Sukses

Tutup 12 Gerai di 2022, Transmart Bakal Senasib dengan Giant?

Nasib Transmart yang kini banyak menutup gerainya tidak akan sama seperti Giant yang gulung tikar pada akhir Juli 2021.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Nicholas Roy Mandey menilai, nasib Transmart yang kini banyak menutup gerainya tidak akan sama seperti Giant yang gulung tikar pada akhir Juli 2021.

Seperti diketahui, seluruh 395 gerai Giant sudah setop beroperasi sejak 1 Agustus 2021. Alasannya, pola belanja konsumen sudah beralih dari format hypermarket selama musim pandemi Covid-19.

Sebaliknya, Roy melihat Transmart milik konglomerat Chairul Tanjung tengah melakukan transformasi bisnis agar bisa beradaptasi dengan perubahan zaman saat ini.

"Jadi harus dibedakan antara Transmart dan Giant. Kalau giant, makin surut-surut karena mereka mau tutup. Kalau transmart enggak. Informasi yang sampai ke kita itu enggak ada yang namanya Transmart tutup," ujar Roy di Hypermart Puri Indah, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

"Yang ada mereka mau redesign lagi bisnis modelnya, service levelnya, kemudian ketersediaan barangnya atau kalau dalam istilah ritel, mix tenant akan diatur," jelas dia.

Menurut dia, pengusaha ritel modern memang tidak akan lepas dari perubahan zaman, semisal penciptaan kawasan ekonomi baru dan pengembangan tata kota yang tengah dimasifkan pemerintah.

Oleh karenanya, Roy menyebut sebuah gerai ritel modern seperti Transmart harus mau pindah lokasi mencari titik baru yang lebih strategis, dan menutup toko lamanya yang sepi pengunjung.

"Juga ya itu, atmosfir tokonya, inlook dan outlook-nya. Perubahan itu biasa kalau di ritel. Tapi (penutupan gerai) itu buka berarti menandakan kolaps, karena termasuk merelokasi sebab daerahnya sudah tidak up to date," jelasnya.

"Jadi tutup bukan karena bangkrut, tapi sewanya habis, relokasi, daerah tidak berpotensi, dan ada perubahan bisnis," tegas Roy Mandey.

 

2 dari 3 halaman

Alasan Transmart Tutup 12 Gerai Sepanjang 2022

Perusahaan ritel PT Trans Retail Indonesia atau disebut Transmart telah menutup 12 gerai sepanjang 2022. Penutupan gerai tersebut lantaran pandemi COVID-19 dan pola konsumsi belanja masyarakat yang berubah.

Vice President Corporate Communication Transmart Satria Hamid menuturkan,  penutupan 12 gerai sepanjang 2022 itu sebagian besar di Jakarta dan Batam.

Sejumlah gerai Transmart yang tutup permanen antara lain Transmart di Mangga Dua Square Jakarta Utara, Transmart ITC Kuningan Jakarta Selatan, Transmart ITC Permata Hijau Jakarta Selatan, Transmart  Mal Ambassador, Jakarta Selatan,  Transmart ITC Cempaka Mas Jakarta Pusat, dan Transmart Kepri Mall, Batam. Adapun saat ini jumlah gerai Transmart mencapai 95 gerai.

"Kita tutup toko tersebut tidak up todate atau toko lama eks Carrefour. Carrefour transformasi ke Transmart. (Toko-red) yang sudah tidak bisa bersaing, cenderung old. Efisiensi sendiri, dan penutupan karena ingin lari kencang untuk bisa sembuh dan sehat,” ujar Satria saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (8/2/2023).

Pandemi COVID-19 yang terjadi juga berimbas terhadap perseroan, ditambah pola konsumsi belanja masyarakat berubah melalui online. "Pandemi konsumen hilir mudik dibatasi. Belanja melalui rumah, tidak boleh bepergian kemana-kemana. Pola konsumsi berubah,” ujar dia.

Untuk nasib karyawan dari gerai yang ditutup, Satria menuturkan, ada yang dirumahkan dan ada disalurkan di toko lain milik perseroan dengan melihat kebutuhan. “Ada yang menolak disalurkan tetapi itu pilihan karyawan,” ujar dia.

3 dari 3 halaman

Momen Ramadan dan Lebaran Bakal Dongkrak Penjualan

Meski demikian, perseroan tetap optimistis dengan kinerja gerai ke depan. Penutupan gerai menjadi bahan evaluasi perseroan,sehingga perseroan dapat berlari kencang.

"Kami baik-baik saja, kalau soal harga lebih mahal, produk di kita juga lebih murah, ada 2.000 produk grocery jamin dengan harga temurah, apalagi kalau memakai Allo Bank diskon 10 persen,demikian juga memakai kartu Bank Mega, Bank Mega Syariah,” tutur dia.

Apalagi sebentar lagi menyambut momen Ramadan dan Lebaran. Satria menuturkan, pihaknya telah menyiapkan produk musiman terkait momen Ramadan dan Lebaran sejak Oktober 2022.

"Kami optimistis Ramadan dan Lebaran. Proyeksi penjualan Ramadhan naik tiga kali lipat karena makro PPKM dicabut, efisiensi toko, ketersediaan barang dan stok memenuhi, serta harga lebih murah,”tutur Satria.

Untuk pembukaan gerai baru pada 2023, Transmart akan melihat kemungkinan ada ekspansi kembali untuk buka gerai baru. “Efisiensi, inovasi, pemanfaatan kanal digital untuk lari kencang,” kata dia.

Satria mengatakan, pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) juga menjadi sentimen positif. Pihaknya menyambut baik pencabutan PPKM karena akan meningkatkan jumlah kunjungan konsumen ke toko. “Kami sambut baik cabut PPKM dengan pencabutan menjadi awal titik bangkit. Kami ingin manfaatkan. Ada PPKM boleh buka, tapi orang takut (keluar-red),” ujar dia.