (Hartono bersaudara) dalam daftar miliarder Forbes.
Melansir data Real-Time Billionaires List Forbes pada Selasa (26/12/2022), Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya Indonesia setelah kekayaannya naik 22,74 persen atau USD 5,7 miliar, sekitar Rp. 89,2 triliun.
Kenaikan tersebut membuat harta miliarder batu bara itu kini sebanyak USD 30,9 miliar atau Rp. 483,5 triliun (asumsi kurs Rp. 15.600 per dolar AS).
Tak hanya itu, naiknya kekayaan Low Tuck Kwong kini menjadikannya menduduki posisi ke-42 dalam Real-Time Billionaires List. Sebelumnya, raja batu bara tersebut sempat bertengger di urutan 44 dalam daftar milarder terkaya di dunia itu.
Sementara, R. Budi Hartono dan Michael Hartono ssat ini masing-masing berada di urutan 67 dan 71. Perlu dicatat, jumlah kekayaan dan peringkat miliarder tersebut bisa berubah setiap waktu karena data Real-Time Billionaires List Forbes terus bergerak.
Diketahui bahwa Low Tuck Kwong dikenal sebagai raja batu bara. Miliarder kelahiran Singapura itu merupakan pendiri Bayan Resources, perusahaan tambang di Indonesia.
Dia juga mengendalikan perusahaan di industri energi baru terbarukan di Singapura, Metis Energy yang sebelumnya dikenal Manhattan Resources, dan memiliki kepentingan di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.
Adapun peran lainnya sebagai pendukung utama SEAX Global untuk membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.
Bayan Group, Perusahaan Tambang Milik Low Tuck Kwong
Dikutip dari laman resmi Bayan Resources, Low Tuck Kwong memulai bisnisnya di Indonesia pada tahun 1973 ketika ia mendirikan PT. Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) yakni kontraktor pekerjaan tanah, pekerjaan sipil dan struktur kelautan.
Perusahaan itu dengan cepat menjadi pelopor dalam pekerjaan pondasi tiang pancang yang kompleks, dan kontraktor terkemuka di Indonesia pada tahun 1980-an dan 1990-an.
Pada tahun 1988, JSI memasuki kontrak penambangan batu bara dan merupakan kontraktor tambang terkemuka hingga tahun 1998 ketika Low Tuck Kwong mengakuisisi PT. Gunung Bayan Pratamacoal (GBP) dan PT. Dermaga Perkasapratama (DPP).
Pada saat GBP belum memulai penambangan dan Terminal Batubara Balikpapan (di bawah DPP) memiliki kapasitas pengenal 2,5 juta ton per tahun.
Advertisement