Sukses

Terus Berbenah dan Inovatif, Siapa E-Commerce No. 1 Pilihan Favorit Penjual Online?

E-commerce tidak hanya menjadi tempat belanja online bagi pembeli, namun menjelma menjadi wadah strategis untuk mendukung para seller atau penjual.

Liputan6.com, Jakarta Situasi ekonomi dunia yang masih tak menentu dalam beberapa tahun terakhir turut memunculkan berbagai tantangan dan pengaruh yang signifikan pada beberapa sektor industri, salah satunya e-commerce. Para pemain e-commerce merespon itu dengan mengerahkan berbagai usaha demi menaklukan tantangan global dengan mengatur ulang strategi bisnis merek.

Sekarang ini, e-commerce tidak hanya menjadi tempat belanja online bagi pembeli, namun menjelma menjadi wadah strategis untuk mendukung para seller atau penjual. Lantas, di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu ini, siapa e-commerce no.1 yang paling unggul dan menjadi pilihan favorit penjual? Sebelum mendapatkan jawaban itu, mari menyimak beberapa ulasan dan hasil riset berikut ini.

Seperti diketahui, dalam dua tahun terakhir transformasi digital bergerak dengan cepat. Semakin banyak masyarakat yang berpindah ke online, yang juga bersamaan dengan pertumbuhan layanan digital yang terintegrasi. Tidak terkecuali pada ranah usaha, semakin banyak penjual yang mengoptimalkan ranah digital seperti platform e-commerce sebagai salah satu strategi utama dalam berjualan. Pasalnya, platform e-commerce menawarkan banyak keunggulan. Misalnya, e-commerce memberikan, fleksibilitas atau kemudahan untuk mengakses kapan saja dan dimana saja, jangkauan yang luas dan berbagai aspek lainnya mulai dari hulu ke hilir.

Peran Marketplace Bagi UMKM

Kemudahan e-commerce bukan tanpa dasar. Riset Katadata Insights Center bertajuk ‘MSME Study Report: Peran Marketplace bagi UMKM’ mengungkapkan bahwa sebanyak 77% pelaku usaha menyatakan marketplace membantu memasarkan produk sehingga mereka bisa bertahan dan berjualan di masa pandemi, 72% menyatakan terdapat banyak program promo, 69% menilai marketplace aman untuk bertransaksi dan 66% mengaku mudah untuk digunakan. Pada riset yang sama, sebanyak 82% pelaku usaha memilih Shopee sebagai marketplace untuk berjualan online, jauh melampaui pemain-pemain e-commerce lainnya, seperti Tokopedia (64%), Bukalapak (28%), Lazada (22%), Blibli (15%) dan lainnya (9%).

Mengetahui keunggulan dan manfaat langsung yang dirasakan oleh penjual, para e-commerce pun berusaha terus berinovasi dan menggali potensi terhadap aspek-aspek yang dapat mendukung penjual dalam meningkatkan penjualan. Adapun indikator konsiderasi penjual meliputi beberapa hal, dimana pada survei yang sama, ditegaskan bahwa sebagian besar penjual UMKM mulai berjualan di marketplace karena menilai platform online praktis dan bisa menjalankan usaha dimana saja(70%), dan menawarkan banyak promo serta gratis ongkir yang dapat menarik konsumen (69%).

Selain faktor yang disebutkan pada riset di atas, ada juga hal lain yang menjadi indikator konsiderasi penjual. Bukan hanya membahas mengenai medium perpanjangan tangan terhadap konsumen ataupun kampanye yang dihadirkan setiap bulannya, akan tetapi juga meliputi bantuan dari hulu ke hilir. Selaras dengan riset Ipsos yang dilakukan pada awal tahun 2022 bertajuk: Persaingan E-Commerce di tengah Kemeriahan Akhir Tahun. 44% responden menilai Shopee sebagai e-commerce yang memiliki peran terbesar dalam penyediaan edukasi, penyaluran dana, dan logistik, diikuti oleh Tokopedia (35%) dan Lazada (10%).

Tak berhenti di situ, untuk mencapai kemajuan yang besar dari segi bisnis, tidak sedikit pelaku usaha yang sudah memperluas jangkauannya ke pasar internasional. Hal ini terlihat dimana mayoritas pengguna e-commerce (55%) menilai Shopee sebagai platform yang memiliki andil besar dalam membantu UMKM untuk memasarkan produknya secara online dari lokal hingga ke ranah global, jauh melampaui pelaku e-commerce lainnya.

2 dari 2 halaman

Faktor Pertimbangan Penjual dalam Memilih Platform

Bagi pelaku usaha lokal yang sedang merintis bisnis, perputaran modal yang cepat diperlukan untuk kelancaran operasional dan produksi. Hal ini dialami oleh salah satu penjual online, Ahmad Supriadi. Ahmad (22) yang merupakan mantan kernet angkot di Bandung, berhasil membangun bisnis online-nya dengan berjualan kaos dan sweater pria bernama ‘Flower City’. Pria ini banting setir berjualan online setelah mendapatkan pinjaman modal sebesar 400 ribu rupiah dari sahabatnya.

