Sukses

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022 Diprediksi Sentuh 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi 2022 diprediksi berada di kisaran 4,8 persen-5 persen.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2022 besok, Senin (6/2/2023). Menanggapi, Ekonom sekaligus Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira, memprediksi pertumbuhan ekonomi 2022 di kisaran 4,8 persen - 5 persen.

"Pertumbuhan ekonomi 2022 ada di rentang 4,8 sampai dengan 5 persen," kata Bhima kepada Liputan6.com, Minggu (5/2/2023).

Menurut dia, meski terdapat faktor pemulihan konsumsi rumah tangga namun hal itu terhambat oleh inflasi dan kenaikan suku bunga pinjaman.

"Inflasi dari pangan dan energi sangat berdampak ke konsumsi 40 persen kelompok pengeluaran menengah," ujarnya.

Sementara dari sisi investasi dan ekspor menjadi motor utama pertumbuhan dipacu oleh naiknya harga komoditas, dan naiknya permintaan di negara mitra dagang utama.

Dia menilai, belanja pemerintah masih lambat terserap dan itu yang jadi masalah mengapa ekonomi di kuartal ke IV belum bisa tumbuh tinggi meski ada seasonal libur natal tahun baru.

Disisi lain hal itu juga dipengaruhi oleh pergerakan industri manufaktur yang belum pulih merata di 2022 jadi ganjalan kenaikan kapasitas produksi, bahkan industri utama seperti tekstil pakaian jadi dan alas kaki tercatat mengalami penurunan order.

"Jadi, industri harus diselamatkan karena kontribusinya yang besar ke total PDB dari sisi lapangan usaha," tegasnya.

Adapun Bhima memberikan saran kepada Pemerintah agar ke depan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih baik, diantaranya yang pertama, menurunkan tingkat inflasi baik pangan maupun energi agar pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa lebih optimal paska transisi pandemi ke endemi

Kedua, memberikan stimulus yang lebih besar kepada UMKM termasuk mempercepat implementasi 40 persen pengadaan barang jasa Pemda dari produk UMKM.

Ketiga, memanfaatkan regional Asean dan Timur Tengah untuk didorong sebagai alternatif tujuan ekspor, selagi menunggu Tiongkok lakukan pembukaan ekonomi secara penuh.

Keempat, "mempercepat realisasi investasi terutama yang terkait dengan program hilirisasi serta investasi disektor padat karya," pungkasnya.

2 dari 3 halaman

Sri Mulyani Tepis IMF yang Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023, Yakin Tumbuh 5 Persen

Lembaga Moneter Internasional atau IMF memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,3 persen pada 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani ikut merespons lebih rendahnya proyeksi IMF perihal pertumbuhan ekonomi nasional.

Bendahara negara ini justru yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di kisaran 5 persen dengan penopang beberapa hal seperti konsumsi domestik.

"Proyeksi untuk 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tetap di dalam kisaran 5% atau bahkan mendekati asumsi APBN 2023 yaitu 5,3 persen meskipun tetap kita juga kenali atau kita lihat," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers KSSK: Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2023, Selasa (1/2/2023).

Dia menyebutkan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sangat kuat di 2023 kelanjutan dari 2022. Meski belum diumumkan secara resmi BPS, dia memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2022 masih di atas 5 persen. Sehingga total pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 berkisar 5,2 sampai 5,3 persen.

Momentum yang baik juga ditopang keputusan Presiden Joko Widodo menghentikan PPKM yang mendorong mobilitas masyarakat kian tinggi.

"Mobilitas masyarakat kita lihat di mana-mana sudah luar biasa ini lebih tinggi lagi dibandingkan Kuartal keempat kemarin yang sudah mengalami peningkatan karena pada akhir tahun ada perayaan Natal dan liburan akhir tahun ini masih berlanjut dan lebih baik lagi dibandingkan tahun 2021," jelas dia.

Sehingga pertumbuhan ekonomi kuartal I 2023 diyakini lebih kuat dibandingkan periode yang sama di 2022 yang kala itu omicorn mulai menyebar. 

 

3 dari 3 halaman

Momen Ramadan dan Lebaran

Momen Ramadan Hari Raya Lebaran dinilai akan menjadi penopang pertumbuhan dan pemulihan ekonomi Indonesia seiring peningkatan konsumsi masyarakat.

Dari isi inflasi tetap terjaga dan ada indikasi tekanan harga menurun sehingga mampu mendorong konsumsi di masyarakat.

Kendati diakui Sri Mulyani koreksi akan terjadi dari sisi ekspor. Namun tetap kondisi pemulihan ekonomi nasional dinilai masih berjalan atau relatif lebih baik dari prediksi IMF.

"Termasuk dari RRT yang dengan pembukaan ekonominya itu dampaknya akan sangat signifikan kepada dunia Jadi berbagai faktor ini menimbulkan suatu proyeksi untuk 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tetap di dalam kisaran 5% atau bahkan mendekati asumsi APBN 2023 yaitu 5,3 persen," dia menandaskan.