Liputan6.com, Jakarta Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,31 persen di tahun 2022. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut tingginya pertumbuhan tersebut didominasi oleh konsumsi rumah tangga yang meningkat tajam hingga 2 persen (yoy) di tahun 2021 menjadi 4,9 persen di tahun 2022.
“Konsumsi masyarakat sebagai kontributor terbesar PDB (Produk Domestik Bruto) tumbuh kuat,” kata Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Baca Juga
Sementara itu, tingkat inflasi tahun 2022 dinilai relatif terkendali sehingga menjadi salah satu faktor penting bagi laju ekspansi konsumsi di sepanjang 2022, termasuk di triwulan IV 2022. Terjaganya daya beli masyarakat juga ditandai oleh perbaikan tingkat kemiskinan nasional yang kembali turun dari 9,7 persen pada September 2021 menjadi 9,6 persen di September 2022.
Advertisement
Sri Mulyani mengatakan kinerja ekspor yang kuat juga menopang laju pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan IV-2022, ekspor secara riil tumbuh sebesar 14,9 persen (yoy) dan secara tahunan tumbuh 16,3 persen (yoy).
Upaya hilirisasi sumber daya alam, terutama mineral, menjadi salah satu sumber utama pendorong kinerja ekspor di tahun 2022. Kinerja positif ekspor memberikan hasil yang baik bagi neraca perdagangan Indonesia secara nominal yang mencatatkan total surplus sepanjang tahun 2022 dan menjadi tertinggi sepanjang sejarah.
“Neraca perdagangan Indonesia secara nominal yang mencatatkan total surplus sepanjang tahun 2022 sebesar USD54,5 miliar, tertinggi dalam sejarah,” kata dia.
Investasi Meningkat
Laju investasi secara bertahap juga menguat di tahun 2022. Penanaman Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) tumbuh 3,3 persen pada triwulan IV 2022 atau 3,9 persen (yoy) , lebih tinggi dari capaian tahun 2021 sebesar 3,8 persen.
Minat investor untuk melanjutkan hilirisasi lanjutan ke produk-produk turunan telah mendorong investasi ke arah yang lebih produktif. Hal ini ditunjukkan dengan investasi mesin dan kendaraan yang masing-masing tumbuh 22,4 persen dan 10,3 persen (yoy).
Sementara, kontributor investasi terbesar yaitu bangunan tumbuh relatif moderat di tengah tingginya harga bahan bangunan dan masih lesunya penjualan properti, khususnya untuk ruang kantor dan hunian kelas atas.
Advertisement
Konsumsi Pemerintah
Di sisi lain, pengeluaran konsumsi Pemerintah terkontraksi sebesar 4,5 persen di tahun 2022. Hal ini sejalan dengan turunnya belanja penanganan pandemi.
“Belanja negara tahun 2022 dialihkan kepada tantangan-tantangan terkini, termasuk dalam meredam gejolak dinamika perekonomian dunia,” kata dia.
Kebutuhan belanja terkait dengan pemberian bantuan sosial kepada kelompok masyarakat berpendapatan rendah dinaikkan. Belanja subsidi dan kompensasi di tahun 2022 tercatat sebesar Rp 551 triliun atau naik 192,7 persen dibandingkan tahun lalu.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com