Bagi pengusaha muda seperti Ahmad, perputaran modal merupakan hal paling utama agar dapat terus menjalankan bisnis, mulai dari membayar karyawan, membeli bahan, hingga membiayai kebutuhan operasional. Perputaran modal dan pencairan dana penjualan yang cepat, menjadi salah satu alasan Ahmad terus membesarkan dan memusatkan penjualan toko online-nya.

“Saya pilih jualan di Shopee karena emang jangkauannya paling luas di Indonesia dan cairin uang jualannya cepat, rata-rata hanya sehari dan kalau pilih jasa instan bahkan bisa cair dalam waktu hitungan jam aja kalau customer langsung konfirmasi pesanan diterima. Jadi modal juga muternya cepet, enak  jualannya,” pungkasnya.

Bisnis kaos polos Ahmad yang terus menanjak sempat menurun karena pandemi Covid-19. “Waktu awal pandemi, semua serba susah, orderan semakin berkurang dan uang saya untuk modal juga udah menipis. Dari situ saya sadar, harus mencari cara lain,” kata Ahmad.

“Saat memutuskan mulai jualan online, saya coba pakai semua e-commerce. Tapi, kebanyakan pembeli saya belanjanya di Shopee. Akhirnya saya pilih untuk fokus jualan di Shopee karena memang bagi saya sudah paling enak dan nyaman di situ, terutama aksesnya gampang lewat handphone. Sejak bergabung bersama Shopee, jumlah pesanan saya bisa mencapai lebih dari 2.000 pesanan di hari-hari kampanye besar, dengan jumlah order harian yang stabil,” jelasnya.

Fitur Unggulan Shopee Menurut Para Seller

Di samping kemudahan yang diberikan dan perluasan jangkauan pasar, berbagai fitur inovatif yang ditawarkan juga dapat meningkatkan traffic dan konversi untuk perkembangan suatu bisnis. Kehadiran fitur inovatif saat ini menjadi salah satu aspek persaingan di antara pemain e-commerce untuk meningkatkan daya tarik  pengguna, salah satunya penjual.

Melalui fitur interaktif seperti Live Shopping hingga Short Video dapat memberikan kesempatan bagi penjual untuk memiliki interaksi proaktif dengan calon pembeli, semakin memperluas jangkauan produk, meningkatkan kepercayaan konsumen hingga meningkatkan daya tarik melalui konten kreatif dan inspiratif. Keunggulan tidak hanya dirasakan oleh penjual akan tetapi mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat.

Fitur interaktif yang menjadi salah satu cara baru untuk berbelanja online telah membawa perubahan khususnya dalam kecenderungan perilaku belanja konsumen. Berdasarkan riset Ninjavan pada tahun 2022 di Asia Tenggara yang berjudul “Live Selling in Southeast Asia”, Shopee (27%) menjadi platform e-commerce yang merajai Live Streaming, unggul dari Facebook (25,5%), lalu TikTok (22,5%) mengikuti di belakangnya.

Data lainnya dari Snapcart pada Desember 2022 menunjukkan sebanyak 37% responden  mengaku menyukai Shopee Live, diikuti dengan Tiktok (30%), Shopee Video (23%), Tokopedia Play (7%), dan (1%) untuk BukaLive, LazLive dan LazadaFeed. Melihat paparan di atas, Shopee  merajai fitur interaktif yang menawarkan peluang baru bagi para penjual.

Platform E-Commerce No.1 Pilihan Penjual

Dengan mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi konsiderasi penjual saat memilih platform e-commerce untuk berjualan serta pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan kalau Shopee masih menjadi platform e-commerce nomor 1 pilihan penjual untuk berjualan online. Hal ini khususnya dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan tidak hanya sebagai medium penghubung, tetapi juga program pendamping serta inovasi dalam mempersiapkan penjual dari memulai, berkembang hingga membangun bisnis yang berkesinambungan.

Dari paparan di atas, tidak heran Shopee menjadi e-commerce no.1 pilihan penjual. Hal itu semakin kuat dengan hasil riset yang dikeluarkan Ipsos pada awal 2022 terkait Persaingan E-Commerce di Tengah Kemeriahan Akhir Tahun. Pada riset tersebut, terungkap Shopee masih unggul menduduki peringkat pertama pada dua indikator yaitu; Indikator pangsa pasar jumlah transaksi (share of order), dimana Shopee juga berhasil mencatatkan pangsa pasar jumlah transaksi tertinggi dalam tiga bulan transaksi, yakni 41%, diikuti dengan Tokopedia (34%) dan Lazada (16%).

Selain itu, pada Indikator pangsa pasar nilai transaksi, Shopee menduduki peringkat pertama dalam mencatatkan pangsa pasar nilai transaksi terbesar, yaitu 40%, jauh unggul dibandingkan dengan pemain e-commerce lain yaitu Tokopedia (30%) dan Lazada (16%).

Tapi persaingan belum berhenti di sini, mengingat tahun 2023 baru memasuki bulan kedua. Adu daya tarik dan strategi masih sangat menarik untuk diperhatikan. Di tengah situasi ini, para pemain e-commerce harus semakin bersemangat dan menggali berbagai potensi yang bisa ditawarkan terhadap penjual guna menciptakan ekosistem yang lebih matang.

 

(*)