Sukses

Pesan Gus Miftah ke PNS Selain AKHLAK: Jadi Imam dan Problem Solver Bukan Problem Maker

Berbeda dari para abdi negara yang memandang BerAKHLAK sebagai core values PNS, Ulama kondang Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah mengingatkan kembali makna akhlak secara harfiah, yakni sebagai perilaku.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) terus menekankan penerapan nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) bagi setiap aparatur sipil negara (ASN) atau PNS.

Berbeda dari para abdi negara yang memandang BerAKHLAK sebagai core values PNS, Ulama kondang Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah mengingatkan kembali makna akhlak secara harfiah, yakni sebagai perilaku.

Menurut dia, akhlak tersebut harus menjadi landasan bagi para ASN untuk bisa menjalankan tugas dan fungsinya dalam melayani publik.

"Jadilah PNS orang yang dinamis, jangan statis. Jadilah pemain bukan hanya penonton. Jadilah imam bukan hanya makmum. Jadilah problem solver, bukan problem maker," tutur Gus Miftah dalam rilis resmi yang dikeluarkan Kementerian PANRB, Jumat (10/2/2023).

Pria yang identik dengan kacamata hitam ini menilai, Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadi profesi yang harus mengedepankan pelayanan yang prima dan berdampak kepada masyarakat. Oleh karenanya, ASN juga harus berhati-hati dalam setiap tindakan, ucapan, dan perbuatannya.

Salah satu yang menjadi sorotannya adalah bagaimana ASN harus dapat menaati pemimpin. "Taatlah kamu kepada Allah, Rasulullah, dan pemimpinmu. Taat kepada Allah dan Rasulullah itu tanpa syarat, mutlak, dan harus. Tapi taat kepada pemimpin itu ada syaratnya, yakni pemimpin tersebut harus benar," tegas Gus Miftah.

 

2 dari 2 halaman

Budaya Kerja

Senada, MenpanRB Abdullah Azwar Anas menegaskan, membangun budaya kerja PNS merupakan usaha berkelanjutan yang harus terus dilakukan agar menjadi akar yang tertanam kuat dalam diri setiap ASN. Hal tersebut tak terkecuali bagi para pejabat dan pegawai di masing-masing instansi.

"Berbagai model teori untuk membangkitkan kinerja ini sudah sering kita hadirkan. Tapi bagaimana menggerakkan hati supaya kita punya simpati sampai empati, punya ukuran-ukuran dalam menjalankan nilai-nilai dasar, core values ASN ini menjadi penting. Kita perlu hati dan kepedulian untuk memetakan pekerjaan ini dan mencapai target arahan dari Presiden," ujar Anas.

Anas menilai diperlukan cara-cara baru untuk memperkuat kolaborasi antara pimpinan dan pegawai dalam membangun budaya kerja yang kondusif.

Oleh karena itu ia mendorong para pejabat Kementerian PANRB agar aktif membangun komunikasi yang positif dengan pegawai agar terjalin kerja sama yang inovatif, responsif, serta selaras dengan perkembangan zaman dan kebutuhan stakeholder yang semakin meningkat.

"Kolaborasi bukan hanya indah untuk dinarasikan, tapi juga bagaimana pelaksanaannya di dunia nyata. Juga perlu hati yang luas sehingga inovasi akan tumbuh. Termasuk bagaimana kita memulainya dari diri kita sendiri, dari kantor ini sehingga kita bisa lebih lincah," imbuh mantan Kepala LKPP tersebut.