Liputan6.com, Jakarta Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan angka yang cukup baik di 2022 dengan tumbuh 5,31 persen secara kumulatif. Namun, angka ini diprediksi akan menurun di awal 2023 atau kuartal I 2023.
Hal ini diungkat Direktur Eksekutif Institute for Development for Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad. Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional akan melemah, hanya berkisar 4,9 persen.
Baca Juga
Diketahui, di kuartal IV 2022, ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 persen secara tahunan (yoy). Tapi, ada tren pelemahan pertumbuhan, drngan tumbuh 0,36 persen dari kuartal III 2022.
Advertisement
"Kami lihat pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2023 sebesar 4,9 persen. Itupun hal yang cukup realistis dengan melihat situasi yang ada, lebih rendah dibandingkan kuartal ke IV 2022," kata dia dalam Konferensi Pers, Selasa (7/2/2023).
Dia menyebut adanya pelemahan pertumbuhan ekonomi ini karena sejumlah tantangan global yang masih dirasakan di dalam negeri. Utamanya menyangkut komoditas energi dan pangan.
Sebut saja ada minyak goreng yang menunjukkan harga cukup tinggi di pasaran. Kemudian, harga beras medium yang dinilai juga masih berada pada posisi yang mahal.
"Minyak sulit diperoleh, ini tantangan cukup besar. Trennya 3 bulan terakhir masih terasa di awal Januari (2023), pertumbuhan ekspor turun ini jadi sinyal bahwa efek (global di) 2023 dirasakan akan semakin berat," urainya.
Â
Kendalikan Inflasi
Lebih lanjut, menyoal tantangan yang ada saat ini, Tauhid menyebut kalau ini perlu jadi sinyal serius bagi pemerintah untuk melakukan antisipasi. Sejumlah langkah dinilai perlu dilakukan.
Misalnya, pengendalian inflasi yang harus dilakukan secara masif untuk membendung kenaikan harga di tingkat masyarakat.
"Saya kira ini jadi sinyal bahwa Pemerintah harus memperbaiki beberapa hal termasuk mengurangi inflasi yang menggerus daya beli, menjaga konsumsi, memperbaiki stimulus pemerintah agar lebih baik lagi," kata dia.
"Beberapa sektor tekanannya luar biasa, terjadi di beberpaa industri sektor yang mulai terasa di tahun 2023," pungkas Tauhid.
Â
Advertisement
Ekonomi Tumbuh 5,31 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,31 persen sepanjang tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan tingkat ekonomi nasional kembali ke tingkat sebelum pandemi.
Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan, ada tren yang semakin membaik dalam beberapa waktu terakhir. Meski secara kuartalan ada tren pertumbuhan ekonomi yang melambat.
"Secara kumulatif perekonomian Indonesia tahun 2022 tumbuh 5,31 persen bila dibandingkan tahun 2021. Kinerja ekonomi tahun 2022 menguat dibandingkan tahun 2021, pertumbuhan ekonomi tahun 2022 kembali mencapai level 5 persen seperti sebelum pandemi," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023).
informasi, pada kuartal IV 2022 ekonomi Indonesia tumbuh 0,36 persen dari kuartal III 2022. Secara tahunan, ekonomi tumbuh sebesar 5,01 persen. Angka ini juga yang tercatat sebagai pertumbuhan seperti sebelum pandemi.
Â
Tumbuh Solid
Mengacu pada data BPS, pertumbuhan ekonomi pada 2019 lalu tercatat sebesar 5,02 persen. Kemudian, anjlok akibat pandemi ke -2,07 persen di 2022, lalu meningkat lagi ke tubuh 3,70 persen di 2021. Akhirnya mencatatkan pertumbuhan yang makin baik di 2022 sebesar 5,31 persen.
Melihat pertumbuhan per kuartal, secara tahunan terus menunjukkan pertumbuhan yang solid diatas 5 persen. Sebut saja ada kuarta I 2022 ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen.
Selanjutnya, di kuartal II 2022 tumbuh 5,46 persen secara tahunan. Lalu di kuartal III 2022 tumbuh 5,73 persen, serta tumbuh 5,01 persen di kuartal IV 2022.
"Hal ini memperlihatkan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh solid di 2022," ungkap Margo.
Â
Advertisement