Liputan6.com, Jakarta - SPBU swasta BP-AKR telah menurunkan harga BBM pada Senin hari ini, 6 Februari 2023.
Melansir laman resmi BP-AKR, Senin (6/2/2023) harga BBM jenis BP 90 turun menjadi Rp. 13.400 per liter. Sebelumnya, pada 1 Februari 2023 harga BP 90 sempat mengalami kenaikan sekitar Rp 920 menjadi Rp. 13.860 per liter.
Baca Juga
Sedangkan Harga BP 92 juga turun dari Rp. 13.800 per liter menjadi Rp. 13.500 per liter di Jabodetabek. Sementara itu harga BP 92 di Jawa Timur dipatok Rp. 13.950.
Advertisement
"Harga bahan bakar bp dapat berubah sewaktu-waktu berdasarkan fluktuasi harga minyak mentah dunia," demikian keterangan BP-AKR di laman resmi mereka.
Adapun harga BBM BP-AKR jenis BP Ultimate dan BP Diesel yang tidak mengalami perubahan harga, masing-masing dipatok Rp. 14.620 per liter dan Rp. 16.260 per liter.
Berikut adalah daftar harga BBM terbaru di SPBU BP-AKR Jabodetabek :
BP 90: Rp. 13.400
BP 92: Rp. 13.500
BP Ultimate: Rp. 14.620
BP Diesel: Rp. 16.260
Daftar harga BBM terbaru di SPBU BP-AKR Jabodetabek Jawa Timur :
BP 92: Rp. 13.950
BP 95 : Rp. 14.490
BP Diesel: Rp. 16.260
Sri Mulyani: Harga BBM di Indonesia Cuma Naik 30 Persen, di Eropa Sampai 300 Persen
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memastikan bahwa negara terus membantu seluruh warga Indonesia di tengah tekanan penurunan ekonomi global termasuk di tengah krisis energi dunia. Hal ini terlihat dari besarnya subsidi energi sehingga kenaikan harga bahan bakar minyak (Harga BBM) di Indonesia tak terlalu besar.
Sri Mulyani pun bercerita bahwa kenaikan harga BBM subsidi di Indonesia jauh di bawah negara lain. Kenaikan harga BBM subsidi di Indonesia hanya 30 persen. sedangkan negara maju bisa sampai 2 kali lipat kenaikannya.
"Kalau di Eropa ini naiknya bisa 200 persen - 300 persen. Indonesia ini meng-absorb sehingga yang dirasakan rakyat ini kenaikannya hanya 30 persen,” kata Sri Mulyani saat memberikan Kuliah Umum di HUT Media Indonesia Ke-53, Jakarta, Jumat (3/2/2023).
Tak hanya di Eropa, kenaikan harga BBM juga amat dirasakan warga Amerika Serikat. Kenaikan harga BBM mencapai 2 kali lipat, mengikuti perkembangan harga minyak dunia yang kala itu meroket pasca terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina.
"Di Amerika Serikat yang naik tuh harga BBM, naiknya 2 kali lipat untuk rakyat. Makanya rakyat Amerika mengeluh," kata dia.
Sementara itu di Indonesia, masyarakat hanya mengalami kenaikan harga BBM subsidi 30 persen. Hanya saja pemerintah yang ‘nombok’ untuk membayar subsidi dan kompensasi kepada Pertamina.
"Subsidi melonjak dan Bu Nicke (Direktur Utama Pertamina) ini ‘penadahnya’ dari Rp 152 triliun menjadi R p550 triliun," kata bendahara negara itu
"Jadi kalau di Indonesia BBM naiknya 30 persen tapi subsidinya naik 200 persen," sambungnya.
Advertisement
Pemborosan BBM Dampak Macet di Indonesia Capai 2,2 Juta Liter per Hari
Warga Jakarta dan sekitarnya kini dihantui kemacetan. Bahkan banyak orang melihat bahwa jakarta saat ini lebih macet jika dibandingkan dengan sebelum pandemi. Maka tak heran jika 26.240 orang menandatangi petisi untuk meminta diberlakukan kembali Work From Home (WFH).
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menjelaskan, WFH bukan menjadi satu satunya solusi macet di Jakarta. Ia melihat bahwa perbaikan pelayanan transportasi umum akan bisa mengurangi angka kemacetan di Jakarta dan sekitarnya. Dengan menggunakan angkutan umum yang layak dan murah maka para pekerja tidak akan menggunakan kendaraan pribadi lagi.
Djoko pun mendorong Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjalankan skema buy the service terhadap angkutan perkotaan. Artinya, pemerintah pusat membeli layanan dari operator, dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan.
"Skema buy the service tidak menggunakan sistem setoran artinya pengemudi mendapat gaji bulanan, operator hanya berkonsentrasi pada pelayanan, pembayaran sesuai dengan kilometer layanan, dan mempunyai standar pelayanan tertentu," ucap Djoko dikutip Senin (6/2/2023).
Upaya Krusial
Menurut Djoko, skema atau intervensi terhadap keberlangsungan transportasi publik oleh pemerintah merupakan upaya krusial. Sebab, merujuk data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun 2019, pemborosan bensin akibat kemacetan di perkotaan mencapai 2,2 juta liter per hari.
Terjadi kemacetan akibat jumlah kendaraan pribadi lebih tinggi dibanding transportasi umum. Selain boros bensin, dampak lain karena tidak ada intervensi pemerintah terhadap transportasi umum yaitu, kerugian ekonomi mencapai Rp71,4 triliun.
"Kerugian Rp 71,4 triliun per tahun akibat pemborosan bahan bakar dan waktu hilang dan terjadi pemborosan BBM sebesar 2,2 juta liter per hari," ucapnya.
Advertisement