Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan terminal yang kotor dan banyak preman dapat menyebabkan masyarakat enggan menggunakan transportasi massal bus.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan Terminal Amplas Kota Medan dan Terminal Tanjung Pinggir Kota Pematang Siantar, dikutip dari Antara, Kamis (9/2/2023).
Baca Juga
“Fasilitas yang namanya terminal bus, (harus) yang baik, yang bersih, yang nyaman, tidak seperti terminal-terminal yang lalu-lalu, kotor, banyak preman-nya. Siapa yang mau naik bus, kalau hal tadi masih terjadi," kata Presiden Jokowi.
Advertisement
Jokowi mendorong masyarakat menggunakan transportasi massal. Dia mengatakan moda transportasi massal harus mulai dikembangkan kota-kota besar di luar Jakarta sebagai solusi atasi kemacetan jalan raya.
Dia berharap pembangunan Terminal Amplas Kota Medan dan Terminal Tanjung Pinggir Kota Pematang Siantar, dapat mengembangkan budaya menggunakan transportasi bus oleh masyarakat.
"Dan saya harapkan setelah dibuka betul-betul memberikan layanan terbaik kepada masyarakat," tutur Jokowi kemudian meresmikan dua terminal di Sumatera Utara itu.
Revitalisasi Terminal Amplas Sumut Telan Biaya Rp 45 Miliar
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memulai program revitalisasi Terminal Tipe A Amplas Medan dan program Pembelian Layanan Angkutan Perkotaan (Buy The Service) di Provinsi Sumatera Utara.
Dimulainya kedua program tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama (ground breaking) Revitalisasi Terminal Tipe A Amplas dan peluncuran Buy The Service oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, di Medan, Minggu (8/11/2020).
“Sumatera Utara khususnya Medan memiliki potensi luar biasa. Pembangunan tidak boleh berhenti dan pelayanan harus tetap maksimal. Namun protokol kesehatan tetap menjadi panglima,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Revitalisasi Terminal Amplas menelan dana sebesar Rp 45 miliar dengan skema Multi Years Contract (Kontrak Tahun Jamak). Tujuannya untuk membuat kota Medan mempunyai angkutan massal yang masif, bagus dan signifikan, sehingga bisa dibandingkan dengan Jakarta.
“Harapannya akhir 2021, lompatan angkutan massal ini meningkat dengan baik di Medan dan sekitarnya,” ujarnya.
Revitalisasi Terminal Penumpang Tipe A Amplas Kota Medan dilaksanakan dalam 3 tahap mulai tahun 2020 s/d 2022 dengan konsep mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 132 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan.
Rencana Revitalisasi Terminal Amplas menitik beratkan pada konsep “Mix Use” yaitu berupa pengembangan Terminal yang terintegrasi dengan pusat perekonomian seperti : Mall, Hotel, dan sebagainya, serta sistem pembelian tiket secara elektronik.
“Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan pelayanan di Terminal melalui pola kepengusahaan guna mendukung perwujudan Pemulihan Ekonomi Nasional,” ujarnya.
Menhub juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Komisi V DPR RI, stakeholder terkait, khususnya Pemerintah Kota Medan yang telah menyerahkan pengelolaan Terminal Penumpang Tipe A Amplas seluas 2,1 hektar dan Terminal Pinang Baris kepada Kemenhub sebagaimana amanat Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Advertisement
Terminal Pinang Baris
Terminal Pinang Baris Medan yang juga butuh perhatian. Menurut Budi Karya, jika Terminal Pinang Baris Medan memiliki peran vital, Dirjen Perhubungan Darat harus memberikan perhatian khusus.
"Saya minta pada Dirjen Perhubungan Darat untuk segera dibantu dalam dua tahun ke depan," ungkapnya.
Budi berpesan kepada stakeholder agar tetap menjaga protokol kesehatan, dan berterimakasih kepada seluruh stakholder atas dukungan dalam memajukan pembangunan di Indonesia, khususnya Medan.
"Kita berharap pembangunan Terminal Amplas Medan selesai lebih awal dari target," harap orang nomor satu di Kemenhub itu.